Pages

Wednesday, April 30, 2008

HIBRIDISASI POTENSI CIVITAS AKADEMIKA DALAM MEMBENTUK DINAMISASI DAKWAH KAMPUS*)


“Bersama Dalam Dakwah, Bersatu Dalam Ukhuwah, Berproses Dalam HMI”

*)tema kepengurusan HMI KOMPERTA UNSOED periode 2008-2009 (mohon saran dan masukannya)


Dilekatkannya predikat khalifah fil ardhi kepada manusia merupakan suatu anugerah serta kepercayaan sang Maha Kuasa kepada kita-manusia- yang harus mampu dibaca dan maknai. Predikat itu berkonsekuensi pada kesadaran akan entitas manusia yang tidak sebatas pada individu namun juga pada entitas sosialnya. Bahwa apa yang ada di sekitar kita adalah tanggungjawab tiap manusia untuk mengolah, mendayaguna, serta mengembangkan hingga tetap memiliki eksistensi. Istilah khalifah secara etimologis berarti wakil dan dalam pengertan risalah Islam berarti wakil Allah dimuka bumi, yang berkewajiban memakmurkan bumi sesua kehendak dan ajaran-Nya. Pada konteks masyarakat, kepemimpinan (khalifah atau imammah) merupakan sebuah kepercayaan satu individu atau lebih kepada individu lainnya.

Hidup adalah sebuah perjuangan. Perjuangan seorang muslim merupakan sebuah proses peningkatan kualitas akan iman yang membentuk jati diri muslim seutuhnya. Perjuangan merupakan sebuah pilihan sadar yang memiliki dua syarat yaitu “berkehendak dan bertindak”. Perjuangan bersama HMI sepatutnya sebuah pilihan sadar yang berkonsekuensi adanya tindakan. Sebagai kesadaran, tindakan perjuangan dapat terejawantahkan dalam jalan dakwah. Maka sebagai khalifah, dakwah adalah sebuah kenscayaan.

Saat ini gerakan dakwah telah memasuki era dimana globalisasi mulai merasuk dan arus nilai yang berkembang dalam kondisi dimnamisasi yang teramat luar biasa. Maka perubahan gerakan merupakan keniscayaan dalam dakwah jika tidak ingin tergilas oleh arus nilai lain. Dakwah bukan sebuah hegemoni oleh satu dua gelintir orang. Maka proses dakwah juga harus mengalami dinamisasi. Dinamisasi yang dimaksud adalah yang masih berpegang pada nilai-nilai keIslaman. Pemunculan warna lain dakwah harus dimunculkan sebagai salah satu kerja kreatif dari para penggerak dakwah dalam rangka eksistensi dakwah itu sendiri.

Awalnya HMI didirikan sebagai wadah mahasiswa muslim sebagai lembaga dakwah kampus. HMI yang kini telah berdiri hamper seumu dengan negeri ini telah mengalami pasang surut. Keberadaan HMI dalam beberapa era dengan strategi dakwahnya mampu mendongkrak bargaining position kaum intelektual muda (baca : mahasiswa) dalam berperan di negeri ini. Dalam kancah dakwah, –seperti dikutip dari Suharsono –HMI sudah sepatutnya dapat mengapresiasikan idealisme insan HM, ulil albab, tidak hanya sebatas pengertian formalnya sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar, tetapi juga secara intelektual dan iman, serta dimensi sosiologis yang merupakan manifestasinya. Dengan kata lain, HMI dinanti peranannya dalam dinamisasi kancah dakwah, dimana dakwah tidak menjadi hegemoni suatu gerakan. Dakwah merupakan konsep pendidikan dimana hakikat pendidikan adalah sebuah pembebasan dan bukan sebuah pengkultusan Islam dalam sebatas simbol-simbol belaka.

Meniliki sejenak historika HMI komisariat pertanian UNSOED, dimana telah menjadi embrio dakwah di kampus perjuangan Universitas Jenderal Soedirman. Dalam perkembangannya, KOMPERTA mendapat indikasi kekhawatiran menjadi sebuah generasi hybrid dimana mereka kini tak mampu beranakpinak kembali melestarikan generasi. Fenomena generasi hybid komperta UNSOD merupakan satu hal yang perlu segera diselamatkan. Dalam perkembangannya kini, komperta UNSOED berusaha tertatih merangkul komponen mahasiswa di lingkungan kampus belakang.

HMI KOMPERTA mencakup lima (5) fakultas yakni : F.Pertanian, F.Peternakan, F.SainsTek, FKIK, dan F.Biologi. Selain berdasarkan lokasi geografis fakultas, KOMPERTA juga mencakup lokasi domisili kader. Jadi tidak menutup kemungkinan ada fakultas lain yang berdomisili sekitar kampus belakang yang merupakan member dari KOMPERTA. Kemajemukan yang dimiliki KOMPERTA merupakan kekayaan akan kader yang memiliki berbagai macam karakter. Hal ini memerlukan sebuah garis kerja khusus untuk dapat mengakomodir seluruh kekayaan karakter yang dimiliki. Kepengurusan yang ada harus dapat menjadi empowering smber daya yang ada. Dalam hal ini, upaya hybridisasi atau persilangan beberapa varietas yang berbeda merupakan tindak yang menjadi garis kepengurusan KOMPERTA periode 2008-2009. Dari hybridisasi itu diharapkan kita menghasilkan varietas yang dapat terpetakan karakternya sehingga pola pembinaan dapat dilakukan dengan optimal.

Karater HMI dengan kekayaan wacana-nya diharapkan dapat meningkatkan kualitas dakwah di ranah kampus. Fenomena yang ada bahwa dakwah terasa monoton. Padahal dakwah merupakan sebuah public relation dari kebenaran (baca : Islam). Aktivitas dakwah dalam kampus terpusat pada hal-hal yang bersifat simbolisasi saja dari Islam. Urgensi atau hal-hal yang merupakan wacana substansial jarang dilakukan. Padahal di tingkatan universitas, dan memiliki audience kaum intelektual, seharusnya dakwah juga dapat menjadi pengasah intelektualitas.

Dengan upaya ini diharapkan kehadiran HMI dapat menjadi sapuan warna yang akan menambah semarak perjalanan dakwah kampus. Keanekaragaman merupakan sebuah rahmat Allah maka dalam dakwah pun akan menjadi indah apabila keanekaragaman itu dapat tertuang menjadi sapuan warna-warni. HMI sendiri juga dapat dkatakan sebagai organisasi yang terbentuk dari berbagai elemen “keIslaman” para calon kadernya. HMI membuka lebar pintu kepada semua mahasiswa Islam dari berbagai latarbelakang. HMI kemudian muncul sebagai sebuah akulturasi budaya Islam yang ada di Indonesia. Kemampuan mengakomodir berbagai kemajemukan dengan sikap toleransi dan semangat untuk belajar bersama inilah yang juga akan diterapkan di KOMPERTA untuk mampu merangkul berbagai elemen. Sekali lagi, dakwah milik kita semua, setiap umat memilki tanggungjawab dan peluang yang sama, tinggal bagaimana kita mampu membaca kesempatan tersebut. Dengan kata lain, mari kita saling membuka kesempatan berdakwah bagi setiap orang di sekitar kita. Dengan bersama dalam dakwah, dan tetap bersatu dalam sebuah persaudaraan Islam, serta belajar dan berproses bersama dalam wadah HMI. Yakin Usaha Sampai!!!

by : nta

Title: HIBRIDISASI POTENSI CIVITAS AKADEMIKA DALAM MEMBENTUK DINAMISASI DAKWAH KAMPUS*); Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: