Pages

Tuesday, May 31, 2011

Melirik Slawi di Era Digitalisasi

Masih cukup hangat di telinga kita, fragmen yang (dianggap) memalukan saat kunjungan anggota dewan ke negeri Kanguru, Australia tempo hari. Masalah yang mungkin terlihat sepele, yaitu urusan alamat email (electronic mail) atau surel (surat elektronik). Sebagai sebuah lembaga publik, sudah semestinya memiliki ruang-ruang untuk berkomunikasi dan menerima aspirasi masyarakat. Email resmi sebuah lembaga tentunya hanya salah satu dari bentuk penerapan e-goverment. Pada dasarnya semangat yang dibawa oleh penerapan e-Goverment adalah kemudahan dan transparansi.

Bill Gates sendiri pernah menyatakan bahwa seluruh dunia kini akan memasuki era digital tahap selanjutnya dimana seluruh dunia akan terhubung satu sama lain, berinteraksi dengan perangkat melalui komunikasi dan sentuhan. Di Indonesia sendiri, terjadi kemajuan perkembangan internet, pada tahun 2007 saja penetrasi internet naik menjadi 40%, pembelian produk IT 50% dari tahun sebelumnya. Menjmurnya ISP (Internet Service Provider) menambah bursa perhelatan teknologi informasi dan digitaliasasi.

Pertanyaannya, bagaimanakah dengan Slawi? Slawi ditetapkan menjadi ibukota kabupaten Tegal sejak tahun 1984, setelah sebelumnya nunut ke Kota (madya) Tegal. Sebagai sebuah ibukota kabupaten tentunya menjadi lokasi yang “pertama dilirik” ketika berbicara tentang kabupaten Tegal. Slawi adalah corongnya kabupaten Tegal. Melalui Slawi diharapkan masyarakat luas dapat melihat gambaran/representasi kabupaten Tegal. Berkaitan dengan media dan teknologi informasi, maka perlu ditilik sejauh mana Slawi dapat tertangkap “radar digitalisasi”.

Read more ...

IMPOR BERAS DAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS BERKELANJUTAN YANG ADAPTIF TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

IMPOR BERAS DAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS BERKELANJUTAN YANG ADAPTIF TERHADAP PERUBAHAN IKLIM
Oleh : Shinta arDjahrie

Ada beberapa alasan yang cukup penting kenapa kita perlu memberi perhatian khusus kepada permasalahan perubahan iklim. Selain bahwa dampak perubahan iklim ini dapat menyampingkan hak-hak atas kebutuhan hidup manusia paling mendasar (pangan, papan, dan sandang), pengabaian terhadap proses adaptasi perubahan iklim juga akan memperlambat proses penanggulangan kemiskinin dan pencapaian pembangunan berkelanjutan . Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2001, perubahan iklim global ini sangat peka terhadap beberapa hal dalam sistem kehidupan manusia, yaitu (1) tata air dan sumberdaya air; (2) pertanian dan ketahanan pangan; (3) ekosistem darat dan air tawar; (4) wilayah pesisir dan lautan; (5) kesehatan manusia; (6) pemukiman, energi dan industri, dan pelayanan keuangan .

Berdasarkan keterangan dari LAPAN, bahwa Iklim di Indonesia menjadi lebih hangat selama abad 20. Suhu rata-rata tahunan telah meningkat sekitar 0,3 derajat Celcius sejak 1900 dengan suhu tahun 1990an merupakan dekade terhangat dalam abad ini dan tahun 1998 merupakan tahun terhangat, hampir 1 derajat Celcius di atas rata-rata tahun 1961-1990. Peningkatan kehangatan ini terjadi dalam semua musim di tahun itu. Curah hujan tahunan telah turun sebesar 2 hingga 3 persen di wilayah Indonesia di abad ini dengan pengurangan tertinggi terjadi selama perioda Desember- Februari, yang merupakan musim terbasah dalam setahun. Curah hujan di beberapa bagian di Indonesia dipengaruhi kuat oleh kejadian El Nino dan kekeringan umumnya telah terjadi selama kejadian El Nino terakhir dalam tahun 1082/1983, 1986/1987 dan 1997/1998 . Pemanasan global akan meningkatkan temperatur, memperpendek musim hujan, dan meningkatkan intensitas curah hujan. Kondisi ini dapat mengubah kondisi air dan kelembaban tanah yang akhirnya akan mempengaruhi sektor pertanian dan ketersediaan pangan. Pemanasan global juga akan menaikkan level permukaan air laut, sehingga menggenangi daerah pesisir produktif yang sekarang digunakan sebagai lahan pertanian. Setiap usaha tani, termasuk padi, memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap cuaca dan iklim. Ketergantungan tersebut menghasilkan irama tanam dan panen yang tidak berubah dari tahun ke tahun. Produksi beras utama dihasilkan pada empat bulan panen raya (Februari-Mei) , yang mencapai 60-65 persen dari total produksi nasional. Produksi berikutnya dihasilkan pada musim panen gadu pertama (Juni-September) dengan produksi 25-30 persen. Sisanya dihasilkan pada musim panen Oktober-Januari .


Read more ...
Sunday, May 01, 2011

Kisah Mei (tentang cinta dan kefanaan)

Bahkan hujan pun akan berhenti ketika di bulan Mei. Rancu juga kalau saya menjadi sedikit memuji perubahan iklim yang membuatku merasa berterimakasih atas beberapa hujan yang “nimbrung” di bulan Mei. Setidaknya aku merasa bahwa hujan di hatiku juga tidak sendiri.

Entah kenapa, selalu ada kisah di bulan Mei. Selain bahwa ini adalah bulan dimana dua puluh empat tahun yang lalu aku pertamakali merasakan kefanaan dunia, kini aku baru menyadari segala “hujan bermakna” di bulan Mei.

Kisah yang membuatku merefleksikan setiap Mei adalah rangkaian kisah di tahun lalu. Namun, itu semua membuatku ingin mengumpulkan semua 24 bulan Mei yang pernah aku lewati.

Adalah Mei 2009, yang beberapa hari sebelum masuk, aku sedang menjalani acara tahunan sebuah forum, tempat dimana aku mendapatkan kesempatan untuk bersilaturahmi dan berbagi inspirasi dengan pemuda-pemuda dari penjuru bangsa. Acara tahunan yang selalu menorehkan kesan berarti di setiap peserta dan panitianya. Saya mengumpamakan sebagai ajang untuk merecharge semangat. Sebutlah itu sebagai forum Indonesia Muda. Di salah satu hari dimana saya bertugas sebagai panitia saat itu, ada kantuk yang sangat mendera, dan tak ayal saya tertidur disaat semua sedang sibuk. Di kamar nomor 4 wisma pelatih. Kenapa saya harus mengingat kantuk dan tidur itu? Karena saat tertidur itu saya merasa mendapat mimpi yang tak bisa saya lupakan dan menjadi bertanya-tanya, cemas, dan kecemasan itu terjawab sekitar satu minggu sesudahnya.


Read more ...