Pages

Wednesday, June 27, 2012

#suka adalah..

Ngliat permainan gitar  yang geje dan sumbang...meski hanya lewat monitor.., tapi kau bisa tersenyum menikmatinya... 


Galau pagi...lalala yeyeye... :D 
Read more ...
Friday, June 01, 2012

Koloni(alisasi) Milanisti : Mari Mempersoalkan Mimpi-Mimpi Kita

*sebuah catatan diskusi

"Koloni sendiri artinya negeri/tanah jajahan yang dikuasai oleh sebuah kekuasaan asing. Koloni adalah satu kawasan diluar wilayah negara asal atau induk. Tujuan utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi..".

Sedangkan menurut KBBI, arti koloni :  (1) daerah penempatan penduduk; (2) (tanah) jajahan: pertempuran baru berkobar lagi di daerah -- Portugis; (3) daerah pengasingan tempat penyembuhan orang sakit; (4) Pol kelompok orang yg bermukim di daerah baru yg merupakan daerah asing, sering jauh dr tanah air dan tetap mempertahankan ikatan dng tanah air atau negara asal; (5) Zool kawanan binatang yg tinggal di suatu daerah, hidup sangat berdekatan dan saling berhubungan satu dng yg lain

Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/koloni#ixzz1wW2RdhGi


Prologue : Kamis kadang terasa menjadi hari yang tragis. Setragis bahwa PT.PLN (persero) Purwokerto Kota mengadakan pemeliharaan jaringan dengan memadamkan listrik dari pagi hingga sore hari yang juga dilakukan pada hari kamis kemarin. Dan ditengah tragisnya kamis, menghadiri sebuah ruang diskusi nampaknya dapat menjadi sessi penyegaran yang manis. Maka di suasana sesenja yang temaram kemarin, kusempatkan menyimak diskusi bedah Novel "Koloni Milanisti" di kampus ilmu budaya, unsoed.

Bersyukur bahwa aku mendapat  invitation acara ini. Mengingat ruang-ruang dialektika sastra yang saya rasa masih sangat minim disini, maka tak perlu panjang lebar untuk memutuskan hadir pada acara-acara sejenis ini. Novel yang dibedah kali ini adalah sebuah hasil proses kreatif dari seorang dosen ilmu kesehatan unsoed. Novel ini dibedah oleh mas Taufiq, dosen sasing dan mas Imam Suhardi, dosen sasindo. Novel populer ini masih mengangkat tema "the power of dream" dan obsesi-obsesi kebanyakan anak muda yang melihat bahwa rumput negara tetangga selalu lebih hijau. Ketika membeli novel ini, kuakui covernya lumayan bagus lah, lumayan marketable.hehe.. Namun, sedikit saya quote ucapan dari mas Taufiq bahwa point pentingnya bukan masalah kita harus bermimpi atau tidak punya mimpi, tapi "persoalkanlah mimpi-mimpi kita". Seperti juga mimpi Mars dalam novel ini yang patut kita persoalkan.

Interlude

Semenjak nama Andrea Hirata menjadi salah satu selebritis dalam dunia percaturan sastra Indonesia, kisah-kisah yang mengangkat konflik perjuangan mewujudkan mimpi nampaknya menjadi trend tersendiri. Padahal, Andrea cukup suksesnya adalahh untuk novel "Laskar Pelangi"nya saja, dimana pada novel itu ia lebih condong untuk menceritakan sebuah semangat lokalitas anak-anak yang bersekolah di daerah industri timah. LP juga digadang-gadang menjadi sebuah otokritik terhadap sistem pendidikan kita. Gebrakan 'Laskar Pelangi" nampaknya memberi sebuah efek domino pada novel-novel sekuel-nya. Andrea , putra melayu yang memang lihai dalam bercakap, meraup perhatian yang cukup besar dengan tetralogi LPnya. Berbeda dengan LP, tiga sekuel setelahnya bercerita tentang "mimpi dan obsesi" anak kampung untuk belajar di negeri orang. Sudah kepalang laris, meski memiliki sense yang berbeda dengan Laskar Pelangi, novel-novel sekuel tersebut juga menangguk untung. Kemudian bak jamur tumbuh di musim hujan, novel yang bertema sama membanjiri literasi kita. Sebut saja Ahmad Fuadi dengan Ranah 3 Warna (yang tentu saja tidak sekeren Negeri 5 Menara), Iwan Setyawan dengan 9summer10autumns, dan lain sebagainya.

Terlalu kejam rasanya jika kisah  "Koloni Milanisti" dianggap latah dalam memilih tema. Tentu saja tidak ada niat dari seorang mbak Siwi Mars Wijayanti untuk berlatah ria karena apa yang sudah beliau tuangkan dalam buku bertebal 318 halaman ini sedikit banyak memang berasal dari pengalamannya yang sudah mengembara ke negeri sebrang. Sebuah apresiasi tersendiri untuk mbak Siwi yang telah berbaik hati membagi kisah, pemikiran dan imajinasinya kepada kita semua melalui sebuah buku. Keluar negeri menurut saya adalah sebuah hal yang biasa layaknya perjalanan-perjalanan yang lainnya, namun menjadi istimewa ketika perjalanan tersebut dibagi melalui sebuah tulisan. Safar atau perjalanan adalah sebuah hal yang menarik. Saking menariknya..bahkan Islam sendiri memberi beberapa keistimewaan tersendiri bagi orang-orang yang melakukan safar. Selalu ada pelajaran dari setiap perjalanan, selalu ada kisah didalamnya. Orang seperti mbak Siwi memang banyak, dosen yang juga penggila bola dan memiliki catatan perjalanan ke banyak negeri orang. Namun, keistimewaan dari mbak Siwi adalah bahwa beliau mau menulis dan membagi kisahnya. Lebih dari itu, kisah tersebut diolah dalam ruang imajinatif untuk dihadirkan dalam sebuah fragmen yang kemudian disebut novel bertajuk "koloni milanisti" ini.
Read more ...