Pages

Friday, April 04, 2008

SEMANGAT INDIE DARI BUMI SATRIA


(Purwokerto) Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama, manusia mati meninggalkan karya. Apa yang akan kita wariskan pada dunia ini? Karya merupakan sumbangsih dalam hidup kita, dengan berkarya maka disitulah kita menunjukan eksistensi diri. Semangat berkarya, frasa itulah yang kemudian menjadi motivasi dasar dan perbincangan hangat malam itu, Kamis (13/03) kemarin pada acara launching dan bedah buku indie yang diselenggarakan oleh komunitas teater kampus sastra UNSOED.

Acara yang dihadiri oleh sejumlah penggiat seni di kota Purwokerto itu berlangsung cukup meriah. Bertempat di ruang teater (hall) kampus jurusan Ilmu Budaya ISIP UNSOED, pada acara itu diluncurkan dua buku antologi puisi dan cerpen yang ditulis oleh Ryan Rachman dan Dwiana Jati Setiaji.

Dua buku yang dihasilkan oleh dua mahasiswa ini merupakan bagian kecil dan salah satu dari sekian juta gebrakan karya indie. Karya indie merupakan sebuah hal yang cukup populer di kalangan anak muda. Mulai dari musik indie, film indie, hingga karya-karya lain. Munculnya budaya indie memang bukan suatu hal yang baru. Puncak dari gerakan indie saat itu adalah terselenggaranya Woodstock di tahun 1969, sebuah konser musik paling legendaris dalam sejarah umat manusia saat ini. Jiwa indie dipengaruhi oleh semangat untuk mendobrak kekuatan mayor label yang dianggap menghalangi kreatifitas.
Budaya dan hiburan memang merupakan inkoorporasi perusahaan yang dijiwai motiv ekonomi. Suicide is solution! Begitu salah satu judul lagu dari judisprice yang menumbuhkan semangat ”Do it Your Self”, sebuah semangat yang menjjadi ruh gerakan pemnberontakan pada kekuatan mayor label yang dianggap menghalangi kreattivitas.

Pembahasan karya indie menjadi topic yang hangat malam itu. Acara yang dibagi menjadi empat session diskusi dan empat session pembacaan puisi itu berlangsung meriah. Selain kedua penulis karya indie itu, hadir juga sebagai pembedah buku serta pebicarai Alif. V.Essesi dan M.Ayatullah, dan moderator Shinta A.U. Pembedah serta pembicara yang dihadirkan merupakan dua tokoh yang namanya sudah tak asing lagi di dunia teater Purwkerto.

Dalam diskusi malam hari itu juga membahas bagaimana membuat sebuah karya indie. Semangat yang kuat memang terlihat dari karya-karya indie. Semangat untuk berkarya dan terus berkarya, karena hidup ini adalah untuk berkarya. (nta)


Title: SEMANGAT INDIE DARI BUMI SATRIA; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: