Pages

Wednesday, April 17, 2013

gaduhan

Melekuk atau Membengkok


Q   : Kenapa cewek punya kecenderungan emosinya lemah? Mudah khawatir dan brburuk sangka. Bete  kalo inget aku yang kadang gampang emosi dan berprasangka

Yg : tulang rusuk bengkok bukan?
Q  : aku gak mau jd tulang rusuk bengkok. Jelek kan?     Terlihat lemah di hadapan makhluk / manusia lain, adalah hal yg paling malu-maluin. Aku benci itu.
Yg  : siapa bilang tulang rusuk lemah..saking kuatnya untuk bikin lurus perlu treatment kalo gak ya..patah. Macam baja ga bisa asal dibikin bengkok, salah dikit patah…, baja yang gampang dibengkokin itu baja palsu. 


Q adalah  pertanyaanku di satu pagi tadi.  Tiap terkesiap pada pagi yang datang, biasanya aku sisakan jeda beberapa menit untuk sekedar menyegarkan kesadaran. Kalau beberapa teman kerap mendapat sms-sms “ceracau” dipagi hari, mungkin itu terlontar di zona “jeda” tersebut. :) . Biasanya kalau jeda itu, aku merenung apa yang telah terjadi semalam dan sehari sebelumnya,istilahnya tuh : refleksi…*padahal sih ngantuk dan malas aja bangun ke kamar mandi…hehe*

Perempuan,emosional, prasangka, tulang rusuk yang bengkok. Itu tema ceracau pagi yang jarang-jarang aku lontarkan. Tapi memang, jujur, kadang aku sebel sama diriku sendiri ketika di suatu saat aku itu menjadi temperamental tanpa sadar. Ketika aku mudah was-was dan berburuk sangka tanpa kejelasan apapun. Ketika aku menjadi galau tanpa sebab.


Nggak, aku tidak sedang dalam kondisi menstruasi yang mempengaruhi hormon kok. Aku normal.

Maksudnya,secara kasat wanita itu terlihat lemah. Mungkin seperti aku bilang “kok tulang rusuk bengkok sih?”. Kesannya bengkok itu sama dengan buruk. Lepas dari masalah kontroversial tentang tulang rusuk, ternyata membengkokan tulang rusuk adalah bukan sebuah kesalahan tapi justru “seni”. Mungkin diksinya lebih tepat pake “lengkung”daripada “bengkok”. Entah lah, kesannya beda aja ketika mendengar “melengkungan”dan “membengkokan’. Kalau lekuk itu yang disebut kayak temenku tadi butuh treatment khusus. Tapi kalau bengkok kesannya itu sebuah kesalahan.

Kok jadi  bahas pilihan kata ya??? Entahlah, intinya mungkin sesuatu yang aku lihat sebagai kelemahan sebenarnya bukan kelemahan,tapi keunikan. Tapi, jujur kadang aku kesel kalo pas sadar ih kok aku lemah banget, kok aku manja banget, kok aku emosional banget. Dan kesadaran serta penyesalan selalu datang terakhir. Ya iyalah, menyesal itu selalu terakhir , kalo di awal itu namanya pendaftaran.. *garing*. Aku kadang cuma ngrasa, kenapa harus minta tolong, kalo itu bisa dikerjain sendiri, jadi nggak usah manja. Sebaliknya, aku juga berpikir selama kita masih bisa menolong maka menolonglah sebanyak yang kau bisa.



Tua dan Kekanak-kanakan

“Sampai kapan pun, laki-laki akan tetap menjadi anak kecil…” (Geoff Barker)


Kita pindah part sebentar , tapi masih ada hubungannya…

Statement pendek tentang tulang rusuk itu entah kenapa nggak mau lepas dari otak. Serpihannya mengendap, bahkan saat sudah beraktivitas pun, pikiran itu masih ada. Membuatku terlambat mendokumentasikan acara baksos di klinik, membuatku ingin ngebut sepanjang jalan menuju desa Sikapat, membuatku tak paham alur koordinasi serta assessment desa tadi pagi. Tapi, assessment nya juga geje sih,cuma beberapa jam doang eh abiz itu pada jalan-jalan. Akhirnya, karena rada cape kupilih pulang sendiri. Eh, malah galau. Gara-gara galau itulah, aku sampe nyasar dan tiba-tiba sudah sampai ke desa Kebumen-Baturaden. Aneh dan mengerikan. Bayangin aja, nyetir motor sambil ngegalau. Mana jalanannya naik turun pula.

Setelah adegan nyasar, secara tak sengaja aku menengok whatsapp, ada beberapa pesan panjang lebar disana. Intinya sih curhat. Tentang cowok. Tapi, bukan curhatnya yang pengen aku sampein. Respon atas curhat itu membuatku jadi berpikir. Kenapa cowok selalu terlihat melindungi? Kenapa selalu terlihat hebat? Aku sebelsebenarnya.

Maksudnya gini,  cowok tuh pada dasarnya makhluk childist yang ada di dunia ini. Sampai setua dan sedewasa apapun, cowok itu tetap seorang anak kecil. Siklus pertumbuhan perempuan dimulai dari bayi, menjadi anak kecil, kemudian berkembang menjadi seorang perempuan dewasa sementara laki-laki memulai pertumbuhannya dari bayi, kemudian menjadi anak kecil, dan berkembang menjadi seorang anak dewasa.


Trus, intinya apa shin??

Nggak tau. Pengen nulis ini aja. Intinya mungkin bahwa secara kasat mata, cewek itu lemah dan cowok itu kuat. Dan itu kadang bikin aku sebel—secara pribadi--. Maksudnya, aku mungkin type cewek yang ngrasa nggak perlu minta tolong siapapun dan nggak perlu tergantung siapapun. Tapi secara kodrati, ternyata di beberapa konteks tetap saja bahwa cewek akan ada pada posisi terlindungi.

Mungkin contoh simplenya gini, sehebat apapun aku memberikan solusi kepada kakak lelakiqu, tapi hingga detik ini kakakku tak pernah menangis di hadapanku, justru aku yang pernah menangis di pelukannya—meski hanya satu kali-- . Di beberapa konteks lain sering juga terjadi seperti itu.

Jadi, intinya ternyata : nggak ada yang lebih lemah dan lebih kuat. Trus, apa dong? Nggak tahu. Ini cuma tulisan geje aja. Cuma ceracau saja. Seharusnya pengen pulang ke kos dari tadi. Tapi gara-gara besok ada tugas Negara dari pagi buta, maka aku harus menunggu klinik tutup dan menjadi juru kunci.
Jadi, cukup sekian aja gaduhanku di malam minggu ini, karena tubuh ini sudah tak sabar ingin merebah. Semoga malam ini aku tidur tanpa mimpi. Aamiin.


13april2013 , madrani.

Title: gaduhan; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: