Kenangan itu tiba-tiba datang,
Tepat sepersepuluh detik setelah kujejakkan
kaki di kota kecil ini,
Tarian bayanganmu dengan cipratan gerimis yang
meningkahi
Hingga aku tak kuasa untuk bicara panjang.
Kuiyakan saja tawaran pria separuh baya dengan
becaknya
Aq sudah tak sanggup berpikir banyak.
Semua cukup menyentak di malam yang sepertinya
penuh dengan ketidakwarasan.
Kenapa harus muncul?
Siluet senyummu.
Kenapa harus teringat lagi segala obrolan itu.
Ada apa, Tuhan?
Bukankah aku sudah meminta untuk menyembunyikannya dari ruang pikirku?
Bukankah aku sudah meminta untuk menyembunyikannya dari ruang pikirku?
Bukankah aku sudah mencukupkan harap dan doa
melaluiMu?
Bahkan derap jantung tak mau kompromi,
Memasuki ruas jalan -- yang aku tau pasti
kerap kau lewati.
Tapi, kenapa aku harus berbeda?
Kenapa aku harus waspada?
Kenapa aku harus selalu bertanya-tanya?
Hingga terbawa ke peraduan.
dan aku ingin benar-benar pulang.
*kata-kata yang terus terngian saat tadi malam
baru nyampe kampung halaman, dan baru terangkai saat ini, 2Januari2012, 10:32
am.
No comments:
Post a Comment