Pages

Saturday, December 27, 2008

Cinta sang Hawa


Inikah cinta sang hawa
menghitung detak waktu berjalan
dalam kepastian yang tak kunjung tampak

Mengurai rindu dalam hati
merapatkan rusuk yang terus terdesak gejolak
hanya mampu senyum dan menangis
di hati

hingga saatnya nanti
harus bahagia...begitu buncah, sujud panjang yang kan dinadzar
harus kecewa...maka ikhlas jadi penawar.


Karangwangkal, 29 Djulhijah 1429 H. (semangat berhijrah..!!!next must be better than past!!)

Read more ...

AGAMA DAN RUANG PEREMPUAN


AGAMA DAN RUANG PEREMPUAN
Oleh : Shinta Ardhiyani U
(naskah ini ditunjukan untuk lomba Essay STAIN Purwokerto thn 2008 dengan tema " Agama dan Kekuasaan)

Seorang reformis dari tanah arab, Qasim Amin (1865-1908), pada abad XIX, dalam bukunya menyatakan sebuah keyakinan bahwa suatu bangsa tidak mungkin bisa berkembang tanpa bantuan dari separuh populasinya, yaitu perempuan.

Lepas dari jenis kelamin, perubahan dalam suatu kelompok masyarakat baik di lingkup kecil, maupun lingkup berbangsa dan negara, peran serta seluruh komponen masyarakat tak bisa dinafikkan. Komposisi pria dan perempuan yang menurut statistik lebih besar pada jumlah perempuan, secara logis membenarkan pernyataan Qasim Amin seperti tersebut diatas.

Fenomena yang ada, perempuan dirasa tidak mendapatkan posisi untuk melakukan optimalisasi peranan-peranannya dalam kancah bermasyarakat. Perempuan masuk ruang publik merupakan suatu hal yang masih jarang. Bahkan , masih menurut Qasim Amin ” Istri dianggap dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai kenikmatan, kaum laki-laki dapat bermain dengannya selama dia inginkan, lalu dapat membuangnya ke jalan kalau dia sudah memutuskan begitu”. Reformis yang orang Mesir keturunan Turki ini sampai menganjurkan agar perempuan melepaskan jilbab, menyerukan pemberian pendidikan yang sama kepada laki-laki dan perempuan, dan meninggalkan poligami yang, menurutnya dapat ditolerir kalau sang istri mandul. Bukan hanya Qasim Amin, ada nama-nama reformis lain seperti Tahar Haddad (1899-1935) yang menyerukan hal yang serupa.
Pembicaraan mengenai hak-hak perempuan seakan-akan selalu bertentangan dengan religiusitas. Norma-norma agama dianggap selalu kontra produktif. Dari mulai perintah berjilbab hingga hukum waris selalu dilihat dari segi yang menyudutkan kaum hawa. Agama seolah-olah mendapatkan tuduhan sebagai biang patriarki yang mendudukan perempuan dalam posisi subordinat. Kemudian muncullah istilah ketidakadilan gender (dalam agama). Qasim Amin yang pengetahuan agamanya tidak diragukan lagi, masalah perempuan adalah juga bagian yang tak terpisah dari doktrin agama, sementara , para feminis kontemporer melihat problem perempuan lebih dari perspektif sosial budaya: perempuan sebagai objek diskriminasi gender yang dibentuk oleh masyarakat dan tradisi. Walaupun Kaum feminis kontemporer, meskipun mereka kerap mencari-cari justifikasi teologis dalam menyokong beberapa pernyataan interpretisnya terhadap masalah perempuan dan peran sosialnya, secara umum mereka “bukanlah ahli” soal agama, katakanlah seperti Qasim Amin yang pengetahuan agamanya tidak disangsikan lagi.

Tidak sepenuhnya salah jika kita memang melihat fenomena yang ada dari satu sudut saja, seperti para kaum feminis tersebut. Sebenarnya, agak enggan saya menggunakan kata feminis atau feminisme. Banyak salah kaprah dalam penggunaan kata itu. Misal, orang-orang timur yang menganggap kaum perempuan barat menjadi bebas karena feminisme. Padahal banyak hak yang masih diperjuangkan oleh kaum perempuan di barat pada abad XX ini. Contohnya seperti di Perancis, yang kaum perempuan baru diberi hak memilih pada bulan Oktober 1945 oleh presiden Jenderal de Gaulle.

Hal yang diperlukan dalam konteks permasalahan ini adalah bagaimana kita dapat mendudukan dengan benar akar permasalahan yang ada. Antara agama dan ketidakadilan gender yang kemudian menjadikan perempuan menjadi ”impoten” dalam melakukan fungsi-fungsinya dalam masyarakat.

Mitos Adam dan Hawa mungkin menjadi salah satu hal yang paling mudah untuk menjadi pijakan pihak-pihak yang mendudukan peran perempuan berseberangan dengan agama. Bahwa cerita yang kita pahami adalah Hawa sebagai penggoda, perempuan merupakan racun dunia – kalo katanya grup musik yang lagi laris The Changcuters. Pewarisan cerita tanpa pewarisan makna.

Pandangan teologis Abrahamic religions memiliki kisah tentang Hawa (perempuan) yang "dituduh" sebagai sumber "dosa asal" karena terbujuk iblis dengan memetik dan makan buah terlarang, danmemberikannya kepada Adam. Sementara kalangan menganggap kisah ini sebagai peminggiran perempuan. Bahkan, sementara pihak menafsirkan bahwa tradisi Kristiani telah mengembangkan kebencian dan kecurigaan pada wanita dalam "doktrin dosa asal"-nya. (Ayu Utami, 2002:12).

Padahal ketika kita mau berfikir mitos tersebut bukan semata-mata dari sudut pandang posisi si Hawa. Menafsirkan sebuah mitos yang juga merupakan sebuah bahasa sastrawi, dimana Agama mengungkapkan maknanya dengan bahasa yang indah. Dimaknai secara sederhana saja, bahwa jika tidak ada skenario Hawa membujuk Adam untuk memakan buah khuldi, maka tak akan pernah ada kehidupan di muka bumi ini. Dengan kata lain, tujuan dari kisah itu, bukan dengan maksud menminggirkan posisi perempuan, melainkan hanya sebagai salah satu alur yang dipilih untuk dijadikan starting point kehidupan di muka bumi. Karena tanpa adanya Hawa yang membujuk Adam, maka mustahil keduanya diturunkan kebumi, dan kita tak pernah mungkin ada saat ini.

Perdebatan seputar ketidakadilan gender dan agama memang selalu menjadi diskursus yang tak kunjung habis bahkan semakin dibicarakan semakin menarik karena dapat memunculkan inovasi perspektif dan wacana-wacana yang baru. Disini ada korelasi yang timbul antara agama dengan munculnya kekuasaan patriarki yang berkembang.

Perempuan dan laki-laki pada dasarnya hanya kategori spesies manusia yang keduanya dianugerahi derajat yang sama, dengan iman taqwa yang membedakan diantaranya. Penafsiran agama yang secara historis mungkin lebih banyak dilakukan oleh kaum laki-laki menimbulkan partisipasi perempuan dalam masyarakat cenderung diabaikan. Pada konteks ini, permasalahan yang timbul hanyalah tidak munculnya lateralisasi dalam penafsiran teks-teks agama. Namun jika kita mau menyimak, walaupun dalam wacana, agama sering dianggap melakukan ketidakadilan gender pada perempuan, pada kenyataannya perempuan mendapatkan tempat istimewa. . Paling tidak, dalam perspektif agama Katolik dan Islam, peran itu diakui secara istimewa dalam diri Maria (Maryam) Maria diterima sebagai yang perempuan yang mengandung, melahirkan, mendidik, dan mendewasakan Yesus dengan segala kedewasaan personal, kecerdasan spiritual, dan kemantapan profetik. Bahkan, peranan Maria diakui sedemikian penting dan istimewa dalam karya dan sejarah keselamatan Allah (QS Maryam 19: 18-21). Dalam posisi itu, martabat perempuan telah diangkat tinggi, bukan saja sebagai "citra Allah", tetapi sebagai Bunda Penebus.

Selain Maria, dalam Alkitab ada nama-nama perempuan yang berperan penting dalam sejarah keselamatan, seperti Deborah, Yudith, dan Esther. Dalam perspektif agama, mereka adalah models of very brave and strong women. Bahkan, dalam konteks sosial-politik pada zamannya, they played roles in saving the nation. (Dominic Izhaq, 2001:82)

Dalam sejarah perempuan dan agama, kita mengenal Bunda Theresa dari Calcuta. Dia merupakan simbol perempuan yang menjalin harmoni dengan agama dalam melawan kekerasan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Sebelum Bunda Theresa, di kalangan agama Katolik terdapat para santa yang merelakan hidup dan kekudusan mereka untuk membela iman (dan agama) berhadapan dengan kekerasan budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Dan, agama (Katolik) menerima korban kekerasan itu bukan sebagai pesakitan yang harus dijauhi, melainkan sebagai mutiara, para santa. Dalam tradisi itulah perempuan mendapat posisi sederajat, tanpa subordinasi, kekerasan, marjinalisasi, maupun ketidakadilan dalam agama.

Wacana yang ada, agama selalu didudukkan pada posisi pro partriarkhi. Penciptaan makna agama yang lebih mengukuhkan kekuasaan patriarkhi, sesungguhnya dalam prosesnya terselubung "ideologisme" antara tafsir agama dan konteks kekuasaan kaum laki-laki pada saat itu. Michel Foucault, seorang filsuf posmodernis, menengarai adanya hubungan antara "pengetahuan" dan "kekuasaan" (knowledge and power), yaitu bahwa kekuasaan menentukan pengetahuan, dalam arti: menetapkan tipe-tipe diskursus yang benar dalam arti yang "works"; menetapkan mekanisme yang memungkinkan untuk membedakan proposisi yang benar dan yang salah; menetapkan teknik dan prosedur dalam mencapai kebenaran di atas; menetapkan status dari mereka yang ditugasi untuk mengatakan hal-hal yang dianggap benar. (Foucault: 1980, 131).

Penafsiran agama yang kemudian memperkukuh patriarkhi, sebenarnya merupakan wujud bermainnya ideologi dalam pemaknaan agama. Secara sederhana patriarkhi memang akan sulit dihapus karena itu muncul semenjak masa awal peradaban manusia saat masih berburu dan meramu. Bisa dibayangkan pada kondisi primitif seperti itu, dimana mereka memenuhi kehidupannya mengandalkan kekuatan fisik, sementara perempuan mengalami fase-fase dimana dia harus beristirahat fisiknya (hamil). Maka pada saat itu, jelas laki-laki memiliki porsi yang lebih luas dalam perananna memenuhi kebutuhan hidup. Seiring waktu pemikiran dan zaman berkembang, saat menyadari bahwa kekuatan manusia bukan hanya pada fisik, peran-peran perempuan mulai tampak. Namun untuk menghapus sisa-sisa patriarkhi yang sudah membumi dari dimulainya peradaban, merupakan suatu hal yang sulit. Kemudian justru munculnya agama sebagai pencerahan menjadikan pemikiran terbuka dan mengurangi adanya patriarki yang menjadikan koloanialisasi pada perempuan. Agama justru membunuh keprimitifan patriarki, bukan sebuah pengukuhan seperti yang selama ini diwacanakan.

Maka pendudukan akar masalah yakni bagaimana kemudian kita dapat melakukan pemaknaan agama dengan semestinya dan bukan sebagai ajang bagi ideologi tertentu. Dalam pemaknaan-pemaknaan agama tidak dapat dipisahkan atau bahkan dikontraposisikan dengan kebebasan perempuan. Agama hadir di muka bumi untuk membebaskan perempuan. Ketika muncul pemaknaan bahwa agama vis a vis kebebasan perempuan (dalam artian berkarya), maka perlu dievaluasi pemaknaan agama yang dilakukan. Tidak dengan tendensius, namun dengan mencoba memulai dengan ketulusan untuk membebaskan perempuan dari belenggu budaya yang ada. Hal ini dapat sebagai otokritik pula pada gerakan perempuan, bahwa sebuah gerakan perlu melakukan sinergisitas dengan pemahaman hal-hal lain seperti agama. Aspek-aspek yang ada diluar gerakan sesungguhnya adalah sebuah komponen pendukung, bukan selalu diposisikan untuk vis a vis. Sinergisitas yang muncul antara gerakan agama dan gerakan perempuan akan membawa kepada sebuah perubahan sosial yang berkeadilan. Semoga!

Markas kebebasan, Sumampir-Purwokerto. 22 Desember 2008. 10:50 pm. Di penghujung deadline.

Sumber-sumber :
Muhammad, Husein K.H. 2001. Fiqh Perempuan : Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. Jogjakarta : PT.LKiS Pelangi Aksara Jogjakarta.
Muslim pada Agama dan Subordinasi Perempuan, www.lampungpost.com, diakses tanggal 10 Desember 2008.
Assyaukanie, Luthfi. Gerakan Feminisme Arab (Arab Feminist Movement). Source: Jurnal Paramadina, Vol. I No 1, Juli-Desember 1998.


BIODATA PENULIS
Dilahirkan dengan nama lengkap Shinta Ardhiyani Ummi, Tegal 25 Mei 1987. Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 Sastra Inggris tahun ketiga di Universitas Jenderal Soedirman-Purwokerto. Menjalani pendidikan dari TK hingga SMA di kota Tegal. Pengalaman kepenulisan diawali menjadi wartawan junior di harian Radar Tegal dan Pekalongan, tercatat sebagai anggota Forum Lingkar Pena (FLP) di Jakarta, Tegal dan Purwokerto, kini diberikan amanah sebagai sekretaris umum Komunitas Sastra Indonesia (KSI) cabang Purwokerto. Saat ini juga sedang menjalani masa-masa indah berkarya di Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI MPO dan menjadi kontributor portal gerakan kaum muda Indonesia www.hminews.com . Artikel-artikel lepas penulis beberapa kali dimuat di harian umum Suara MErdeka, dan lebih banyak melakukan aktivitas menulis melalui blog pribadi www.ntacaholic.co.cc . Prestasi kepenulisan dimulai semenjak penulis duduk di bangku SMA, dengan menjuarai beberapa event-event lomba karya tulis dan essay. Berdomisili di Purwokerto, menempati rumah kos di Jl.A.Jaelani 14 Karangwangkal Purwokerto. Penulis dapat dihubungi di nomor 0812 10 70 1423 / 0281 – 628588 , email / URL : shinta_smansa@yahoo.com / www.ntacaholic.co.cc . Memiliki motto Be Your Self, penulis saat ini sedang merilis buku antologi puisi dan cerpen.

Read more ...

Rest in Peace... Galih Karisma


Kawan, saudara, abang, sahabat kami tercinta GALIH KARISMA, telah menghadap Allah, tanggal 26 Desember. Satu lagi kawan kami, ni untuk yang ketigakalinya di kampus sastra, menjadi korban kecelekaan kendaraan bermotor. Galih mengalami nasib naasnya saat menikmanti suasana alun-alun Banyumas, tiba-tiba ditabrak oleh mobil Espass, dan malangnya tubuhnya yang terjatuh harus terlindas lagi. KOrban tabrak lari.

Semoga menjadi pelajaran berharga bagi yang ditinggalkan. Semoga Galih mendapatkan tempat yang pantas disisiNYa. Iringan doa kami selalu menemani hari-hari abadimu, kawan!!!

Sungguh, aku pribadi sangat berduka atas meninggalnya Galih. Kenangan saat beliau menjadi ketum panitia OSPEK, segala prokontra yang kita jalani. Semua...kini terbingkai manis, kawan!! tenanglah engkau disana!!Kami menyayangimu, namun TUhan nampaknya lebih menyayangimu, hingga engkau dipanggil mendahului kita.

keterngan foto : Galih kedua dari kiri. Foto manis terakhir pada saat acara futsal di kampus.

Read more ...
Tuesday, December 23, 2008

Mulutku Terbungkam oleh Tembok Kelas




Naluriku meronta
Inginku kuangkat jari dan berbicara
Menanggapi teori marxisme critisizme yang dicelotehkan oleh ibu dosen itu
Bahwa aku ingin ungkapkan
Sebuah komparasi akan pembentukan image dunia pada sebuah sastra dan masyarakat

Ingin aku berungkap
Saat sang dosen yang terhormat itu bertutur
Tentang makna pembelajaran kebudayaan

Atau saat pak dosen yang selalu kami elu-elukan itu
Memberikan sebuah statement akan sebuah perkuliahan
Bahwa kuliah itu nggak bisa sambil mencari kerja

Oh...ada apa ini???
Aku tak mampu berkata, aku terbungkam

Hanya dapat kulihat sekeliling, dimana teman-teman terangguk-angguk akan apa yang mereka dengarkan
Bahwa itulah sebuah perkuliahan yang akan membawa meraka pada status prestise tinggi di masyarakat
Tanpa mencoba memikirkan apakah itu yang masayarakat butuhkan???



Temanku bertanya, ” Kenapa kamu tidak menjawab tadi?”
Saat ia dengar gumamku yang berisi jawaban akan pertanyaan yang dilontarkan oleh ibu dosen yang terhormat itu

Kenapa?
”Kamu ingin pintar sendiri??!!”

Bukan, kawan.. tapi aku tak merasa nyaman
Mungkin karena cat tembok kelas kita tak diganti-ganti walaupun uang sumbangan bertumpuk di kas para birokrat kampus

Aku seolah terbungkam,
Tak ada kebebasan yang aku rasakan di setiap ruang – ruang kelas
Ruang-ruang yang katanya berisi kaum intelektual
Aku hanya terbungkam

Hanya berteriak..dalam hati,
Bukan ini kawan, bukan ini pembelajaran yang harus kita dapatkan!!!

22.50, Sumampir – Purwokerto.
Read more ...
Wednesday, December 17, 2008

dusun KEBANGGAN yang jadi KEBANGGAAN


Lolongan anjing desa di penghujung senja mengantarkan langkah kaki kami menyusuri jalan bebatu. Sekitar setengah kilo perjalanan dari wisma ke mushola Al-HUda di grumbul dukuhgebok, desa Kebanggan, kecamatan Sumbang, kabupaten Banyumas. Sepanjang jalan, kami harus benar-benar melihat jalan karena tak ditemani oleh sorot listrik lampu jalanan. Hanya satu bola lampu yang terpasang di depan salah satu rumah penduduk. Beruntung rembulan masih sudi menyisakan beberapa serpih sinarnya malam itu.

Selepas maghrib, bak anak kecil yang sedang bermain, kami membentuk lingkaran bersama beberapa jamaah mushola. Mungkin terlalu bagus diberi nama mushola. Hanya sebuah bangunan yang belum sempurna, sekitar 3 x 4 meter, hanya bisa menampung kurang lebih 40 orang. Tanpa cat, tanpa pernak-pernik dinding, bahkan tempa wudhu juga harus menumpang di rumah Pak Narwan, sang marbot mushola Al-Huda. Kyai kecil, mungkin itu sebutan yang tepat untuk beliau. Bukan lulusan sarjana agama, apalagi kuliah hingga Kairo. Hanya sesosok pensiunan penjaga sekolah dasar, yang kini menghabiskan waktunya dengan betrenak kambing. HIdupnya nampak begitu sempurna didampingi Ibu Karila, sosok wanita sederhana yang cerdas...dengan kepolosan khas wanita desa. Namun di tangan kedua pasutri itulah, warna Islam coba ditiupkan ditengah gersangnya grumbuk Dukuh gebok, desa Kebanggan, Sumbang- Banyumas.


Sekumpulan pemuda itu adalah para peserta Green Shortcourse for Youth Muslim 2008 (GREESCYM '08) yang diselenggarakan oleh HMI MPO Komisariat Pertanian UNSOED. Program acara yang juga merupakan training LK I, yang diselenggarakan dari tanggal 4 - 8 Desember 2008. Sembilan peserta yang bertahan. Mungkin kalau ada satu lagi, lengkaplah sudah seperti ode Lasar Pelangi. Disana juga mereka menjadi laskar, lebih tepatnya belajar menjadi laskar. Menyibakkan sejenak rutinitas kelas dan laboraturium untuk belajar bersama alam dan masyarakat. Bukan hanya mengkaji Khittah Perjuangan dalam muatan materi Keyakinan Muslim, Wawasan Ilmu,Wawasan Sosial, dll. Namun lebih dari itu untuk dapat lebih belajar melihat kondisi masyarakat.

Acara yang diakhiri dengan pemotongan dan distribusi hewan qurban dirasa oleh semua peserta sebagai sebuah rangkaian kegiatan yang berkesan. Bukan hanya peserta melainkan juga jajaran kader HMI MPO cabang purwokerto. Respon yang sangat baik dari warga sekitar semakin membuat semangat rekan-rekan HMI MPO Komisariat Pertanian UNSOED untuk melakukan program-program pemberdayaan masyarakat di wilayah kabupaten Banyumas.

Sedikit catatang mengenai kegiatan GREESCYM '08 ini, agenda perkaderan sekaligus pemberdayaan masyarakat HMI MPO Komperta UNSOED sebagai salah satu uapaya mempertahankan regenerasi kader serta pengoptimalan potensi kader dalam wilayah pemberdayaan masyarakat. Acara ini memiliki kuota 15 peserta dengan sistem seleksi dan ditujukan kepada semua mahasiswa yang berminat dengan beberapa syarat dan ketentuan yang ada. Peminat acara ini membludak hingga hampir melebihi quota.Tercatat di daftar calon peserta hingga lebih drai 20 calon peserta. Namun gugur dan menyisakan sembilan peserta yang bertahan mengikuti acara ini. Untuk calon peserta diusahakan tetap mendapatkan perhatian dengan kegiatan-kegiatan praLK yang akan coba disusun oleh tim pengader HMI MPO Purwokerto. Yakin Usaha Sampai!!!
Read more ...

Siapa Lo, Siapa Gue, Jakarta Tetep Milik Kite Semua


(Jakarta) Senandung si Jali-jali khas Betawi membahana dalam semarak malam di museum seni rupa kawasan Kota Tua, Jakarta. Namanya juga para seniman lagi ngumpul, nggak ada yang namanya "jaim-jaiman" deh, mereka asyik bergoyang dalam larutan marching band, selepas open ceremony Jakarta International Literary Festifal (JILFEST) '08. Kebersamaan yang indah dan renyah. Sekitar ratusan sastrawan dari berbagai penjuru Indonesia dan luar Indonesia malam itu saling asyik masuk temu kangen satu sama lain.

Dibuka oleh Bang Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta, malam itu ruang museum seni rupa dan keramik Jakarta telah digubah dengan anggun untuk perhelatan open cermony dan ramah tamah peserta JILFEST. Diawali dengan tari selamat datang khas betawi, acara ini dipandu asyik oleh duo MC dari dinas kebudayaan DKI Jakarta. Setelah prakata dari dinas kebudayaan dan permuseuman, serta ketua pelaksana Ahmadun Yosi Herfanda, acara ini dibuka dengan simbolisasi penulisan puisi oleh Fauzi bowo dengan Taufik Ismail. Diawali oleh gubernur DKI yang menuliskan satu baris puisi, kemudian diteruskan oleh Taufik Ismail hingga menjadi sebuah puisi yang indah dengan judul "Mari Kita Jaga Jakarta".

JILFEST yang merupakan pertama kalinya diadakan di Jakarta ini, berlangsung dari tanggal 11- 14 Desember 2008. Acara ini selain sebagai wahana menjalin kerjasama antar penulis internasional, memperkenalkan sastra Indonesia di mata dunia, juga memiliki visi untuk mengangkat citra Jakarta sebagai kota wisata budaya di masyarakat Internasional. Jakarta dinilai sebagai pintu masuk bagi masyarakat dunia untuk mengenal berbagai kebudayaan etnik yang tersebar di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, penting artinya mendatangkan masyarakat dunia ke Indonesia melalui Jakarta dan menjadikan sastra sebagai media yang efektif dalam publikasi.


Selama kurang lebih empat hari, para peserta JILFEST mengikuti beberapa bentuk kegiatan yaitu : pertemuan sastrawan Internasional, seminar sastra Internasional, lomba penulisan cerpen berlatar Jakarta, pertunjukkan seni, penerbitan buku, serta wisata budaya. Peserta JILFEST terdiri dari para sasatrawan-sastrawa nasional maupun daerah serta sastrawan Internasional. Para peserta sela acara diinapkan di Hotel Batavia, kawasan Kota Jakarta. Hadir dalam acara Prof.Dr. Koh Young Hun (Korea), Prof. Dr.Mikihiro Moriyama (Jepang), Prof. Dr. Henry Chambert-Loir (Prancis), Dr. Stevan Danarek (Swedia), Jamal Tukimin, MA (Singapura), Dr. Katrin Bandel (Jerman), Prof. Dr. Abdul HAdi WM, Prof, Dr. Suminto A. Sayuti, Helvi Tiana Rosa, Putu Wijaya, dan puluhan sastrawan nasional dan derah se-Indonesia. Dalam seminar sastra Internasional di hari kedua (12/12), terbagi dalam tiga sesi dan tiga pembahasan yakni : Sastra Indonesia di Mata dunia ; Prospek Penerbitan Sastra Indonesia di Mancanegara; dan Politik Nobel Sastra. Seminar ini diproyeksikan untuk membuka wacana-wacana baru tentang perkembangan sastra dunia terkini, sekaligu untuk melihat wajah sastra Indonesia di kancah dunia. Pertemuan sastrawan dunia juga menghasilkan beberapa rumusan mengenai event-event sastra baik tingkat nasional dan Internasional yang berorientasi pada perluasan khasanah sastra Indonesia.

Pentas sastra juga tak kalah menarik. Saatnya para maestro berunjuk kebolehan. Kemampuan sudah tak diragukan lagi, semangat kebersamaan yang dijunjung pada pentas satra yang diselenggarakan tiga kali yaitu pada malam pembukaan, malam kedua (12/12) dan malam terakhir (13/12) di museum seni rupa, halaman dalam museum sejarah dan di pasar seni Ancol. Acara ini juga bukan sekdar untuk elitis kaum sastra saja, tapi juga mengundang partisipasi masyarakat luas dalam lomba cerpen berlatar Jakarta yang bersifat Internasional, tapi tetap menggunakan bahasa Indonesia.

Acara yang meruakan gawe dari dinas kebudayaan dan permuseuman DKI Jakarta yang bekerjasama dengan KSI (komunitas sastra Indonesia) dan KCI (Komunitas Cerpen Indonesia) secara keseluruhan berjalan lancar dan meriah. Walaupun ada beberapa hal yang belum bisa terlaksana seperti bazar dan pameran sastra yang dibatalkan, wisata budaya ke Situ Babakan juga dibatalkan, serta beberapa pembicara Internasional tidak dapat hadir. Tercatat beberapa pembicara yang berhalangan hadir seperti Pemenang Nobel Satra Orhan Pamuk (Turki); Prof.Dr.Herry Aveling (Australia) yang tidak dapat hadir karena pada waktu yanng bersamaan harus mengajar di Vietnam, sementara Prof. Dr. Ernts Ulrich Kratz 9Inggris), pada saat yang sama harus berada di New York.

Penutupan JILFEST berlangsung cukup meriah di pasar seni ancol dengan opening act pentas sastra dari beberapa sasatrawan dan peserta JILFEST serta pertunjukan kesenian betawi. Di acara penutupan disampaikan juga rekomendasi-rekomendasi serta harapan pada event-event sastra dunia khususnya di Indonesia.

Sebagai wahana silaturahmi dan kerjasama antar sastrawan nasional dan Internasional, acara ini dirasa cukup penting sehingga semua berkomitmen untuk menjadikan acara ini menjadi acara rutin setiap dua tahun sekali dan dengan lokasi yang tetap pula, di Kota Tua Jakarta, kawasan yang memiliki nilai sejarah dan estetika yang mendalam bagi sejarah Jakarta pada khususnya dan Indonesia secara umum. Sampai jumpa di JILFFEST 2010. (nta)
Read more ...

Surat Untuk Calon Suamiku

Pagi sayang, apa kabar kau disana? semoga Tuhan selalu melindungimu dalam bait-bait kasih sayangNya.
Semoga Tuhan selalu menetapkan hati kita untukNya, sehingga hati kita selalu terpelihara walaupun masing-masing tahu ada sesuatu yang tengah terjadi di hati masing-masing.

Sayang, disaat waktunya nanti
saat kau akan mengajukan permintaan suci didepan kedua orang tuaku,
aku ingin masing-masing dari kita telah mempersiapkan persepsi suci akan gerbang mahligai kebahagiaan itu
bukan sekedar sebuah tujuan namun justru disitulah awal pijakan kita untuk sama-sama mengepakkan kedua sayap

Sayang, disaat waktunya nanti, bukan mahar emas permata yang kuharapkan
namun sebuah janji suci dengan sepenuh ketulusan hati
janji yang tersaksikan oleh setiap molekul diatas bumi ini


Sayang, segala pemafhuman serta keikhlasan darimu adalah fundamen-fundamen kokoh yang tak terpatahkan yang kuharap itu akan selalu ada
Saat kau mampu ikhlas menerima bahwa kepemilikanku hanyalah Allah semata
Bahwa aku akan membagi kasih sayang ini pada sesama
Bahwa aku masih punya banyak cita-cita tentang dunia ini
Merubah dunia adalah menjadi titik point semangat dalam untaian nafasku selama masih berhembus

Sayang, bagiku nanti kau bukanlah segalanya
namun segalanya tanpa kau tak bermakna dalam hidupku
Izinkanlah nanti aku menjadikan ibadah sosialku berjalan sinergis dengan pengabdianku pada seorang suami
Izinkanlah aku untuk tidak menjadi sebuah burung dalam sangkar
karena aku burung yang bebas lepas...terbang untuk mengarungi dunia ini

Sayang, mungkin nanti ikhlas memang jadi syarat utama
Saat aku bukan menjadi sosok bidadari sempurna dihadapanmu
Gaunku adalah kain sederhana yang menutup kehormatan diri
Parfumku adalah keringat murni setelah lelah berjuang di jalanan
Lipstikku adalah kata-kata orasi dan motivasi hidup yang diiringi dzikir
Bedakku harus luntur terkena sinar matahari dan debu jalanan
dimana aku akan berjuang
dan terus berjuang
untuk sebuah keadilan.


Aku adalah pelayan masyarakat, bukan sekedar pelayan dirimu.
Tapi aku berjanji akan menyerahkan sepenuh hati kasih sayang dalam lindungan Tuhan hanya untuk dirimu, sayang.

Pagi-pagi di sekre cabang, Purwokerto, 17 Desember 2008
Untuk calon suamiku..entah dimana dia berada. Kepakkan sayapmu hingga saatnya nanti sayap kita akan mengepak bersama.

Read more ...
Wednesday, December 10, 2008

Just A Beautiful Home ^_^


Sometimes, we fall tired and depression in our life. One full day, 24hours,maybe we use almost a full of day to do many activities. So, we need a comfort zone, to relax. Our house is one of alternative place to relaxing. My house is my palace . To make our house be comfortable, we can create our home with nice home furniture and decor. There are a lot of choice furnishing and decor. One of it, you can look at wikishop. Just to one click at this site, you can be looking more kind of home furniture and decor. In this page, u dont just get more alternative to decor our home, but we also have a guides all about properties to decor our home. We can read tips or guide what, how, and why we choose a products. I think, it is important when we buy something. We must be careful to buy something in order not regret in the last.

Make your house be comfort zone to relax our mind. Im so interested when saw more uniq furnitures in this site, such as : Therapeutic Pillows, lamps, bed, candle sets, etc. You can choose which your like without walk to go to the shop. Just sitting in front of your PC, choose your favourite, read the guide and buy it. All of properties which offer in this web is best properties.

Go to the website and take a look at the home furnishing and decor guide in offer. You can choose a comfortable bed linen, the matresses, etc. You also can create your home with some decor like as candle set, home accesories, or u can look anymore tips with buy Home Decorating Style guide. About price, i think by shooping in this site, we can have a relative price of furniture or home decor. There is choice price which depend our budget. So, enjoy your shooping and make ur beautiful home with wikishop!! chek this out!!!

Read more ...
Wednesday, November 26, 2008

SWASEMBADA BERAS 2009 : PENGUATAN PARADIGMA AGRIKULTUR INDONESIA




Menteri Pertanian Anton Apriyantono menargetkan, pada tahun 2009 bangsa Indonesia mencapai kemandirian pangan. Perwujudan dari kemandirian pangan tersebut adalah swasembada beras, yang ditargetkan kenaikan produksinya sebesar 5 persen per tahun (www.gatra.com/artikel.php?id=102518). Maka swasembada beras memang merupakan target pencapaian Indonesia di tahun 2009 nantinya.

Sebagai negara agraris, pertanian merupakan salah satu sektor penting yang perlu medapatkan perhatian khusus. Swasembada beras dapat dijadikan sebagai sebuah peluang pula untuk adanya penguatan kembali pertanian sebagai cara hidup (livehood). Dalam berapa dekade terakhir, paradigma dunia pertanian Indonesia mencoba mengarah kepada pertanian sebagai sebuah bisnis (paradigma agribisnis). Fenomena yang ada ini perlu mendapat pengkritisan.

Pertanian di Indonesia bukan hanya sebuah bisnis, namun juga sebagai bagian dari budaya, pertanian sebagai bagian kehidupan masyarakat. Masyarakat petani adalah salah satu dari ciri khas budaya Indonesia. Pertanian merupakan sebuah cara hidup (livehood) dan bukan semata-mata sebagai komoditi ekonomi, sehingga pengembangan pertanian harus menampatkan petani sebagai subjek / pelaku dan bukan menjadikan objek sistem ekonomi apalagi sistem pasar yang berkembang. Pola pengembangan pertanian saat ini di Indonesia mencoba menggunakan paradigma abribisnis. Paradigma ini mulai dikembangkan oleh Davies dan Goldberg di Amerika. Pengembangan sektor pertanian dengan perubahan dari agrikultur menjadi agribisnis memiliki makna bahwa segala usaha produksi pertanian ditujukan untuk mencari keuntungan, bukan untuk pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan sebagai prioritas utama. Seperti dikutip dari tulisan Prof. Dr. Mubyarto Guru Besar FE-UGM, bahwa dalam perubahan paradigma ini terjadi cara pandang bahwa penggunaan sarana produksi apapun adalah untuk menghasilkan produksi, termasuk penggunaan tenaga kerja keluarga, dan semua harus dihitung dan dikombinasikan dengan teliti untuk mencapai efisiensi tertinggi. Untuk diterapkan di Amerika mungkin tepat, namun di Indonesia hal itu tidak tepat karena sifat livehood yang kita miliki.

Swasembada beras adalah salah satu upaya pengembangan sektor pertanian yang coba dilakukan oleh pemerintah. Swasembada beras yang berorientasi pada empowering potensi pertanian perlu dikuatkan juga bahwa landasan epistemis yang digunakan adalah untuk penguatan kembali pertanian sebagai way of life, sebagai sebuah bagian dari budaya masyarakat. Jika swasembada beras hanya sekedar target untuk pencapaian ekonomi semata, maka pengembangan yang dilakukan hanya akan ditingkatan pasar saja, hak-hak petani tidak mendapatkan perhatian yang cukup.

Shinta Ardhiyani U
Jurusan Ilmu Budaya UNSOED
Ketua HMI MPO Komisariat Pertanian UNSOED

Read more ...

Political View : Obama Just a Liberal Product!!!


tulisan ini bisa diakses di HMINEWS - Mega Portal Garakan Kaum Muda Indonesia

Si hitam manis alumni SD Menteng itu memang benar-benar fenomenal. Bukan hanya wajah tirus nan manisnya yang menawan, tapi aksinya di panggung politik mampu meraih perhatian dunia.

Sedianya pagi ini, Kamis 20 November 2008 saya harus mengikuti mata kuliah Mata Kebudayaan Amerika. Dari hari senin yang lalu, sang dosen sudah semangat sekali mengingatkan bahwa absen saya sudah sampai di limited edition. Tapi...langkah ini lebih tergerak untuk menghadiri Seminar Internasional dengan tema ”Terpilihnya Barack Husein Obama dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Islam”. I think...it is the real lecture!!!

Pukul sembilan pagi dijadwalkan acara itu berlangsung. Nampaknya budaya ”ngaret” masih harus ada, sehingga pukul sepuluh kurang seperempat acara yang menghadirkan pembicara Dr.Muhammad Fanaei Eshkevari (Pakar Politik Universitas di Iran) itu dimulai. Didampingi oleh Mr. Ali Husein dari ICCJ (Islamic Cultural Center- Jakarta) dan dimoderatori oleh Chondro M , S.S, diskusi yang berjalan kurang lebih dua jam itu berlansung cukup semarak.

Acara yang digagas oleh Rektorat Universitas Muhammadiyyah Purwokerto yang dirangkul oleh ICC-J itu mengundang perhatian banyak khalayak baik dari akademisi maupun praktisi. Nggak ayal lagi, ruang A.K. Anshori yang berada di lantai tiga Gedung Pusat kampus UMP, menjadi penuh manusia. Ruangan yang sebenarnya cukup nyaman untuk sekitar 200 peserta, menjadi agak sumpek kayak naek angkutan kota karena bejubel peserta-nya. Dalam sambutan pak rektor, diutarakan juga bahwa kerjasama dengan ICCJ ini diharapkan dapat terus berkesinambungan....ya berarti kapan-kapan acara semacam ini bisa terus dilaksanakan.

Sebagai seorang ahli filsafat politik, Mr. Fanaei ini memulai materinya dengan uraian filosofi politik Islam dan politik Liberal. Dengan bilingual Inggris- Persia, sang mister mencoba menjelaskan dan menekankan bahwa politik Islam memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar dengan politik liberal. Perbedaan ini mencaku beberapa hal yaitu : ontologi-nya, epistemologi-nya, antropologi,dan legal system yang diberlakukan di masing-masing sistem politik tersebut. ”So, is possibble if we will to reconciliation of them???!! ”kata sang mister. Jawabannya.... tentu tidak!!!

Nah, berbasis dari analisa perbedaan tersebut, kemudian mencoba menganalisa sang hitam manis Barack Husein Obama. Kata beliau, Obama itu tidak ada pengaruhnya sama sekali bagi kita sebagai umat Islam. Walaupun dia punya middle name ”Husein” bukan berarti beliau sama kayak Saddam Husein. Wah...apalagi kalo sama wakil bupati Banyumas, pak Husein ya ??? (red).

Election of USA bukan kita lihat dari siapa yang terpilih, tetapi bagaimana sistem yang berlaku. Presiden bukanlah orang segalanya disana. Walaupun Obama yang jadi, tetapi tetap saja dia adalah hasil dari sistem politik liberal. So, sama aja donk... Lagipula...presiden itu bukan yang menentukan sistem secara penuh, yang mendesign sistem pemilu di Amerika tetap saja para zionis itu. So, Obama is product!!not more, isnt it???

Dalam diskusi yang disampaikan dalam tiga bahasa (Inggris-Indonesia-Persia) itu, banyak sekali diungkapkan oleh Mr.Fanei mengenai filosofi politik Islam. Beliau menekankan pada seluruh umat Islam, bahwa kenapa kita harus berharap pada terpilihnya BarackObama? Kita harus menjadi umat yang berdiri sendiri, bukan tergantung siapapun, apalagi pada kaum barat??!! Why we have to depend of it??? ”Tanya Kenapa??”

Nah, sang Mr.Fanei ini juga menjelaskan bahwa ketika kita melihat perspektif Islam secara general, bahwa Islam itu juga mengajarkan kebebasan, hak asasi, dan lain-lain tidak seperti yang dituduhkan oleh Barat bahwa Islam itu ”jahat”. ” We must know view of Islam. Islam is general. Islam is freedom and rational, respetc, progrees in technology, etc”. Ketika berbicara tentang demokrasi, menurut Mr.Fanei ini bahwa Demokracy adalah alat , metodologi, dalam sebuah sistem kenegaraan.

Mr.Fanei juga menyatakan bahwa Obama itu juga tak berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya. Mr.Fanei kemudian banyak berulas tentang Irak, Iran, dan Palestine. Dari kebijakan-kebijakan yang dikampanyekan Obama, Mr.Fanei menilai si hitam manis itu tak berbeda dengan presiden-presiden Amerika sebelumnya. Apalagi ketika berbicara Palestina , yang jelas-jelas Obama lebih berpihak pada Israel. Mr.Fanei dalam orasi-nya sempat berulang kali menyitir ayat Al-Quran, hadits, sampai kisah filsuf Jalaluddin Rumi.

Kumandang Adzan Dzuhur yang menjadi diskusi siang itu berakhir. Walaupun menyisakan banyak kekecewaan di peserta karena tidak banyak mendapatkan kesempatan berdiskusi. Ruang diskusi yang disediakan hanya untuk tiga orang peserta yang ingin bertanya. Akhirnya kami masing-masing meninggalkan ruang seminar dengan penuh pikiran masing-masing. Ada yang berfikir untuk nggak jadi ngefans sama obama, ada yang tetep kekeuh bangga bahwa Obama pernah tinggal di Menteng-Indonesia. Pokoknya bermacam-macam pikiran....termasuk saya yang berfikir..bagaimana meyakinkan dosen atas aksi bolos siang ini. Obama memang bikin banyak fikiran!!!Obama...oh obama....(nta)
Read more ...
Thursday, November 20, 2008

KETIK REG (SPASI) KADER

Derai hujan menjelang senja menyapa bumi satria. Meningkahi notasi semangat yang terus bergejolak terstimulus oleh rajutan tausiyah siang itu.
” ..... kalau semua kita niatkan untuk Allah, nggak usah mempedulikan ada atau tidak ada kader, banyak atau sedikit kader... insya Allah semua berkah...hati tenang....” (kurang lebih seperti itu kata-kata beliau yang dapat dikutip).

Kata-kata yang bijak. Siang itu nta memang ada janji ketemu sama mas Fatichin, mantan ketua HMI MPO Komisariat Pertanian periode xxxxx (lupa angkatan berapa..he3). Di ruang kerja beliau, di laboraturium pemuliaan tanaman Fak.Pertanian UNSOED, siang itu dengan pede-nya nta masuk lab dengan sandal plus motif smile... padahal siang itu ada para mahasiswa yang sedang praktikum. Jadilah siang itu aku asyik bercengkerama, bertukar ide dengan sesosok yang ramah nan bijak ini. Salut...kagum...dan penuh hormat. Itu yang dapat saya ungkapkan kepada beliau. Mungkin beliau bukan orang yang luar biasa.... tetapi beliau adalah orang-orang biasa yang berfikir luar biasa dan melakukan hal-hal yang luar biasa. Kata-kata beliau lah yang masih terpatri dala jiwa saya...waktu pelantikan pengurus komisariat dulu, beliau berpesan ” Niatkan segalanya untuk cari Ridho Allah...kalau dapet kader atau banyak peserta anggap saja itu adalah bonus... kalo nggak ada ya nggak papa yang penting adalah usaha dan niat kita... ” Kurang lebih seperti itu.

Itulah ruh perjuangan yang saya rasakan di HMI MPO. Saat ini saya miris dan prihatin melihat kondisi pengkaderan yang ada baik di HMI maupun organisasi lain. Bagi saya, pengkaderan adalah kata lain dari ”pendidikan”. Namun kini nampaknya pengkaderan yang ada justru terbatasi oleh perspektif pencarian massa. Proses transformasi sebuah pemikiran tidak tercapai dengan optimal. Lihat saja sekarang training-training kader yang dilakukan. Untuk bisa menjadi kader, cukup dengan ikut training dua hari, bahkan ada juga yang tinggal isi formulir saja. Orientasi yang ada sekarang adalah pengklaiman anggota, pencarian massa. Internalisasi yang seperti apa yang akan dilakukan dalam waktu kayak persami aja (cape deh..) . Ada lagi yang udah isi formulir udah dianggap sebagai member, lama-lama keanggotaan bisa dilakukan dengan sms, dengan ketik REG (spasi) KADER .

Udah gitu, dengan peserta yang bejubel, semua disatukan dalam satu ruangan..udah kayak seminar aja deh. Belum lagi kalo pesertanya nyampe diatas 50 orang, Wah..udah kayak pengajian akbar aja deh tuh. Apa sebenarnya tujuan dari training-training kader speerti itu??? Mo cari massa??? Masa sekarang antar organisasi hanya dapat bersaing dan berbangga diri melalui jumlah kader.

Kalau melihat fenomena seperti itu, apa bedanya dengan lembaga-lembaga pendidikan / universitas saat ini yang hanya dapat menyedot mahasiswa sebanyak-banyaknya dengan harapan bisa dapat rupiah yang banyak. Kalau di ormas berarti cari masa sebanyak-banyaknya biar bisa dimobilisasi sewaktu-waktu. Kalau di kampus itu namanya komersialisasi pendidikan, dengan tujuan uang, sedangkan di ormas tujuannya adalah alat politik.

Dulu waktu di PII, saya ikut BATRA (Basic Training) itu satu minggu dan peserta yang banyak dibagi dalam beberapa lokal, tiap lokal nggak lebih dari 10 orang. Bukan mempermasalahkan waktu dan jumlah orang..tetapi secara logika ketika kita menyelenggarakan LK dengan pandangan bahwa LK merupakan sebuah training yang mampu menjadi wadah pembelajaran bagi para calon-calon kader (saya lebih suka menyebutnya dengan calon pemimpin daripada menggunakan kata ”kader” , maka segalanya harus terkurikulum. LK merupakan alternatif pendidikan yang "membebaskan" bukan "doktrinasi" apalagi "perekrutan massa".
Mencari ormas/ organisasi ekstra kampus yg tidak ditunggangi gerakan politik sekarang susah. Gerakan yang ada diarahkan oleh garis politik tertentu.

HMI yang memiliki tujuan untuk terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan ulil albab yang turut bertanggungjawab pada terbentuknya baldhatun thayibatun warrabun ghafur... kini juga nampaknya perlu merefleksi perjalanan yang telah dilakukan. Politik hanyalah sebuah alat saja...salah satu jalur perjuangan yang dapat kita tempuh. Kalau jalanannya becek (nggak ada ojek...) dan kalau kita tetap menapakinnya..cipratan lumpurnya akan nempel kemana-mana membuat noda dimana-mana. Lebih baik kita coba perbaiki jalanan becek itu... dengan memperbaikin pondasi aspalnya. Dengan mereparasi saluran air...sehingga kalau hujan, airnya tidak menggenang kemana-mana. Jalanan kita hijaukan jadi nggak becek dan berlumpur disaat hujan. Berfikir dan bertindak cerdas...itu adalah karakter pemuda-pemuda Islam (khususnya) yang belajar di wadah pergerakan mahasiswa.

Mari kita bersama-sama benahi sistem pengkaderan di wilayah masing-masing, tiap ormas memiliki tujuan luhur...memiliki cita-cita suci... jangan nodai itu semua dengan kepentingan politik yang pragmatis.





Special thanx to : Kanda Fatichin dan sekeluarga,semoga selalu dalam lindungan Allah. Terimakasih atas segala nasihatnya mas….selamat berjuang mencari ilmu di negeri seberang sana (pekan depan mas Fatichin ini akan berangkat ke Jepang menjalani studinya..beliau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi..mohon doa dr semua!! Good luck and Keep in touch!!!^_^ )
Read more ...
Wednesday, November 12, 2008

BERANGUS HEDONIS KAMPUS!!!!


Musim pancaroba yang sudah kita lalui memang rentan menyisakan berbagai gangguan penyakit. Yup, ntu karena merupakan proses transisi kali ye??!! Banyak contoh disekitar qta nieh yang nunjukin kalo yang namanya proses transisi itu kadang bikin sakit dan parahnya lagi kadang dimanfaatkan oleh beberapa orang (oknum). Sama aja donk kayak waktu kita transisi dari putih abu-abu ke mahasiswa. Banyak proses yang kita lalui…ada sakit ..ada susah. Tapi emang proses yang kita lalui itu bisa bikin kita dewasa juga. Ibarat body nieh, itu bisa menjadi “stok” imunitas bwt qta. Tapi itu juga tergantung, bisa nggak kita membaca dan memaknai proses yang dilalui itu. Kalo cuma dilalui gitu aja…nggak dimaknai ya sama aja boong. Cuma dapet penyakitnya aja tapi kagak dapet imunitasnya. By the way..anyway…busway… transisi kita dari pelajar ke mahasiswa udah kita lalui dengan yang namanya masa orientasi alias ospek alias osma. Diakui atau nggak..banyak hal yang buat sakit juga untuk melalui proses transisi itu. Masalahnya kita nggak bisa ngebaca itu semua. Sekarang sieh OSPEK udah kelar…dan rencananya nieh ada follow-up yang diberikan. Bakalan ada gawe yang namanya “Welcome Party”. Harafiahnya ya pesta selamat datang kali ya??

Sob, inget nggak beberapa waktu yang lalu..waktu sang dedengkot Amrik datang ke Indonesia?? Yup, waktu Bush dateng ke negara kita yang elok gemah ripah loh jinawi ini. Bisa dibilang persiapan yang dilakukan adalah sebuah penyambutan…. sebuah “welcome party” juga. Apa yang jadi reaksi rakyat Indonesia waktu itu? Protes?? Of course… Ya iyalah..masa ya iya donk… Gila mampuz tuh, penyambutan bisa nyampe ngeluarin dana bermiliyar2 rupiah!!

Bukan bermaksud menganalogikan alias menyamakan Bush dengan mahasiswa baru. Tapi kesamaan yang bisa kita ambil disini adalah “semangat hedonisme” yang ada baik di pemerintah Indonesia atau “pemerintah” mahasiswa sastra disini (especially for organizing commite of Letters). Kita sama aja dengan orang yang menganggap segalanya harus dipersiapkan dengan “wah”…dan tanpa memperhatikan contents. Bush disambut dengan sedemikian rupa…dengan mengedepankan “wah”nya kita. Hasilnya, contents dari pertemuan itu toh cuma dijadikan salah satu penghias notulensi kenegaraan!!! Pemerintah qta cuma bisa mikir kira-kira apa nieh “kemasan” yang hebat tapi nggak mau pusing mikirin “contents” yang hebat. Nggak beda mbok dengan qta??? Welcome party mungkin bagus ketika kita pake sudut pandang itu merupakan ajang ekspresi seni, unjuk bakat, saling menjalin persaudaraan juga. Tapi, please…sejenak kita mikirin…apa itu yang emang bener-bener dibutuhin sama kita sekarang guys???!!!


Dari mana duit buat welcome party?? Dari surplus OSPEK kemaren (denger-dengar sieh sampe menginjak angka beberapa jeti). Dari mana sieh duit OSPEK itu??? Sebagian besar tentu aja dari duit temen-temen mahasiswa baru 2008 n disokong juga sama POM and sponsor. Itu pure!! Dan itu merupakan dana yang dipertanggungjawabkan untuk OSMA…untuk sebuah proses transisi mahasiswa yang bertajuk Letters..dengan harapan OSMA ini bisa melahirkan para pemuda yang berjiwa pemimpin (salah satunya). Berat mbokzz tanggungjawabnya???!!!. Sebuah hal yang harus diingat dan dicamkan juga bahwa panitia itu bukan bertanggungjawab untuk menghabiskan “anggaran” tapi bertanggungjawab memanfaatkan anggaran dengan sebaik-baiknya. Cuy, sekarang kalo diinget-inget..waktu OSMA kemaren…yang ditekankan adalah penghematan dan penghematan mulu!!! Konsumsi pengen kasih yang bergizi tapi lagi-lagi dibenturkan dana. Semua divisi panitia ingin memberikan yang terbaik…tapi dibenturkan lagi masalah dana. Sebenarnya apa emang dana itu nggak ada sama sekali??? Seberapa melarat-kah kita???atau cash flow-nya aja yang nggak diatur bener???!!! Toh di akhir cerita..ternyata kita surplus dana lumayan banyak..dan dengan alih-alih memanfaatkan sisa dana, kita ngadain welcome party!! (sakit kali ye??!!). Mungkin ibarat peribahasa…bersakit-sakit dahulu..bersenang-senang kemudian…(berarti beneran “sakit” donk ya??!!). Cuy, ternyata yang melarat bukan cuma materi kita..tapi juga mental kita udah melarat semua!!!

Berbeda kan kalo dari awal kita emang bisa memperhitungkan anggaran yang ada. Semua dikerahkan dengan optimal! Masalah welcome party itu bukan sebuah hal yang “fardhu ain”. Panitia itu pembawa amanah misi OSMA..dengan tema yang begitu perfect. Ok, apresiatif dengan segala kelelahan dan pengorbanan yang semua divisi panitia lakukan. Salut buat mereka. Kita juga yakin kalo itu semua ikhlas… Nah, tinggal bagaimana kemudian kita juga mengorbankan “pemikiran”..seperti apa sebenarnya yang perlu kita lakukan.

Cuy, kalo emang kita surplus…masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Liat organisasi yang ada sekarang di kampus. Sekre dibiarkan terlantar… tanpa ada pembenahan baik materi ataupun nonmateri. Beberapa kali diingatkan..bahwa semua bisa diurus… Bahkan terakhir konsultasi dengan dekan…untuk kebutuhan kesekretariatan dan lain-lain..bisa diusahakan. Nah lo, sampe sekarang apa yang kita kenal dengan sekre??? Kecuali TEKSAS, sekre dibiarkan terlantar. Boro-boro ada computer… struktur organisasi aja kagak ade non!!!

Kembali muncul pertanyaan, sebenarnya buat apa sieh organisasi itu ada??!!!(Ini sudah menjadi pembahasan waktu acara praPEMIRA bareng pak Dekan). Kalo cuma buat ngumpul-ngumpul doank…nggak usah di organisasi… mending di Ekasari aja!! Salut buat HMPS Sasindo yang berhasil memberikan beberapa kegiatan yang “menggebrak”. ICOOL yang sudah berusaha mewarnai kampus. Hudec yang mencoba eksis dengan beberapa aktivitasnya… So, yang laen gmna bu???

Beberapa kali sudah coba diingatkan…kalo kita butuh semacam “training organisasi”. Dari semenjak munculnya organisasi yang ada di kampus ini, belum ada sama sekali yang mengadakan “latihan kepemimpinan” atau pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh orang-orang yang akan menggerakan organisasi (kecuali Mapatra, TEKSAS dan ICOOL). Kita mo berorganisasi tapi kita nggak punya ilmunya…dan lebih parah lagi, kita nggak mau mencari ilmu-nya. Disini ironis sekali yang terjadi, orang-orang yang sudah berpengalaman dalam organisasi justru masih merasa kurang mampu dan ingin belajar banyak untuk organisasi. Presiden BEM UNSOED saja pernah merasa minder untuk memberikan sebuah materi keorganisasian, tapi disini….dengan pengetahuan kita yang minim tentang organisasi, kita masih sempat-sempatnya “songong” obral organisasi. Tapi saya tetap salut buat presiden HMPS Sasindo yang waktu awal terpilih masih mau bertanya dan belajar “sebenarnya berorganisasi itu bagaimana sieh???” . Ada kemauan untuk belajar disana. Kita akui, kita juga belum sempurna…kita masih belajar..tapi permasalahannya kita itu nggak mau belajar.

Dihubungkan dengan masalah money tadi, apa salah kalo kita coba sisihkan juga untuk membangun “mental organisasi” kita. Kalo kita ngomongin history-nya “welcome party” , itu muncul saat OSMA 2006, saat Saudara Kuat yang menjadi Ketua panitia. Welcome party bukan bagian dari OSPEK tapi merupakan kepanitian tersndiri diluar panitia OSPEK dan dilakukan setelah panitia OSPEK dibubarkan. Waktu itu landasannya adalah merasa harus memberikan sesuatu kepada maba yang udah bayar OSPEK sebesar (kurang lebih) Rp 75.000,00. Itupun panitia welcome party harus ikut turut rembug dalam hal pendanaan. Yang perlu ditekankan adalah, bahwa welcome party bukan bagian dari OSPEK apalagi sebuah hal rutinitas yang harus diwajibkan tiap tahunnya. Logikanya, bertambah tahun harusnya kita bisa melakukan yang lebih baik lagi.Bukan sekedar ngikut aja yang dulu. Sekarang kita harus bisa membaca realitas yang ada..apa yang kita butuhkan. Ketua angkatan sudah terbentuk… HMPS ada..itu bisa kita lakukan dialog antar angkatan..sharing dan rembug untuk membicarakan apa yang ada dan apa yang kita butuhkan. Kalo mo ngadain acara-acara semacam party, buat kepanitiaan sendiri…buat konsep acara sendiri dan usahakan sendiri..itu lebih fair!!!

Satu hal lagi mengenai dana OSPEK juga yang menjadi “dana utama” welcome party…dan itu unsurnya adalah dana POM. Apa sieh dana POM itu??itu duit babe-nyak kita yang turut “disumbangkan” buat kampus kita ini. Problematika mengenai POM ini udah berulangkali dibahas. POM merupakan salah satu bentuk dari komersialiasi pendidikan. POM menjadi sebuah masalah yang tak kunjung padam. POM yang dimunculkan dari tahun 2005 itu selalu menjadikan mahasiswa sebagai sapi perahan. Bahkan di FISIP sempat ada komitmen untuk tidak mengakses dana POM sebagai sebuah keprihatinan pada komersialisasi pendidikan yang sedang berlangsung. Nah, disini kok malah mahasiswa juga jadi ikut-ikutan nyungsep ke pemerasan itu. Bukan dimanfaatkan ke hal yang baek..tapi malah buat party-party kagak jelas. Asal tau aja, gara-gara alokasi POM untuk OSPEK yang terhitung lumayan, beberapa kegiatan laen jadi terkena imbas-nya dengan tidak mendapatkan alokasi dana POM, sebagai contoh yaitu kegiatan talkshow sastra Ramadhan lalu yang dianggap tidak lebih penting daripada OSPEK. Ini juga pertanda adanya “keburukan” perencanaan di tubuh POM. Tidak ada arahan yang jelas, perencanaan yang jelas juga. POM itu bukan gudang uang…tapi pengelola uang juga. Inilah proses transisi yang harus kita baca dan maknai non!! OSPEK yang “begitu-begitu aja”, welcome party yang salah kaprah, penggunaan dana yang nggak aspiratif, POM yang masih menyisakan banyak persoalan, dan masih banyak lagi yang harus kita baca.

Khusus untuk welcome party, itu merupakan pertanda hedonisme yang sudah masuk ke wilayah intelektual yaitu kampus. Hedonisme yang identik dengan kemewahan nggak genah masih harus merasuki kampus sebagai wahana intelektual para penerus bangsa. Hedon nggak hedon itu emang pilihan, cuy!! Tapi nggak bisa juga kalo pake atas nama kolektif disini apalagi pake duit orang banyak!!!


Tulisan ini bisa dikses di www.ntacaholic.co.cc

Untuk menghargai kedewasaan teman-teman, ruang diskusi tentang hal ini dibuka selebar-lebarnya tidak dengan aksi corat-coret atau disobek-sobek. Silahkan tuangkan pendapat anda di selebaran lain, di comment box www.ntacaholic.co.cc atau silahkan kita diskusi tatap muka langsung. Terimakasih.

Read more ...
Friday, November 07, 2008

Jilbabquw Chayanx... (to : all muslimah)




“Mbak Shinta….alow….” sebuah sapaan renyah reflek menghentikan langkahku saat pagi itu di perjalanan menuju studio Mafaza FM untuk rutinitas siaran. Tepat di tikungan depan program studi Bahasa, sapaan itu memanggilku. Seorang gadis manis, dengan rambut terurai sebahu, memberikan senyumnya yang paling manis padaku. Senyum manis itu dilanjutkan dengan langkah-langkah agak lari kecil menghampiriku untuk sekedar mengungkapkan rasa sayang dengan berjabat tangan dan cipika-cipiki. Sama seperti pada “adik-adik”ku semua… tentu saja aku sambut jabat tangan dan balasan sanyum yang paling manis pula serta disertai beberapa percakapan basa-basi.

Setelah ritual sapaan itu, dan si gadis manis itu bernjak pergi, aku baru teringat siapa dia. Salah satu adhe’ku yang masih fresh graduate di Mafaza (Masjid Fatimatuzzahra). Mungkin sikapku terlihat agak “keterlaluan”. Dari cara dia bertegur sapa, terlihat kita cukup dekat. Ya, memang dia salah satu “adik”ku di Mafaza, tapi pagi itu aku tak mengenalinya dengan langsung. Yup,ternyata memang ada yang membuatku bersikap seperti itu. Pagi itu tentu saja aku pangling sama si “adhe”, secara…dia nggak pake jilbab.

Kejadian seperti ini sebenarnya sudah sering aku alami dan kadang aku merasa kesal sendiri. Setidaknya mereka membuatku agak “berfikir” lagi untuk mengingat-ngingat “Siapa sieh lo???” . Yang aq kenal mereka adalah muslimah dengan jilbab sebagai identitasnya, so ketika identitas mereka dilepas…wajar donk kl aq jadi lupa.

Dipikir…direnungi….diliatin…dan dimacem-macemin….aku kok jadi bertanya sendiri, kok bisa ya sekarang dengan mudah temen-temen muslimah pakai dan buka jilbab. Pernah aku dianggap sombong oleh salah satu teman seangkatan saat kita ada acara study pustaka di luar kota, pasalnya aku nggak menyapanya sama sekali. Suer, hal itu bukan karena aku segan atau sombong, tapi aku tidak mengenalinya, aq pangling dengan penampilannya dengan rambut tergerai dan baju sempit sementara aku mengenali kesehariannya di kampus dia menggenakan jilbab yang anggun. So, salah gue gitu??? (he3)


Mungkin orang bisa bilang “ ya udah sukur mau pake jilbab…drpada kagak pake??”. Yeach..ketika menggenakan jilbab dengan diksi-diksi “daripada” dan berjilbab itu merupakan salah satu “perintah” (saya lebih suka menyebutnya dengan “kebutuhan”), maka perlu dipertanyakan kembali kepada diri kita masing-masing mengenai esensi dari jilbab itu sendiri.

Gals, kalo jilbab itu adalah salah satu bagian dari pakaian untuk menutup aurat kita, berarti bukan hal yang aneh donk kalo suatu saat kita juga membuka celana (maaf) atau baju kita alias telanjang sebagian???!!! Yup, telanjang partial!! (akhirnya w temukan juga tuh kata-kata…he3).

Jadi inget nieh, waktu SMA dulu saya pernah iseng ikutan “Quiz” di Radio. Kalo nggak salah, sampe sekarang quiz itu msh ada..model quiz-nya dengan pertanyaan2 “uniq dan menggelitik” yang hadiahnya berlipat setiap harinya jika belum terjawab. Nah, waktu itu pertanyannya “ Kenapa Batman selalu pake topeng??”. Sampe hampir satu minggu, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Waktu itu ada yang jawab “ karena buat nyamar”… “ Karena takut ketauan”…”karena wajahnya jelek”… “kerana biar sama kayak ‘walet’ “, “Karena trend mode…” .. dan jawaban-jawaban lain yang kreatif-kreatif. Akhirnya aku mencoba menjawab dan ternyata hasilnya benar (wah..lumayan tuh waktu itu hadiahnya nyampe hampir stngah jeti bo!!!). Jawabanku simple : “Karena topeng itu udah satu paket sama kostumnya…”. Jadi identitas Batman yang kemudian terungkap dalam symbol pada kostumnya adalah bahwa Batman tidak akan membuka topengnya karena itu memang sudah satu kesatuan sebagai kostumnya. Batman merupakan tokoh yang memiliki jatidiri sebagai pahlawan pembela kebenaran, yang melakukan keberpihakan pada kaum lemah, salah satu sikap pahlawan itu adalah ketika melakukan sebuah kebajikan maka dianalogikan tangan kanan yang melakukan..tangan kiri tidak mengetahui. Untuk menghindari sikap riya, ujub, dan lain-lain...jiwa kepahlawanan itu tertuang dalam symbol di kostumnya, bahwa Batman memerlukan kostum yang membutuhkan topeng. Topeng itu bukan karena trend…atau karena ingin menyamar… Tapi sebagai salah satu bentuk jiwa kepahlawanan. Topeng itu juga bukan sekedar sebagai “bagian” dari penutup anggota tubuh. Belum ada ceritanya Batman waktu terbang lupa pake topeng…atau sengaja ketika musim panas…dia melakukan tugasnya sebagai superhero tanpa topeng.

So, gals, ketika kita pake jilbab, apa sebenarnya identitas diri yang terpatri dalam jiwa kita untuk kemudian tertuang dalam cara berbusana kita. Seorang muslimah metinya memhami tanggung jawab hidup ini..peran-peran manusia di muka bumi. Kita diidupin bukan bwt jadi brandingnya para pengusaha ‘jilbab’,cuy!! Tujuan kita diberi napas…bukan bwt menghidupi proses kreatif dalam aneka ragam produk jilbab. Justru sebaliknya, industri jilbab itu adalah menjawab kebutuhan kita akan jilbab, kebutuhan kita akan pakaian. Jilbab itu pakaian bukan acsesoris bu!! Beda lagi sama bandana, wig, iket rambut, or accesoris-accesoris laen jeng!!! (Ups, kayaknya paragraph ni ngelantur deh…)

Nah, sederhananya nieh..kalo emang kita memahami nie hidup bwt beribadah..dan beribadah itu berkonsekuensi pada melakukan segala yang terbaik. Bahwa kita melakukan peran-peran ibadah dalam aktivitas sehari-hari, serta kita telah mampu mengenali bahwa kita itu perempuan yang sama seperti laki-laki memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Ciri khas itu kemudian bisa membawa sebuah stigma bahwa perempuan itu menggoda, so perlu adanya protect…soalnya kalo nggak di-protect tuh…peran-peran manusia dalam menjalankan tanggungjawabnya bisa rusak. Nah, makanya nieh salah satunya perempuan disuruh pake jilbab. Sebuah protect dan sebuah identitas bagi seorang muslimah. Gelar “muslimah” itu nggak sederhana sob!!! Bukan sekedar karena kita cewek trus KTPnya Islam berarti itu muslimah (itu mah pengertian secara bahasa arab aje….).

Setalah nulis muter-muter kayak gini nieh…intinya, tetepin diri kita sebagai muslimah…kalo Islam emang jadi pilihan kita. But, its no problem sieh..kalo emang kita itu dalam sebuah proses…tapi juga bukan proses yang mengalir gitu aja… ibart kita lagi bikin film nieh…. Scenario itu butuuh improve actor coy!!! Script itu bukan benda mati yang kita pake gitu aja…tapi script adalah sebuah hal yang dinamis yang perlu kita improve..jadi proses kita jadi lebih hidup… bikin hidup lebih hidup!!!!

Intinya lagi tuh… nta prihatin banget kalo ngliat temen-temen muslimah pake jilbab-nya nggak jauh beda sama jilbabnya anak kecil… kalo lagi ke kampus doank dipake… kalo lagi acara tertentu aja dipake. Nggak salah kalo nta nanya “ Siapa sieh lo???” soalnya secara nggak langsung mereka telah menunjukkan bahwa mereka belum mengetahui jatidir mereka sendiri… pakaian hanya sekedar dijadikan penutup aja, pelengkap aja. Coy, qta udah gede!!!masa mo kayak anak kecil trus???


Udah ah segini dulu…kapan-kapan disambung lagi…

7 november 08, Pagi-pagi di sekre cabang (pagi ini beda cuy…sekre rapi jali...jadi keliatan segaran dikit. he3)
Read more ...
Tuesday, November 04, 2008

Kadek Indah S ....... in Memoriam...

Kadek Indah S… In memoriam.

Sahabat, teman, saudariku….

Senin sore kemarin tak pernah disangka mejadi hari yang naas untuk Kadek Indah S, teman, sahabat, saudari kami tercinta. Kini tak ada lagi keriuhan yang biasa ditimbulkan oleh Kadek, yang khas dengan celotehan logat bayumasanya. Kini tak ada lagi guyo-guyon segar di kelas kami. Kami telah kehilangan seorang gadis periang, hitam manis, Kadek Indah S.


Ada perasaan getir medengar kisah di akhir kehidupan almarhumah Kadek. Senin (03/11) kemari, saat senja mulai gelap, bersama rekanya Ovi, Kadek menjalankan motornya kearah utara. Saat melintasi apotik kimia farma, di Jl.Jenderal Soedirman Timur, sekitar 100m dr kampus sastra UNSOED, dari arah belakang melintas Truk gandeng. Kadek sudah menyadari ada truk gandeng, secara refleks dia bergerak mudur memberika jalan pada truk. Namun, nampaknya Kadek tak menyadari itu sebuah truk gandeng, ketika bagian depa truk sudah lewat, Kadek kembali menuju ke tengah jalan, malang tak bisa dihindar, tubuh terpental jauh, dan menurut saksi mata tubuh Kadek sempat terlindas truk.

Kejadian itu terlalu cepat. Teman-teman satu kelas yang diberi kabar langsung meyusul korba ke RS.Margono, Banyumas. Saya sendiri tak dapat menemani almarhumah di detik-detik terakhirnya. HP saya sedang menagalami kerusakan software, dan sms duka baru saya buka keesokan paginya setelah siaran. Sejuta kesediha menggelayut. Sosok Kadek memang tidak terlalu akrab dengan saya. Namun, beberapa moment manis pernah kita lewati bersama. Setidaknya, kami di kelas C, sudah seperti keluarga dan Kadek merupakan bagian yag tak dapat dipisahkan dari kelas C.

Teriring doa semoga arwah almarhumah diterima disisiNYa, diampuni dosa serta khilafNYa, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Kadek…walaupun secara jasadiyah telah meninggalkan kami, ingatan kami tentang manisnya sosokmu tak dapat terhapuska dari benak…selamanya!!!!
Innalillahi wa innalillahi ro’jiun.


Nb : Teriring doa juga untuk almarhumah Erna S, mahasiswi sastra angkatan ’08 yang hari MInggu malam lalu (2/11) bersama ibundanya mennjadi korba tabrak lari di ds.Sokaraja.

Read more ...

BURJO resto


Tulisan ini special dipersembahkan boeat : sobatquw Tania alias “Tance” , juga special boeat mas burjo Mirasa dan semua pemilik warung burjo di purwokerto. Luv u all….

Udara dingin dini hari kota Bandung terasa hingga menusuk tulang. Perjalanan dari terminal Cicaheum ke Kampus UPI-Ledeng ternyata lumayan panjang dan berkelak-kelok. Kunikmati perjalanan, terguncang-guncang di angkota yang hanya dinaikin ole tiga penumpang. Yeah…maklum, ini kan masih jam tiga pagi..he3.

Suasana sangat lengang ketika kujejakkan kaki di depan kampus UPI. Agenda studi pustaka akan dimulai pukul 08.00 nanti. Serasa bagpacker aja kalo kayak gini. Menyusuri jalan kota Bandung sendirian. Beberapa agenda diluar kampus mengakibatkan aku nggak bisa turut rombongan kampus untuk melakukan Study Pustaka ke UPI-Bandung. So, harus berangkat sendiri deh.

Sebuah pondok terlihat terang diantara perumahan laen yang masih nampak gelap gulita. Wah..ada warung buka tuh!!! Kebetulan ingin menggenapkan puasa syawalan, jadi ada baiknya saur dulu. Ternyata warung yang masih “stay tune” itu pondok burjo (bubur kacang ijo) yang juga menyediakan menu mie instant.

Sambil menunggu si ‘aa menyelesaikan “ekspresi”nya membuat mie rebus….aq teringat pada kenangan-kenangan di warung burjo. Di dekat masjid , ada sebuah warung burjo juga. Kalo setiap AHad pagi, setelah kajian keputrian, biasanya aq dan Tance nongkrong disitu.
“Cui…laper nggak?makan yuk!!”
Aq tersenyum sendiri kalo inget si Tance. Deuh…kangen nieh bu!!!kapan ya qta nggak sibuk???!!!

Yup, Warung BURJO MIRASA jadi salah satu tempat ningkrong favoritku, selain sama Tance, kadang juga sama Rina (aq kangen kowe jeng!!!). Menu yang paling digemari itu tempe goreng. Disini tempe goreng-nya special. Apalagi kalo tinggal di purwokerto yang terbiasa dengan tempe goreng dengan “style” mendoan”, diaini akan merasakan “sensasi” tempe goreng yang beda (lebai nggak sieh??). Yup, kadang aq agak bosan juga dengan mendoan…pengen ngrasain tempe goreng yang kering, yang biasa aja selayaknya teme goreng yang laen (he3). Sekedar promo aja, selain tempe gorengnya yang lezat, bubur kacang ijo di warung ini juga oke punya. Jadi ketauan kenapa aqu n tance suka ngendon disini.

Nongkrong di warung BURJO emang mengasyikkan. Suasananya yang sederhana dan terbuka membuat kita bisa berinteraksi langsung dengan yang ada disitu, baik penjual maupun pengunjung. BURJO ini kan salah satu warung fastfood juga. Emang sieh..agak-agak nggak bergizi karena menyediakan mie rebus. Aq sendiri jarang makan mie instant disini, lebih tertarik pada bubur kacang ijo-nya atau ya itu tempe goreng-nya. Suasanya sangat merakyat. Aq dan Tania suka ngobrol panjang lebar disini, sampe nggak kerasa harus berangkat ke kampus…he3, dan kadang dengan seenaknya si Tania bilang “ Lo bayar dulu ya Ta!!” Kalo udah kayak gitu, cuma ada cengegesan aja yang tersungging di wajah si Anak Item itu. Sob, sumpah, gw kangen banget sama lo!!!

Warung fastfood burjo, menjadi salah satu alternatif tempat makan ditengah-tengah maraknya restoran atau rumah makan yang sebenarnya lebih menjual gaya hidup disbanding menjual makanan. Gaya hidup hedonisme yang disuguhkan melalui rumah makan siap saji atau fastfood, yang memberikan kesan “keren dan elegan” bagi siapa saja yang makan didalamnya. Tanpa terasa pengunjung dibius dengan budaya-budaya yang dijiwai oleh semangat kapitalisme.

Tapi tulisan ini nggak pengen membahas banyak mengenai “teror budaya” melalui menjamurnya restoran disekitar kita. Penghargaan yang setunggi-tingginya untuk eksistensi warung BURJO. Warung BURJO memberikan sensasi lebih buat para kuliner yang menginginkan kesederhanaan, kenyamanan, serta ekonomis. Yup, kalo diliat dari harga, tentu saja warung BURJO punya nilai lebih. Disini nggak ada harga yang lebih dari lima ribu (saya sudah membandingkan harga warung BURJO di Purwokerto, Bandung, Jakarta, dan Jogja).

Untuk lingkungan mahasiswa, kehadiran warung BURJO memang sangat bermafaat, apalagi disaat kodisi kantong lagi kempes.he3. Tapi pengunjug warung burjo teryata juga dari berbagai kalangan , mulai dari aak gedong yang uang bulanannya hampir meyamai gaji pejabat sampe kaum mustad’afin yang punya PMDK (Program Makan Dua Kali). He3.

Disini memang benar-benar ekonomis. Disini kita masih bisa dapetin harga gorenga yang masih gope alias lima ratus rupiah. Disini kita masih bisa dapatkan es teh dengan harga Cuma seribu. Disini kita bisa maka kenyang dan bergizi dengan bubur kacang ijo dan ketan item. Disini kita bisa bertemu sapa dengan teman-teman dan ngobrol santai tentang apapun. Disini kita bisa bertukar ide, debat warung burjo, dan bisa sekedar melepas stress.

Walaupun kadang masih agak ragu untuk masuk ruang burjo kalo lagi sendirian. Image-nya blum enak, akhwat nongkrong di warung burjo. Yeah…dipikir-pikir daripada nongkrong di mall!! (lho???!!!)he3.

Buat sobatku Tance, kappa qta nongkrong-nongkrong lagi di Burjo dan angkringan??? Sambil sesekali berdiskusi tentang program-program keumatan…tentang fenomena aktivis…tentang kita…dan tentang cinta…………

God Bless U!!!

Salam buat para pemilik warung burjo…semangat!!!!




Read more ...

Recently Aborigin

Tiga belas Februari 2008 silam, perdana menteri Australia Kevin Rudd resmi meminta maaf kepada masyarakat Aborigin atas kesalahan pemerintah berupa ketidakadilan historis dan perampasan generasi selama abad ke-20. Ini merupakan sikap yang terlontar setelah proses yang berjalan sekitar belasan tahun. Sebagai penduduk asli, memang tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Aborigin selama ini telah mengalami “kenyataan sejarah” yang pahit. Masyarakat Aborigin merupakan penduduk Australia yang telah mendiami benua Australia dari sekitar +50.000 tahun yang lalu. Perkembangan Australia yang telah mengakibatkan banyaknya para imigran masuk berkonsekuensi pada terciptanya interaksi antara mereka (Suku asli dan pendatang).

Para pendatang pertama dari Inggris tiba pada tanggal 26 Januari 1788. Mereka adalah para tahanan yang dikirim ke sini sebagai hukuman atas kejahatan mereka, para pelaut dan tentara. Banyak lagi tawanan dan pendatang bebas yang terus berdatangan dan sampai tahun 1859 ada lima koloni baru disamping New South Wales – Tasmania, Australia Barat, Australia Selatan, Victoria dan Queensland.
Orang-orang berdatangan dari seluruh pelosok dunia ke Australia dan sampai tahun 1861 jumlah penduduk Australia hampir mencapai 1.200.000. Banyak imigran yang datang untuk mencari emas setelah emas ditemukan pertama kalinya pada tahun 1851, termasuk mereka yang datang dari Cina dalam jumlah yang besar. Pada pertengahan kedua dari abad 20, lebih dari 5.000.000 orang bermigrasi ke Australia. Sekarang sekurangnya 41% dari penduduk Australia dilahirkan baik di luar negeri atau anak dari pendatang yang dilahirkan di luar negeri. Lebih dari 140 negara membentuk populasi Australia yang sekarang berjumlah kira-kira. 19 juta.


Fakta sejarah mengatakan bahwa perkembangan diamika kependudukan di Australia telah banyak menorehkan ketidakadilan pada masyarakat Aborigin. Selama bertahun-tahun, Aborigin mendapatkan diskriminasi. Selama 12 tahun pertama era kolonial Inggris, masyrakat Aborigin “dipaksa” untuk mengikuti aturan hidup para pendatang (Bennettt Samuel dalam bukunya, Australian Discovery and Colonisation). Pada 1838, 28 orang Aborigin dibantai di Myall Creek.

Bagaimana Aborigin di era modern ?

"Tak seorang pun Aborigin masa kini bisa melupakan sejarah kolonisasi dan diskriminasi yang mereka alami sepanjang lebih dari 210 tahun,"
(The Dreamtime, yang diterbitkan sebuah yayasan Aborigin)

"Dua ratus tahun kolonisasi Australia adalah kisah pembantaian
dua abad bangsa kami,"
(Profesor Marcia Langton, seorang tokoh wanita Aborigin)

Setelah 168 tahun kemudian, keadaan itu tidak berubah jauh. Mengutip data Biro Statistik Australia 1994, sekitar 40% pria Aborigin, dan 42% kaum wanitanya, menderita penyakit.
Sebagian terbesar menderita penyakit saluran pernapasan: 34% pria dan 35% wanita. Mereka juga menderita asma, penyakit telinga, problem jantung, dan diabetes.
Meski sebagai penduduk asli Australia, nasib masyarakat Aborigin merasa didominasi oleh kaum pendatang. Hal itu diperburuk lagi dengan kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang berada di kondisi cukup jauh dibanding kaum imigran. Selain kesenjangan yang terjadi, kaum aborigin merasa ada diskriminasi sehingga ruang geraknya menjadi sempit di perpolitikan, ekonomi, dan sosial.
Hingga kini, kerap kali terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat Aborigin. Mereka kini mulai mengerti akan hak-hak manusia. Persamaan hak selalu menjadi isu yang diangkat oleh masyarakat Aborigin ketika pemberontakan

BENTROKAN antara masyarakat Aborigin dan aparat keamanan akhir pekan lalu lebih menggambarkan sentimen rasial termasuk api dalam sekam di Australia. Persoalan suku Aborigin masih menjadi isu sensitif. Sentimen rasial yang terkait dengan posisi kaum Aborigin mengandung kerawanan tinggi. Itulah yang terjadi hari Minggu 15 Februari malam. (KOMPAS)

Perlakuan terhadap kaum Aborigin antara tahun 1910 sampai tahun 1970 dianggap melanggar hak asasi manusia, lebih-lebih kalau dilihat dari perspektif sekarang. Saat ini ada sekitar 460.000 orang aborigin, atau dua persen dari 21 juta penduduk Australia. Banyak dari mereka tinggal di pemukiman terpencil dan hidup seperti warga negara miskin, padahal Australia adalah negara maju. Secara tidak langsung itu menunjukkan masih adanya dikotomi antara masyarakat asli dan kulit putih. Rasisme masih ada di Australia hingga sekarang. Walau kini dengan faktor “pengetahuan” masyarakat Aborigin yang meningkat dan kesadaran masyarakat kulit puith, tindak-tindak rasisme tersebut telah terminimalisir. Upaya pemerintah juga perlu dilibatkan dalam menciptakan interaksi masyarakat yang harmonis antara kedua kelompok masyarakat ini.
Pada tahun 1991 dibentuk Dewan Rekonsiliasi yang merupakan lembaga untuk merintis uapay rekonsiliasi antara masyarakat Aborigin dan kaum pendatang . Adapun tujuan Rekonsiliasi adalah:

persatuan negara Australia yang menghormati tanah air kita; menghargaiwarisan suku Aborigin dan Torres Strait Islander; dan memberi keadilan serta persamaan hak pada semua orang.

Pada tahun 1966 Parlemen Australia membuat pernyataan komitmen tentang persamaan hak bagi semua orang Australia. Ini termasuk komitmen dalam proses rekonsiliasi dengan suku Aborigin dan Torres Strait Islander – khususnya dalam mengatasi kerugian sosial dan ekonomi mereka. Pada bulan November 2000 pemerintah Australia dan semua pemerintah State dan Territory membuat komitmen untuk meneruskan dukungan mereka pada proses Rekonsiliasi dengan memperkecil kerugian yang dihadapi oleh suku pribumi Australia. Kini upaya itu telah sampai pada permintaan maaf pemerintah Australia yang diproklamirkan februari silam.


Read more ...

Cuaca Ekstrem Di Australia

Australia merupakan benua paling kering di dunia. Australia mengenal adanya empat musim. Namun, siklus cuaca di Australia tidak stabil. Letak Benua Australia tidak terlalu ke utara sehingga tidak terlalu dipengaruhi oleh cuaca lembab tropis. Namun, benua tersebut tidak terlalu ke selatan sehingga tidak memperoleh banyak hujan dari awan yang berasal dari samudera sebelah selatan. Hal itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya variasi cuaca di Australia walaupun sudah masuk ke periode musim tertentu. Misalnya sudah masuk bulan Juni/Juli/Agustus, itu sudah periode musim dingin di Australia, tapi udaranya tidak terlalu dingin, berkisar antara 8-20 degree C. Matahari bersinar cukup terik di siang hari. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi iklim Australia, yaitu : garis lintang; arus samudera; jarak dengan pantai; keadaan suhu dan angin; bentang alam.
.
Ditinjau dari posisi garis lintang, lebih dari sepertiga benua Australia terletak di kawasan tropis dan dua pertiga sisanya terletak di kawasan subtropis dan kawasan beriklim sedang. Adapun kondisi iklim di Australia terbagi berdasarkan posisi garis lintang, yakni : kawasan tropis (11°LS - 23° 30'LS); kawasan subtropis (23° 30' - 35oLS); kawasan beriklim sedang (35°- 44°LS). Pada kawasan beriklim tropis, suhunya tinggi dan semakin keselatan semakin berkurang tekanan udaranya. Maka kalau kita berjalan-jalan di Australia, kita akan dapat merasakan fluktuasi cuaca, bisa panas sekali namun juga bisa cukup sejuk.

Faktor yang kedua yaitu bentang samudera di Australia. Australia dikelilingi oleh samudera-samudera. Keberadaan samudera dapat menyebabkan perbedaan suhu yang ekstrem antar wilayah pantai dan daratan. Samudera menyebabkan suhu di daerah pantai menjadi sedang sehingga tidak ada perbedaan yang besar atara suhu minimum dan maksimum, namun apabila masuk ke daratan, suhunya menjadi ekstrem dan ada perbedaan yang besar antara suhu maksimum dan minimum.
Selain itu, samudera-samudera di Australia memiliki beberapa arus penting, yaitu,
a. Arus hangat yang terdiri dari :1)Arus Australia Timur. Mengalir di sepanjang pantai timur, 2) Arus Leuwin. Mengalir di sepanjang pantai barat, 3) Arus Khatulistiwa Selatan. Mengalir di sepanjang pantai-pantai utara Australia. Arus-arus hangat ini menyebabkan udara di Australia menjadi panas.
b. Arus dingin yang disebut dengan Apung Angin Barat. Mengalir dari barat ke timur, tepat di sebelah selatan Australia dan membawa hawa dingin ke Tasmania.
Jarak dari pantai mempengaruhi suhu dan curah hujan di Australia. Daerah-daerah yang paling lembab di Australia adalah daerah yang paling dekat dengan laut. Lebih jauh ke darat, daerahnya menjadi lebih kering dan daerah bagian tengah di Australia adalah gurun pasir. Sebagian besar daerah di Australia jauh dari pantai. Jadi, pada garis lintang berbeda, terdapat daerah-daerah yang basah, daerah yang agak gersang dan daerah yang kering. Di Australia, kawasan-kawasan tropis, subtropis dan kawasan beriklim sedang mempunyai daerah yang lembab, daerah agak gersang dan daerah kering.
Iklim di Australia dipengaruhi oleh keadaan angin, atau oleh massa udara, yang berhembu. Pada musim panas, iklim di Australia lebih dipengaruhi oleh udara tropis yang hangat. Pada musim dingin, iklimnya lebih dipengaruhi oleh udara kutub yang dingin. Massa udara dan angin yang berasal dari bagian tengah benua Australia bersifat kering dan panas pada musim panas serta kering dan dingin pada musim dingin.
Periode gerakan angin atau massa udara ini yang kemudian membagi Australia dalam beberapa periode musim :
a.Bulan Januari merupakan pertengahan musim panas di Australia.Selama musim panas ini, ada sistem tekanan rendah yang bergerak di atas Australia bagian utara yang berasal dari Samudera India dan Samudera Pasifik. Manakala sistem tekanan rendah ini melintasi lautan yang hangat, sistem tekanan tersebut menjadi lembab sehingga meniupkan udara tropis yang panas ke arah benua. Hal ini menyebabkan terbentuknya awan dan hujan. Kejadian ini membawa hujan ke daerah-daerah tropis dan subtropis di Australia bagian utara di musim panas.
b.Bulan Juli adalah pertengahan musim dingin di Australia. Matahari tidak langsung berada di atas sehingga udara lebih sejuk. Udara kutub yang dingin bertiup ke arah Australia bagian selatan dari Samudera Selatan yang dingin. Udara tersebut bertiup dalam bentuk kumpulan sel-sel tekanan tinggi. Sel-sel ini bergerak melintasi benua dari arah barat ke timur. Sel tekanan tinggi membawa cuaca yang tak berawan ke daerah-daerah yang luas di Australia selama musim dingin. Sel-sel tekanan rendah juga bertiup dari barat pada kira-kira 40°LS selama musim dingin. Sel-sel ini membawa hujan. Jadi, hal ini menyebabkan banyaknya curah hujan di Australia selatan selama musim dingin.
Tinggi rendah kondisi tekanan udara ini kemudian mempengaruhi terbentuknya wilayah konvergensi. Konvergensi tersebut terjadi akibat pertemuan antara massa udara bertekanan rendah dari pusaran angin di barat Australia dan massa udara dengan tekanan tinggi yang mengalir dari arah Asia. Hal itu mengakibatkan terjadi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia. Kemudian kita kenal juga adnya fenomena El-Nino yang juga disebabkan oleh tinggi-rendahnya tekanan udara, yaitu dimana terjadi udara lembab yang terpusat di Samudera Pasifik tengah dan meluas ke timur ke arah Amerika Selatan. Hal ini menyebabkan turunnya hujan di Samudera Pasifik, dan hujan di Australia serta di Indonesia menjadi berkurang dari biasanya. Akibatnya timbul kekeringan di Australia dan di beberapa daerah di Indonesia.
Faktor-faktor yang ada di Australia tersebut yang menyebabkan timbulnya kondisi cuaca yang fluktuatif dan bisa terasa sangat ekstrem.


Read more ...
Friday, October 31, 2008

Sajak Hujan


derai tak padam
mendung kian kelam
dingin tak lekang
badai tak henti


tapi aku yakin masih ada pelangi...
kan tetap kukejar ke cakrawala

purwokerto, akhir november '08
nta

Read more ...

Aku Bisa Jadi Pengader!!!

Baru dua bulan aku menyandang status sebagai pengader. Terkadang merasa berat juga. Pengkaderan adalah kunci dari gerak sebuah organisasi. Baru dua bulan, banyak yang dihadapi. Konsentrasi juga terpecah. Antara komisariat…. Pengkaderan… kadang masing-masing butuh konsentrasi penuh.

Kader yang apatis…males… butuh motivasi… kader yang “songong”, butuh perhatian, kader yang banyak pacaran….. Ugh..kadang pengen lari aja…

Fungsi-fungsi pengkaderan bukan sekedar bagaimana bisa punya kader banyak…tetapi juga bagaimana setiap kader dapat terfasilitasi dalam prosesnya belajar bersama HMI.

Pernah “pesimis”, aku nggak pantes jadi pengader. Masih suka slengekan, pembawaan manja masih belumbisa dihilangkan. Tapi kalau ingat sebuah harapan…sebuah tanggungjawab…. Aku bertekad untuk menjadi pengader yang luar biasa. Yang mampu melahirkan kader-kader luar biasa di HMI MPO. Kader-kader yang progresif….yang punya semangat tinggi, etos perjuangan yang nggak kenal lelah,……. Biar mimpi itu semakin jelas… semakin sampai…………..semoga!!!

AKU BISA JADI PENGADER!!! I WANT TO BE A EXTRAODINARY “PENGADER” JiaYOoou!!!!YAKUSA!!!

Read more ...

Green ShortCourse for Youth Muslim 2008

Green ShortCourse for Youth Muslim 2008
“Learn and to Do (Belajar dan Berbuat) “
Purwokerto, 19-23 November 2008


Pemuda (termasuk mahasiswa didalamnya) merupakan pilar bangsa yang merupakan kaca ramal akan masa depan. Rangkaian peradaban tak akan terelakkan tanpa rekayasa peran-peran pemuda dari masa sekarang. Sistem pendidikan yang menimbulkan sebuah budaya yang rapuh dan rentan akan kontaminasi negatif perubahan zaman memerlukan penciptaan budaya tanding dengan pola-pola pendidikan yang tidak konservatif.

Membaca kebutuhan mahasiswa pada umumnya, bukan berarti semata mengikuti budaya yang mereka senangi dan lakoni. Kebutuhan akan stimulasi untuk berfikir lateral merupakan hakekat kebutuhan yang perlu segara terakomodir oleh motor-motor gerakan mahasiswa termasuk didalamnya HMI MPO. Inovasi pola pengkaderan -yang memiliki hakekat sebagai sebuah sistem pendidikan- sudah semestinya menjadi sebuah hal yang telah tertargetkan. Pengkaderan bukan sebuah warisan yang turun temurun tanpa adanya sentuhan-sentuhan kreatifitas kegiatan dan pemikiran. Latihan Kader I yang merupakan salah satu tahap pada pola pengkaderan HMI MPO, bukan sebuah “benda” yang sekedar menjadi pintu masuk bagi para calon kader. Paradigma “pintu masuk” pada Latihan Kader I , memerlukan pembenahan ulang supaya esensi dari “pengalaman pertama” seorang kader dapat lebih tersampaikan.

Manusia belajar dari apa yang ada di sekitarnya. Proses belajar setiap orang akan dipengaruhi lingkungan seperti apa yang ada di sekitarnya. Penciptaan suasana belajar adalah salah satu upaya untuk efektifitas proses pembelajaran. Memanfaatkan kondisi natural, alam dan masyarakat sekitar sebagai lingkungan belajar yang disinergiskan dengan pola-pola pembelajaran yang bersigat implementatif merupakan sebuah alternatif yang akan dilakukan dalam Green ShourtCourse for Youth Muslim 2008 (Latihan Kader I ). GreeSCYM ’08 mencoba menjadi alternatif pelatihan bagi mahasiswa muslim untuk dapat belajar lebih banyak tentang peran-peran seorang mahasiswa Islam baik dalam konteks pribadi, agama, negara. Sebuah event yang menjadi upaya kontemplasi dan sebuah reminder bagi mahasiswa muslim untuk bisa melakukan peranan-peranannya di masyarakat, baik masyarakat kampus dan atau masyarakat luas. Pola yang diberikan pada GreeSCYM diharapkan dapat sebagai sebuah pola belajar yang implentatif, kita belajar dan kita melakukan (Learn and to Do).

Dengan mencoba masuk pada lingkungan masyarakat petani ternak kambing desa Sikapat, Banyumas,-GreeSCYM yang juga bekerjasama dengan Tim Pendampingan Masyarakat MAFAZA, diharapkan dapat menjadi salah satu proses belajar yang efektif bagi para peserta. Peserta bukan hanya akan mengenal HMI MPO sebagai salah satu alat perjuangan namun juga akan lebih ditekankan bagaimana mengenal peranan-peranan mahasiswa Islam dan beberapa simulasi aplikasi keilmuan yang didapatkan.

Info lelbih lanjut hubungi : HMI MPO Komisariat Pertanian UNSOED, 0812 10 70 1423 (shinta)

Read more ...

Selamat Buat Pak Ikmal!!


Selamat kami ucapkan pada H.Ikmal Jaya dan Habib Ali Zaenal Abidin yang telah memenangkan suara pada Pilwalkot Tegal, 26 Oktober 2009. Semoga kota Tegal akan menjadi lebih baik. Amien. HIDUP TEGAL!!!

Hasil lengkap mengenai Pilkada tegal bisa dilihat di http://pilkadategal2008.com
Karena nggak sempat meliput, ini saya kutipkan beritanya saja dari harian Suar Merdeka edisi 26 oktober 2008
Ikmal Jaya Unggul di Pilkada Kota Tegal

Tegal, CyberNews. Wajah calon Wali Kota Tegal Ikmal Jaya SE Ak langsung sumringah ketika mengetahui hasil perolehan suara yang mana ia unggul dalam pemilihan kepala daerah yang berlangsung Minggu (26/10). Pengusaha bus itu bahkan beberapa kali mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Sejumlah warga yang kebetulan ikut memantau perhitungan suara di TPS 20 Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat langsung berebut mendekat untuk memberikan ucapan selamat.

Ikmal yang kebetulan duduk di barisan depan dengan didampingi kakaknya AKP Warsidin langsung berdiri dan menyambut dengan ramah. "Saya sudah memperkirakan akan menang, dan saya terima kasih atas dukungan yang diberikan warga," katanya.

Bahkan, ia yakin target perolehan suara mencapai 70 persen bisa tercapai. Ikmal mengaku, kemenangnya juga tidak lepas dari kerja keras para tim sukses yang selama ini bekerja secara solid. Selama ini setiap melaksanakan kampanye, Ikmal bersama pasangannya Habib Ali Zaenal Abidin menyatakan siap akan melakukan sejumlsh terobosan baru demi kesejahteraan masyarakat, khususnya wong cilik.

Antara lain, mengusahakan biaya rawat inap gratis di seluruh puskesmas, memberikan jaminan asuransi bagi warga yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan mengupayakan air PDAM bisa mengalir di seluruh wilayah yang selama ini belum mendapatkan jatah.

Ikmal mengatakan, selain itu juga akan menggratiskan pendidikan hingga 12 tahun atau mulai SD hingga SMA. "Apabila terpilih kami juga siap melakukan pemerataan pembangunan, sehingga tidak terfokus pada wilayah perkotaan, dan kami siap menyejahterakan wong cilik," katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan berupaya melakukan perbaikan gizi masyarakat dan memberikan pelayanan publik secara terukur, tepat waktu dan murah. Untuk meningkatkan kesejahteraan akan memperkuat ekonomi masyarakat yang berbasis pada industri kecil, menengah dan koperasi. Oleh karena itu, dukungan penuh dari masyarakat sangat diharapkan demi mewujudkan Gerbang Mas Kota Bahari.

Golput di bawah 37%

Sementara itu pemilihan wali kota dan wakil wali kota Tegal yang berlangsung Minggu (26/10), mengalami perkembangan menarik dalam kaca mata Komisi Pemilihan Umum setempat. Karena dari partisipasi warga untuk memilih atau datang ke 359 TPS yang tersebar di 27 kelurahan di empat kecamatan, mengalami kenaikan. Demikian juga untuk golongan putih (golput), atau warga yang tidak datang ke TPS alias tidak memilih mengalami pengurangan.

Divisi Pendidikan Informasi dan Kajian Pengembangan Pemilu KPU Kota Tegal, Andi Kustomo mengatakan, perkiraan sementara ada kenaikan jumlah pemilih atau partisipasi warga dan golputnya dipastikan turun. ''Saya belum bisa memastikan angkanya. Yang jelas angka partisipasi warga atau pemilih melebihi 63%. Di atas yang terjadi saat pilgub. Demikian juga golput kurang dari 37%. Angka pastinya, nanti setelah penghitungan manual yang dilakukan KPU selesai sekitar seminggu setelah pencoblosan,'' papar dia, Minggu (26/10).

Andi mengungkapkan, di Kota Tegal memang ada indikasi kemunculan ''golput permanen''. Golongan dimaksud, kata dia, adalah para pekerja yang memiliki KTP Kota Tegal, namun saat pencoblosan masih berada di luar kota. Dia menyebut seperti kalangan pembantu rumah tangga, pelayan warteg. Juga kalangan nahkoda dan ABK kapal ikan yang saat pencoblosan tengah mencari ikan di laut.

Sejauh pemantauan Suara Merdeka CyberNews di sejumlah TPS, jumlah golput memang cukup beragam. Itu bisa dilihat dari jumlah kehadiran mereka di TPS yang cukup banyak. Contohnya di TPS 24 Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur. Dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 270 orang, tidak hadir alias golput mencapai 100 orang. Suara sah 61 dan tidak sah hanya sembilan. Demikian juga di TPS 11 Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, DPT (542), hadir (354), golput (174). Meski ada kondisi seperti itu, dia sangat bersyukur partisipasi warga dalam pilwalkot sangat baik. Karena jumlah pemilihnya lebih banyak dibanding saat pilgub 22 Juni lalu.

(Wawan Hudiyanto /CN05)
Read more ...

From Widya Puri with Love ^_^


Sepertinya bulan September dan Oktober pasti akan menjadikan aku sebagai orang asing di rumah sendiri. Untuk kali kedua di tahun kedua aku merasa “bersalah” pada teman-teman di “Widya Puri”,rumah kos-ku tercinta. Kalau dulu tahun pertama tadinya aku anggap sebagai sebuah adaptasi. Namun ternyata, hal yang serupa terjadi kembali di tahun kedua ini. Transisi tahun akademik berpengaruh pada aktivitasku di luar rumah. Jadwal yang padat menyita waktuku hingga entah sudah berapa lama aku tak hadir di ruang-ruang diskusi dengan teman kos.

Dari lubuk hati yang paling dalam, sungguh aku sangat merasa bersalah. Karakter dasarku yang agak perfeksionis, menghakimi diri ini untuk dapat menyeimbangkan peran di dalam maupun di luar rumah.

Lingkungan kos adalah keluarga baru bagi mahasiswa rantau. Kehadiran “orang lain” merupakan pelatihan kedewasaan kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Kalau kita ingin jadi “bener” di tempat rantau, maka kita sendiri yang harus menentukan lingkungan apa yang akan kita tinggali. Mewujudkan dan menjaga sebuah lingkungan kondusif bukan hal yang mudah.

Di Widya Puri (WP) ada sekitar 13 penghuni yang menempati rumah dengan dua lantai yang berlokasi di dekat lapangan karangwangkal Purwokerto. Penghuni yang ada terdiri dari berbagai macam orang dengan kepribadian dan latar belakang yang berbeda-beda. Aku akan coba perkenalkan satu-persatu.


Selita. Mantan ketua kos yang terkadang masih mempertahankan status quo-nya(he3). Mahasiswa tahun ketiga prodi kimia, yang nggak pernah tau sebenarnya buat apa sieh dia kuliah jauh-jauh ke Purwokerto. Gadis manis ini aku anggap sebagai sohibku yang paling yahud karena paling enak buat utang dan minta tolong.he3. Gadis asal Jakarta (apa Garut ya neng?) yang suka sama Hello kitty ini bisa dibilang sebagai tipe gadis rumah, kadang lemot, tapi courius-nya tinggi, dia orang jujur yang mengakui kelemotannya tapi dia juga nggak pernah ragu untuk sekedar nanya “ Mbak shinta, itu kasus korupsi Jaksa Agung Urip maksudnya gimmana sieh???”. Komentarku buat si Seli “Lo tuh sebenarnya pinter asal lo emang punya keinginan buat pinter non!!!”

Vera. Ketua kos yang baru. Mahasiswi tahun kedua jurusan perikanan dan kelautan. Ukhti yang satu ini termasuk salah satu “super woman”, tenaga-nya bo!!!gile….tuh cowok apa cewek ya???he3. Gadis baik hati tapi terkadang aku nggak suka kalo dia lagi “mutung “ ini paling nggak doyan makanan pedas. Makanya nggak ada deh yang pernah liat dia marah-marah. Kalopun marah akan diekspresikan dengan “aksi diam”. Pesanku buat Vera “ Ver, gw kadang sangat meras bersalah sama lo, tp gw emang paling nggak bisa ngungkapin itu”

Ria. Ini termasuk newcomer di WP. Baru dua bulan yang lalu masuk kos. Nggak banyak yang aku tau. Kesan yang aku dapat, “Dhe Ria niku jawa banget nggih????!!!!” ^_^

Mada. Ini temennya Ria. Fresh Graduate prodi matematika, classmate-nya Ria. Baru bbrapa minggu jadi penghuni kos. Jadi nggak banyak yang kutahu. Yang bisa kukomentari, dhe’ Mada ini cantik dan pendiam tapi kayaknya kalo sama Ria kok bisa cerewet bangetzzz ya???!!!

The Dhea. Urang Majenang yang manis, anggun, dan baik hati. Keliatannya sieh pendiem, tapi kalo cerewet……..wah, kos-an nggak bakal sepi deh!!!! Termasuk seniornya di kos WP. Aktivis LDK. Sama kayak aku juga. Kesibukan diluar cukup bejibun jadi kadang jarang di kos-an. Kadang aku ingin berbagi dan diskusi..mungkin lain waktu ya Ukh!!!

Atik. Classmate-nya Vera. Orangnya agak aneh. Baik hati sieh..kadang suka bagi-bagi something, entah itu makanan, pulsa, ataupun apa. Yang pasti dia termasuk orang yang betah nelpon berlama-lama…sama orang yangn nggak jelas juga.he3. Bukan tipe mahasiswi yang punya banyak aktivitas. Agak manja. Tapi…ya itu tadi……..She is very kind!!! ^_^

Mbak Tya. Whuaa…….banyak deh kalo harus mengungkapkan tentang mbak yang satu ini. Dari mulai nebeng nonton film, sampe minjem charger….dia termasuk orang yang asik-asik aja. Dari mulai ngobrol yang berat-berat sampe ngbrol gosip artis….bisa nyambung. Orangnya baik hati walau kadang-kadang gajebo-nya keluar.he3. Punya adhe’ namanya Kiki dan Hasan, mbak Tya ini termasuk orang yang care sama keluarganya. Tapi...hobi-nya itu lho…tidur!!! Puasa kemaren dia pemegang rekor untuk ibadah…..tidur!!! (tidurnya orang puasa kan ibadah…he3). Mbak, moga penelitiannya cepet kelar!!!semangat ya!!!

Itu tadi penghuni bawah…Nah sekarang penghuni atas.

The Diah. Aktivis LDK dan BEM Fakultas Pertanian. Takut banget sama kucing. Tapi kita punya panggilan buat dia “si Pusi Garong”. Akhwat item manis ini juga asyik kalo diajak ngobrol. Baik hati pula. Kadang gajebo-nya juga keluar. Termasuk akhwat yang rajin….. kayaknya tiap hari ada syuro mulu deh.he3. Suka masak tapi lupa bersihin dapur… Aduh bu, kapan2 masaknya bagi-bagi ke kita dan dapur diberesin lagi ya!!!

The Ira. Mamih………… orang yang “dituakan” di kos. Walaupun dia sebenarnya “gadis dewasa” yang manja.he3. Tapi dia orangnya bisa jadi rujukan terakhir kita. Wah..pegel nulis tentang beliau. Kapan-kapan aje deh. Oya, mamih….sering-sering bagi-bagi puding ya!!!he3

Dhe’ Leli. Putri Temanggung yang lucu. Sama kayak mamih dan Ica, dia suka sama tanaman. Diatas itu banyak tanaman berjejer di depan kamar sebelah timur. Bikin suasana kos jadi asri.

Icha. Nieh dia…temen asyik kalo lagi nonton tv sampe larut malam. Paling asyik kalo diajak ngobrol masalah film yang keren. Pokoknya asyik deh ngobrol sama dia. Tapi anak rumahan banget. Jam sembilan malem…pasti udah molor…. Zzzz….Zzzz……

Eci. Ini kembarannya Icha. Tapi dia nggak semales Icha.he3. Pacarnya ketua BEM MIPA ini juga aktif di Marching Band. Asyik kalo ngobrol sama gadis betawi ini. Anak konyol yang super pede. Suka warna ijo…tapi kebanyakan baju yang dipunyana warna merah. Lo sakit ya Chi???he3

Ipunk. Ceweknya anak Fak.Hukum yang jarangn di kos-an. Ini teman senasibku yang suka nunggak bayar kos. Tapi yang asyik, kalo abiz nge-date, kadang dia bawa “upeti” buat kita, mulai dari coklat sampe rambutan.he3

Nina. Temen satu kampus, adhe’ angkatanku. Paling suka masak and makan. Match banget sama porsi body-nya yang kalo naek angkot harus bayar ongkos dua orang.he3. Paling nggak suka sama keributan..sama kecerewetan..apalagi kalo tengah malem. Makanya kalo aku mo “ribut” tengah malem, suka ngungsi kebawah. Tapi yang pasti, nina itu baek hati.Nggak terlalu banyak aktivitas…mungkin takut kurus kali ya??he3. Tapi pinter kok, dia anak PMDK. Lumayan, buat nanya2 soal kuliah yang aku nggak pernah masuk.he3. Walau dia adhe angkatan…tapi aku sering nanya..soalnya aku kan jarang masuk kelas.he3

Mimit. Nama aslinya Hikmah. Sama kayak Eci, dia temen yang asik bwt di-cengin.ha…ha… Temen satu piketku kalo hari minggu yang sering aku dzholimi karena aku jarang ada di kos.he3. Maap ya mit… besok aku piket sendirian deh. Oya, Mimit ini suka banget sama baca novel2 keren yang lagi ngetop. Kalo mo pinjem novel ke dia aja. Dia juga aktiv di LDK Fakultas. Dia termasuk ukhti yang gaul juga.he3

Nah…itu tuh semua temen kos yang punya karakter masing-masing. Ditambah lagi dengan kehadiranku. Mahasiswi yang cuek…suka sok sibuk disana-sini. Mantan sekum BEM-U (he3..diungkit juga…)…. Dengan aktivitas bejibun. Pagi-pagi udah berangkat …pulang suka malem. Bayar kos-an suka nunggak karena duitnya dipake buat yang laen dulu…tapi suka bagi-bagi apapun.he3.

Benar-benar rumah kos yang selalu ceria. Lewat tulisan ini aku Cuma ingin menyampaikan maaf….kalau akhir-akhir ini shinta jarang di kos. Kangeeeeeeeeeen banget…. Tapi apa daya…inilah hidup (maksudnya???!!!). Aku bukan orang yang bisa mengungkapkan hal-hal yang kayak gini. Ingin rasanya duduk bersama dan bercengkerama dengan kalian lagi… mencoba mencari celah waktu yang ada. Ingin rasanya canda-tawa itu membahana lagi diantara hari-hariku.

Teman, sampai kapanpun…bagaimanapun kalian…akan selalu aku ingat..dan kalian selalu menjadi yang terbaik di hati ini (ceileee………) . Insya Allah kedepannya shinta akan belajar lagi manajemen waktu supaya nggak keteteran lagi. Supaya bisa ngumpul lagi. Supaya bisa sering bersih-bersih kos-an lagi.he3

I lov u all………^_^


Read more ...