Pages

Friday, November 06, 2009

Selamatkan Kepercayaan Masyarakat


Dimuat di rubrik akademia KOMPAS JATENG, 6 November 2009.
Bisa diliat juga di www.ntacaholic.co.cc

Pemberantasan korupsi erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat yang berefek pada tingkat
kejahatan/kriminaltas di tengah masyarakat. Bahwa ketika korupsi meningkat, angka kejahatan
yang terjadi meningkat pula ( Global Corruption Report, 2005). Sebaliknya ketika korupsi berhasil
dikurangi, kepercayaan masyarakat terhadap penegak hukum bertambah. Kepercataan yang
membaik dan dukungan masyarakat membuat penegakan hukum menjadi efektif. Penegakan hukum yang efektif dapat mengurangi jumlah kejahatan yang terjadi.

Apa yang sedang terjadi sekarang, adalah kepercayaan masyarakat kini sedang terombang-ambing. Dalam proses [erjlananan, KPK sebagai salah satu institusi hukum dalam pemmberantasan tindakk pidana korupsi, berbenturan dengan sesama penegak hukum, yaitu kepolisian Republik Indonesia
(POLRI). Adegan ini seolah menjadi fragmen sensasional di hadapan ratusan juta masyarakat Indonesia. Saling berargumen, mempertahankan kebenaran posisi lembaga masing-masing. Lepas dari masalah kontroversi penahanan dua pimpinan KPK, kemelut yang sedang terjadi sebenarnya merupakan perwujudan dari semangat setiap unsur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya dan tekad untuk memberantas korupsi. Polisi sebagai aparat mencoba melakukan tanggung jawabnya dengan optimal dan KPK pun sebagai komisi khusus juga bersikeras mempertahankan sebuah idealisme dalam menjalankan tugas-tugas mulianya.

Sebenarnya semangat ini adalah sebuah aset positif dalam misi bersama kita untuk memberantas korupsi. Penanganan korupsi butuh semangat yang besar seperti ini karena memang korupsi adalah kasus kriminal yang luar biasa. Penanganan korupsi tidak cukup hanya melalui mekanisme hukum konvensional. Krupsi adalah kejahatan dengan kategori yang tidak biasa. Seperti diputuskan dalam kongres PBB tahun 1980 mengenai The Prevertion of crime and The Treatment of Offenders, dunia
mengecam dan memasukan korupsi dalam kategori extraordibnary crims (kejahatan luar biasa) yang menyangkut kejahatan terhadap kesejahteraan sosial (crime againts social welfare) , kejahatan terhadap pembangunan crime againts development), dan kejahatan terhadap kualitas lingkungan hidup (crime againts the quality of life). Di dalamnya korupsi diakui dan diidentifikasi sebagai tindak pidana yang sulit dijangkau hukum offences beyond the reach the law) .

Tingkat stadium penyakit korupsi yang tinggi ini menuntut sebuah konsekuensi adanya keseriusan
dan strategi pemberantasan korupsi yang tepat. Hal ini juga menjadi reminder bahwa dalam
melakukan pemberantasan tipikor, perlu ada kerjasama dan pengorganisasian gerakan yang baik.
Seperti dikatakan oleh Sayyidina Ali ra bahwa "Kejahatan yang terorganisir dapat megalahkan
kebenaran yang tidak terorganisir." Terjadinya kemelut ini merupakan akibat kurang
terorganisirnya misi dalam pemberantasan korupsi di negara ini. Hal yang menjadi kekhawatiran
adalah perlu diingat bahwa kemelut yang terjadi diantara penegak hukum memiliki efek yang
sangat luas, Selain berakibat terganggunya sistematika pemberantasan korupsi, kemelut ini telah
berpengaruh pada kepercayaan masyarakat. Hal ini diperkuat lagi oleh aktor media yang dalam
fungsinya untuk menyuguhkan realita kepada masyarakat.

Apapun yang menjadi akar masalah kemelut ini, baik itu politik, hukum, ekonomi, atau yang
lainnya, harapannya masyarakat jangan sampai hancur kepercayaannya pada aparat. Sungguh miris
melihatn masayarakat terbentuk kelompok-kelompok, ada yang membenci POLRI atau sebaliknya.
Masyarakat jangan menjadi korban untuk diarahkan dalam membentuk koloni-koloni yang hanya
akan menimbulkan perpecahan juga. Penyelesaian kemelut KPK-POLRI secara bijak harus segera
diwujudkan untuk menyelematkan kepercayaan masyarakat.

Shinta arDjahrie
Mahasiswi FISIP Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Read more ...
Thursday, November 05, 2009

Cewek Mandiri : Bukan Harus tapi BUTUH!!!




Mungkin kalo disurvey, alasan para koruptor itu melakukan “kenakalan”, selain factor keserakahan juga factor keinginan membahagiakan keluarga. Mungkin mulia banget ya seorang kepala keluarga pengen memberikan kebahagiaan duniawi pada keluarganya kemudian melakukan berbagai hal! Alasan pragmatis dari tindakan korupsi adalah “yang penting anak-istri saya bisa makan”.

Kenapa kemudian istri menjadi alasan dari sebuah tindakan yang dilarang??? Mungkin memang kecenderungan superioritas laki-laki untuk memenuhi keinginan pasangan hidupnya. Tapi, laki-laki bukan superior dan perempuan bukan inferior toh??? Ya, seorang suami memang punya kewajiban untuk menafkahi keluarganya, tapi bukan berarti sebuah ketergantungan materi seorang perempuan pada laki-laki. Makanya cewek juga butuh kemandirian!!!! Lagipula , kewajiban menafkahi tidak bisa dipersempit maknanya dengan nafkah materi saja. Kepala keluarga tentunya beda dengan bagian keuangan. Analoginya : ketua panitia beda dengan divisi usaha dana. Presiden tentunya beda dengan menteri keuangan. Kepala keluarga dengan tanggungjawabnya untuk menafkahi bukan berarti akan hilang tanggungjawabnya saat ia tak bisa memberikan nafkah materi. Tetap laki-laki adalah seorang kepala keluarga walaupun gaji-nya kecil atau bahkan pengangguran. Sama saja kondisinya dengan, seorang ketua panitia tetap sebagai ketua panitia walaupun ia tak bisa mendapatkan dana kegiatan, karena itu adalah bagian divisi usaha dana.

Saya membayangkan, berapa banyak laki-laki yang terpaksa menjadi korupsi dengan alasan pragmatis untuk memberikan kebahagiaan pada keluarganya. Atau saya membayangkan, bagaimana kekuatan semangat para istri-istri mandiri yang memberikan support kepada para suaminya dan meyakinkan bahwa kita akan tetap bahagia walaupun tanpa limpahan harta. KPK itu mungkin sulit sekali melakukan aksi-aksi pemberantasan dan pencegahan korupsi, tapi para istri-istri/suami-suami koruptor dengan kekuatan cinta yang luar biasa, bisa meyakinkan pasangannya masing-masing bahwa mahligai yang mereka bangun tidak pernah terukur dengan materi apapun, jadi jangan pernah sampai tergoda untuk korupsi. Iya nggak sieh??? Karena kita (perempuan) tidak akan menjadi lemah hanya gara-gara suami tak punya uang banyak. Iya nggak sieh???he3

Itulah yang kemudian kita bisa membangun umat melalui pembenahan keluarga. Isnt it??? Jadi sebagai cewek, istri dan calon istri, MANDIRI itu mungkin NGGAK HARUS tapi BUTUH!!!!!!! Kita butu untuk kemandirian, supaya tidak terbawa pada pragmatisme. Mandiri akan membawa kita pada kepercayaan diri supaya bisa berdiri diatas kaki sendiri, membuat kita tak goyah walaupun banyak godaan. Ayo, mulai dari keluarga kita sendiri!!!!

Teriring rindu untuk keluarga,adik2 dan kakakqu, aq bersyukur mendapat lingkungan pembelajaran yang membuatku terus belajar. Luv u all coz Allah!!!!
05november2009, pagi2. Ngapain nulis tentang ini ya???? Sialan…akhir-akhir intensitas teman-teman yang curhat tentang “jodoh” semakin banyak!!!!. Ya Allah jodohkanlah aku dengan para mukhlisin, dan bukan dengan koruptor…amien!! ^_^he3…

Read more ...

Nyontek : Dari Kenakalan hingga Pragmatisme!!!!



“ Tidak mencontek memang tidak menjamin jawaban kita benar , tetapi setidaknya kita telah berproses dengan benar”

Akhirnya dua pekan masa UTS , hampir sampai di penghujung. Kalau mengingat ujian-ujian yang kemaren, huffh….. Ternyata, masih jaman ya pada contek-contekan. Di setiap ujian, nggak usah nunggu lama, dalam waktu beberapa menit saja, kasak-kusuk itu sudah mulai terasakan. Banyak tingkahnya, dari mulai angkat alis, lirk kanan-kiri, sampai balikan badan ke belakang. Hemh…, agak dongkol seeh ketika temen yang duduk di sebelah dengan santainya menjulurkan kepalanya untuk melihat jawaban-jawaban ujian qta. Dulu waktu semester awal, ada temen sekelas yang nyebelin banget, dia itu orang yang selalu mencemooh aku ketika aku banyak bolos dan aktivitas di luar, tapi ketika ujian, dan dia duduk di belakangku, dengan seenaknya dia bilang : “kamu tuh keren banget lho sin, genius abiz!!kamu baek banget, bla…bla….bla….” DAMN!!!!! Dia bilang gitu cuma karena mo nyontek jawaban ujian. Aq bales aja : “ Iya, memang…dan kamu cupu abiz karena udah males, bego, nyontek lagi!!!!”.hahahay….

Yeah….aq nulis kayak gini juga bukan karena aku sama sekali nggak pernah nyontek. Jujur aja, aq juga dulu pernah nyontek,khususnya saat SMP. Waktu lagi “lucu-lucu”nya…he3… alias saat-saat itu adalah masa ketika lagi bandel-bandelnya. Sebagai seorang remaja yang menginjak masa puber, yang membutuhkan eksistensi, sosok diriku saat itu adalah petualang yang gemar akan tantangan , termasuk tantangan mencontek….he3.
Waktu itu aku menepis alasan nyontek adalah karena tidak percaya diri. Hemh….bisa dikatakan aku sudah cukup percaya diri untuk mengerjakan soal-soal ujian. Karena saking percaya diri itulah, yang muncul adalah m”mencari tantangan” saat ujian. Dalam benakku saat itu kayaknya keren banget deh bisa lolos dari pengawas yang galak, bisa masuk ruang ujian dengan membawa buku atau kertas contekan, dan nggak ketahuan!!! Wah…seru abiz!!!!! Dulu aq nggak tanggung-tanggung kalo mo nyontek, nggak pake nulis di kertas-kertas kecil, tapi langsung nyontek dari buku. Dalam pikiranku, ngapain juga bikin contekan, bagiku ketika menulis sesuatu otomatis kita akan menghafal apa yang qta tulis, jadi ya sama aja nggak nyontek. Kalau mo nyontek, langsung aja nyontek ke sumber terpercaya yaitu buku.he3. Lucunya, waktu itu saya nyonteknya sambil mikir, apalagi kalo matematika,contekan dari buku kan teori dan rumus-rumusnya aja. Jadi mungkin lebih tepat disebut ujian open book daripada nyontek.he3.

Suatu saat, aq pernah ketauan nyontek. Waktu itu mata pelajaran Sejarah, gurunya judes , aku juga males untuk menghafalkan banyak tahun-tahun dan peristiwa sejarah. Seperti biasa, ide-ku adalah menyiapkan buku paket Sejatrah di laci meja. Ketika ujian berlangsung, aku langsung beraksi, tangan kanan diatas meja, tangan kini gerayangan di laci meja.he3. Ternyata gerak-gerikkku diawasi dari awal oleh sang ibu guru. Malang tak dapat ditolak, aku ketahuan, buku paketku diambil. Walhasil aku melanjutkan mengerjakan ujian tanpa melihat buku. Ketika di akhir ujian, sang ibu guru menghampiriku dan melihat kertas jawaban, beliau bilang : “ Nah, ini bisa tanpa nyontek, ngapain kamu nyontek nduk?!”. Aku Cuma cengar-cengir dengan membayangkan di kantin nanti aku bakal diketawain abis-abisan (waktu SMP, temenku preman-preman semua, kita biasa naik jendela untuk bolos ke kantin…ha3). Tapi, aku jadi mikir juga : “ iya yach…ngapain juga nyontek??? Sebenarnya aq bisa kok!!”.

Tapi memang, saat itu motivasi nyontek tak lebih dari sebuah kenakalan masa remaja saja. Rasa deg-degan saat diam-diam membawa contekan, lega saat nggak ketahuan, itu ada rasa bangga yang menyelip, walaupun kebanggan yang semu. Yang namanya anak-anak kan pengen tampil hebat. Ya, itulah aku dan pengalaman nyontek saat masa-masa sekolah. Sebuah perasaan ingin mencoba tantangan. Sama aja kayak contoh begini : kalo kita pagi-pagi berangkat sekolah sebelum jam tujuh lewat gerbang depan, itu biasa sekali! Tapi ketika kita bisa berangkat sekolah pake manjat pagar, itu luar biasa!!hahahaha. Seru abiz deh pokoknya masa-masa sekolah dulu. Tapi, sedikit membela diri, semasa SMP-SMA saya lebih banyak dicontekin daripada nyontek lho!!!ha3 (tapi dosanya sama aja kok!!! Dijerat pada pasal kejahatan berencana juga tuh!!!:p ).
Tapi, sekali lagi itu hanya bentuk kenakalan saja. Saya fikir wajar aja kalo sekali-kali anak-anak ingin berkreasi dengan berangkat sekolah lewat pintu belakang. Tinggal control dari kenakalan itu khususnya dari keluarga yang menuntun kita (anak-anak) pada sisi kedewasaan. Walaupun saya ungkapkan disini pengakuan mencontek saat remaja, bukan berarti membenarkan nyontek lho ya!!!! Tetep aja, saya ya salah waktu itu!!!aku akui itu!!! Harusnya semangat kenakalan itu bisa disalurkan kepada hal positif lainnya. Jadi, mungkin kisah kenakalan ini sebatas untuk dikisahkan dan diambil hikmahnya aja, bukan ditiru…he3

Kembali kepada masalah nyontek. Kegandrungan pada segala bentuk nyontek itupun lambat laun pudar seiring bertambahnya usia (halah!!tua banget ya daku???!!he3). Ya, karena ketika kita dewasa, kita bukan hanya bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik, tapi dewasa juga bisa membedakan mana yang pantas dan tidak pantas. Makanya, kalo orang-orang dewasa masih “nakal”, itu tanda bahwa mereka masa kecilnya kurang bahagia….he3. Iya donk!!!! Kalo anak Abege yang cowok sekali-kali nakal ngelirik cewek seksi mungkin itu wajar sebagai sebuah bentuk kenakalan anak, tapi kalo udah mahasiswa dan “dewasa” masih nakal dengan ngegombalin cewek-cewek, berarti dia ada masalah dengan “proses pertumbuhan”, perlu diperiksakan tuh ke dokter, mungkin makanannya kurang asupan gizi jadi hormonnya nggak berkembang.he3. Selain asupan fisik juga asupan rohani. Jadi , untuk pertumbuhan yang ideal, bukan hanya gizi untuk fisik tapi juga gizi untuk ruhani kita, jadi kita bisa dewasa lahir batin.

Nah, kembali lagi ke nyontek, malu juga kalo ngliat mahasiswa-mahasiswa pada nyontek. Saya melihat alasan kenakalan mahasiswa ini lebih kepada pragmatisme saja. Bagi mereka mungkin yang penting ujian kelar, lembar jawab nggak kosong, dapet nilai bagus, IP cukup,nggak peduli itu didapat dari mana. Jujur aja, di lingkungan kampus ku banyak yang seperti itu. Semua serba pragmatis. Apapun caranya, yang pasti tujuan bisa tercapai. Sama aja kayak dosen juga yang bilang “saya nggak mau tahu, yang pasti saya udah ngajar 14kali pertemuan dalam satu semester, tugas saya sudah selesai!!!”. Arrgh….kadang saya bingung dan sedih kalo ngliat seperti itu. Jadi, yang penting nilai ujian bagus, masalah prosesnya benar atau salah itu urusan nanti. Ah…guys, hidup ini cuma sekali masa cuma diiisi tujuan-tujuan pendek seperti itu.

Mungkin kita jadi nggak heran kalo melihat para aparatur Negara berlomba-lomba untuk korup. Saling bahu membahu membela rekan-rekannya yang koruptor, karena memang mereka sudah terbiasa untuk “bekerjasama”, yang penting kantong kita nggak kosong, yang penting dapur bisa ngebul, yang penting anak-istri bisa makan kenyang. Sebatas itukah???? Argh…karena semua memang bermula dari ruang kelas. Semua bermula dari cara kita belajar. Jadi, buat teman-teman semua. Kita nggak harus selalu aksi demonstrasi untuk mencegah korupsi. Ayo, mulai dari kita sendiri!!!! Nyontek??amit-amit deh!!!! ^_^
(nta)

Tema ini dibahas juga pada siaran 5 november 09, di ruang siar yang “sejuk”he3. Setelah beberapa hari absen siaran karena UTS, seneng banget dapetbanyak atensi dari para sobat yang mengungkapkan kerinduannya.he3. Miss u all!!! Luv u all coz Allah!!! ^_^. *seneng banget pagi ini obrolannya seru*. Ini yang selalu membuat aku betah berlama-lama siaran sambil nulis!!! thanx banget bwt semua yang udah share n ngebuat pagi ini rame euy!!!
Read more ...