Pages

Tuesday, January 31, 2012

LOLONG : Sebuah Rekam Jejak Sejarah di Satu Sudut Pantura


Agresi militer Belanda 1 tahun 1947 menyisakan banyak kisah yang terekam dalam pada setiap jengkal bumi pertiwi. Dari segala kisah yang ada diharapkan dapat menjadi pelajaran bahwa penjajahan itu hanya memberikan kesengsaraan.

LOLONG memang bukan sebuah kisah tokoh pahlawan terkenal atau yang tercatat dalam daftar pahlawan nasional. Ini adalah kisah sederhana mengenai keluarga seorang gerilyawan. Kisah tentang perjuangan sebuah keluarga yang menjalani masa-masa sulit, yang melakukan perjalanan dari Wonosobo hingga Pekalongan. Rekam jejak yang cukup menyentuh dan menyadarkan kita akan makna “pahlawan” yang sebenarnya.





Read more ...
Monday, January 30, 2012

Tasini Oh Tasini

Sesosok  wanita dengan balutan jilbab coklat mengambil posisi di depan dengan gerak-gerik yang cukup aneh. Ia masuk dalam formasi yang nampaknya sudah diatur sedemikian rupa.

Beberapa jenak berlalu, sang perempuan berjilbab coklat tersebut tampak sesekali tertawa melengking sambil menggendong sebuah kentongan bambu. Ia tertawa dan hanya tertawa saja, acuh dengan kondisi di sekitar.

Dari koor yang bergema, akhirnya kami menjadi tahu bahwa wanita itu adalah Tasini. Wanita yang memiliki perngorbanan luar biasa untuk melahirkan anak-anaknya. Disaat wanita lainnya harus merasakan indahnya masa-masa menjadi ibu hamil, Tasini adalah wanita yang harus menjadi gila hingga delapan bulan usia kehamilan. Entah berkorelasi atau tidak dengan gila-nya Tasini, anak-anak yang dilahirkan dari rahim perempuan itu kemudian menjadi orang-orang yang luar biasa.

Read more ...
Friday, January 20, 2012

Coretan Jumat


#SSM

Kemarin siang, ada pertanyaan dari seorang teman perempuan yang cukup menggelitik walaupun klasik. Tentang perempuan dan aktualisasi diri. Pertanyaannya, ketika kita—perempuan—sudah married ,  apakah kita boleh beraktualisasi di luar rumah atau tidak. Pertanyaan persisnya memang bukan ini, tapi yang pengen aku bahas di #SSM yang ini aja.Hehe.
Tiap orang tentunya punya jawaban masing-masing. Seperti yang sering banget saya sampaikan kalo lagi diskusi sama teman, bahwa tiap orang punya sensasi masing-masing dalam menjalani hidup. Sensasi ini bersifat kasuistik dan simbolik tidak bisa digeneralisasi. Sensasi-sensasi yang kita rasakan akan membentuk sebuah persepsi. Orang yang sedari kecil tinggal di pesisir pantai akan merasakan sensasi panas sinar matahari yang berbeda dengan orang yang tinggal di pegunungan.Nggak usah ribet-ribet deh , kondisi dingin menurut orang Tegal berbeda dengan orang Purwokerto, iya nggak ? Ini bukan masalah ukuran beberapa celcius, tetapi sensasi yang terekam di memori otak kita dan membangun persepsi. Tapi, sensasi dan persepsi ini bisa dibentuk karena manusia memiliki kemampuan adaptasi (pelajaran biologi SMP nih.hehe). Misalnya, saya yang punya rintis alergika alias alergi dingin.., harus punya cara menyiasati diri ketika tinggal di Purwokerto Utara yang cenderung lebih dingin. Selama kita mau membuka diri, manusia punya banyak kemampuan untuk survive, termasuk dalam lingkungan sosial.
Read more ...
Monday, January 16, 2012

Wiskul Tegal

Seharian kemaren aku banyak makan, *gemuk, gemuk, gemuk, yeiy!!* . Mumpung di Tegal, saya kemarin menyempatkan untuk wisata kuliner alias wiskul. Ada beberapa jenis makanan dan tempat makan yang saya kunjungi. Saya akan berbagi info beberapa review tempat makan di kota Tegal. Untuk di kabupaten Tegal, saya tidak begitu paham, hanya tahu beberapa saja tapi nggak tau kondisi terakhirnya, mungkin nanti nunggu ada yang mau nraktir.., *nglirik teman-teman di kabupaten* :D . Nah, ini jenis dan tempat makan yang saya kunjungi kemarin :

  1. 06.00 . Kupat bongkok Panggung. Makanan ini kemarin saya santap untuk sarapan pagi. Setelah ziarah ke makam ayah, saya dan adik jalan-jalan ke alun-alun dan pasar pagi dan saya mampir ke kompleks masjid panggung. Disana memang ada beberapa penjual kupat bongkok, tepatnya di sepanjang Jl.KH.Mukhlas. Harganya relatif murah, dari 2-3ribu rupiah. Makanan ini memang mengambil nama Bongkok, yaitu nama sebuah desa di kabupaten Tegal. Mengenai apa itu kupat bongkok, bisa disearch saja informasinya melalui mbah google. Banyak kok. Saya cuma mau kasih beberapa referensi tempat membeli kupat bongkok. Selain di Jl.KH.Mukhlas, saya biasa membeli juga di Jl.Serayu atau wilayah Kalimati. Oya, tidak semua orang doyan kupat bongkok, mungkin karena melihat bumbunya. Tapi, saya suka tuh :p.
  2. 09.00 . Mendoan dan Lengko Srigunting. Agak siang sedikit, sekitar pukul 9.00, saya pergi jalan bareng seorang sahabat. Saya merasa perlu meluangkan waktu untuk sahabat yang satu ini. Ia sahabatku dari SMP, kami berkenalan di PII. Dari satu group PIIwati yang dulu sering bareng, saya memang lebih sering berdua dengannya mungkin karena hanya tinggal dua orang yang senasib sepenanggungan sebagai happysingle !!yeiy!! *apa sih??*. (eh, tiga ding, *ina durung detung*..:p ).  Nah karena kebetulan dia juga dulu kuliah di Purwokerto, jadi ketika saya tawarkan beberapa pilihan tempat makan, dia langsung tertarik untuk menyantap mendoan hangat. Mendoan Srigunting cukup populer bagi yang sering nongkrong, apalagi ABG...:p . Lokasinya di Jalan Srigunting, kalau dari arah timur (Jl.AR Hakim) masuk ke pertigaan Srigunting, lurusssss saja, hingga beberapa blok sebelum pertigaan Jalan Merpati. Lokasinya di tepi selatan. Tempatnya sangat sederhana. Ada satu gerobak yang bertandakan “mendoan Banyumas”. Satu porsi tempe mendoan harganya 3ribu rupiah, berisi dua potong. Jadi satu potong mendoan harganya 1500. Yeah, bagi saya yang berdomisili di Purwokerto mungkin harga segitu rada mahal, karena tiap hari bisa sering ketemu mendoan dengan harga dibawah itu.hehe. Tapi ya agak wajar lah , kalau kita menghitung juga ongkos transportasinya. Lagipula, tidak semua orang mungkin paham teknik menggoreng mendoan. Heemhh..kapan-kapan saja saya ceritakan tentang mendoan ini, beserta referensi membeli mendoan yang masih mentah dan lain-lain. Tulisan tentang mendoan nunggu sponsor dulu ah.. *lirik bos sawangan* hahahaha. Oya, selain mendoan, di warung ini juga menyediakan berbagai macam jenis es juice.
Read more ...
Friday, January 13, 2012

Warung Penyetan


 Ada beberapa makanan yang saya biasanya berusaha menghindari , yaitu : ayam, lele, dan makanan-makanan yang ada di warung penyet. Kecuali lele, untuk dua jenis makanan yang lain idak 100% saya benar-benar menghindar. Tadi malam, saya ingin merasakan sensasi makan tempe penyet. Entah sudah berapa lama saya tidak pernah dateng ke warung penyet. Kayaknya gara-gara pas malam minggu kemarin ardina ngajakin ke SBC trus makan cah kangkung dan tempe kremes. Trus pas tadi malam kebetulan lagi lewat jalan kampus, mampir ke warung tenda di pinggir lapangan Grendeng. Disana pilihannya tinggal : ayam, lele, atau tempe-tahu. Ya, jelas aku bakal milih yang terakhir. Saya mendingan lapar daripada ditraktir makan lele. Ayam?? Wews, saya punya trauma dengan makanan ini. Sejak saya tinggal di Purwokerto, saya menemukan hal baru dalam “dunia makanan”. Mungkin karena baru jadi anak kos. Disini saya baru melihat dan merasakan ayam yang dimasak tidak benar-benar matang. Di Purwokerto, khususnya di daerah karangwangkal-grendeng banyak sekali warung ayam goreng, bakar, pinggir jalan ataupun rumah makan yang memasak ayamnya tidak benar-benar matang. Saya pernah suatu hari benar-benar muntah karena melihat masih ada darah saat makan ayam goreng . Semenjak itulah saya menghindari makan ayam. Jadi, saya berusaha gak makan ayam kecuali yang dimasak sendiri atau di tempat-tempat yang saya yakin masaknya baik dan benar. Nggak harus fastfood ya, soalnya disini juga ada restorang fastfood yang masak ayamnya menurut saya nggak mateng . Kalau lele, itu emang nggak doyan, itu sugesti sih sebenarnya, karena inget bagaimana lele berkembang biak. Tentang warung penyetan, nah ini yang pengen saya obrolin pagi hari ini.
Read more ...
Thursday, January 12, 2012

Belajar Dari Ternak

(ternak = anter anak.red)

Pagi tadi, seusai olahraga pagi, saya dimintai tolong untuk mengantar Sofi dan Sayyid ke sekolah. Kebetulan kalau ustadz Sofwan sedang keluar kota, saya memang sering dimintai tolong untuk itu. Bagi saya, aktivitas-aktivitas seperti ini punya kesan tersendiri. Mengantarkan anak ke sekolah. Tentu kalo sekarang bukan anak saya sendiri. hehe. Selain hal teknis seperti harus memboncengkan dua anak kecil dan tidak bisa ngebut.. :D , yang menarik bagi saya adalah ketika sudah sampai di sekolah. Saya bukan petugas antar jemput, jadi memang kewajiban saya bukan sekedar untuk mengantarkan anak sampai sekolah. Dik Sofi dan Sayyid (nuna) sudah seperti keluarga saya sendiri di Purwokerto ini, maka yang saya rasakan adalah saya harus benar-benar “mengantar” kedua adik tersebut. Selain menjaga keselamatan hingga sekolah, juga ketika sudah sampai di sekolah, sebaiknya jangan langsung ditinggal. Minimal kita benar-benar melihat si kecil sudah bertemu dengan guru yang akan menjadi orang tua sementara mereka di sekolah. Saya perlu benar-benar tahu bahwa Shofi ketika sudah sampai di TK Al-Irsyad, ia siap untuk belajar bersama teman-temannya, masuk ke sekolah dengan riang, dan guru-gurunya juga siap untuk menjadi orangtuanya selama beberapa jam kedepannya. Begitu juga dengan Nuna yang masih bersekolah di Paud, kalau ini saya perlu mengantarkan benar-benar sampai ruang kelas dan bertemu dengan guru-gurunya.

Aktivitas seperti ini membuat saya berpikir tentang peran orangtua dan sekolah. Pendidikan bagi anak-anak paling utama adalah di keluarga. Tidak berlebihan jika seorang ibu disebut sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Maka, institusi pendidikan seperti sekolah sebenarnya hanya bersifat membantu penyelenggaraan pendidikan secara formal diluar rumah, untuk membantu anak belajar bersosialisasi. Tanggungjawab ortu bukanlah menyekolahkan anak-anaknya, tapi memastikan bahwa anak-anaknya mendapat pendidikan yang tepat, salah satunya dapat berupa bentuk mempercayakan sekolah sebagai “partner” pendidikan. Dari mulai memilih sekolah hingga mereview aktivitas anak-anak di sekolah, merupakan bagian dari tanggungjawab ortu. Seperti setiap mengantarkan anak ke sekolah, itu adalah moment berharga bagi ortu untuk bisa meyakinkan putra-putrinya bahwa mereka masih dalam pengawasan ortu. Kecuali ada kendala teknis, mengantar / melepas anak ke sekolah haruslah menjadi waktu berharga seperti seorang ayah melepas anak gadisnya untuk dipinang. *halah, rada lebai yak*. Kalau saya punya anak dan nantinya harus sekolah diluar rumah (saya tentunya juga bisa nanti punya pilihan untuk homeschooling) , atau kalau sekolahnya terpaksa harus di lokasi yang jauh dari rumah, saya akan berusaha selalu standby untuk mengantarnya.

Read more ...
Thursday, January 05, 2012

(repost) Luqman, Ayah Yang Inspirasional


Kalau ada sesosok ayah yang namanya terukir sebagai nama surat dalam Al-Qur’an, maka Luqman lah orangnya. Lalu kalau namanya terukir karena kualitas didikannya pada anak-anaknya, kurang apalagi bagi ayah masa kini untuk mengambil inspirasi dari gaya mendidik Luqman Al-Hakim? Menurut Ibnu Katsir, sosok Luqman yang diceritakan adalah Luqman bin Anqa’ bin Sadun. Ada sebuah keterangan yang menyebutkan bahwa Luqman adalah sosok budak Habasyah berkulit hitam. Beliau pun bukan seorang Nabi. Abdullah bin Umar Al Khattab berkata :”Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya aku berkata bahwa Luqman bukanlah seorang nabi, tetapi seorang hamba yang dilindungi Tuhan, banyak bertafakur dan baik keyakinannya. Ia mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Karena itu ia dianugerahi hikmah kebijaksanaan.” (Mutafaq ‘Alaih). Sungguh pun begitu, ia mendapat gelar "Al-Hakim" karena kebijaksanaannya. Dan Allah swt sendiri yang mengatakan bahwa Luqman telah dianugerahi hikmah. "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji"". (QS Luqman : 12)
Read more ...

#SenjaGalau :D

Senja ini aku masyuk berblogging ria. Dan aku larut dengan kisah-kisah teman-teman yang berprofesi di jurnalistik radio. Whuaaaaaaaa.. papa, aku pengen kerja di ABC (itu nama stasiun radio ya bukan kecap!! :p), atau di VOA, atau KBR deh kalo yang local. Tapi.., benarkah aku masih menyimpan segala mimpi itu? Mimpi untuk terbang, berkelana, berpetualang. Bukankah minggu-minggu kemarin sudah bertekad untuk menunda semua mimpi-mimpi itu? Bukankah seorang Shinta punya janji untuk benar-benar memperbaiki diri sendiri dulu, melakukan banyak hal untuk kakak, adik dan keluarga??. Bukannya pengen married dulu trus baru nerusin cita-cita??...
Ya..ya..ya.., aq pun tak lupa dengan janji itu. Aq cuma lagi mupeng aja.huhuhu. L

#senja galau
Read more ...
Tuesday, January 03, 2012

RHINOS SR

(tulisan ini sebenarnya pengen ngupas tentang obat jenis SR, tapi didahului sama curhatan dulu, jadi yang baca sabar ya..hehe)

Tiga hari kebelakang, saya terkena flu (lagi).  Yeah, sebenarnya sih sudah bisa diduga akan terjangkiti virus itu kembali karena hari-hari sebelumnya kondisi daya tahan tubuh memang menurun. Dua-tiga pekan terakhir adalah hari-hari yang sering membawa saya kepada kondisi underpressure. Apalagi di satu pekan terakhir, semua meminta cepat, semua meminta tepat. Sementara tangan saya hanya dua. Partner kerja yang ada hanyalah sebatas kerja teknis, tak mampu untuk diajak melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan konsep/ide. Padahal pekerjaan yang ada membutuhkan banyak ide kreatif. Sangat sangat membuat stress. Apalagi itu akhir bulan, masa dimana pundi-pundi rupiah juga dalam kondisi sekarat.  Akhirnya hari Kamis, grastitis alias maag saya kambuh. Sakitnya minta ampun. Ulu hati kayak ditusuk pake pisau tajam, perut mual, kembung, kaki terasa pegal, dan kepala pusing. Padahal waktu itu juga lagi shaum. Dalam kondisi seperti itu, saya harus siaran malam, karena ada program khusus yang menghadirkan tamu dari luarkota. Kalau maag hebat, makanan tidak bisa langsung masuk. Beberapa kali makanan malah saya muntahkan. Baru pada hari Jumat siang, bisa makan normal. Itu juga langsung beraktivitas seperti biasa, dan waktu itu kalau nggak salah, saya sempat terkena kipas angin yang lumayan kenceng, karena saya punya alergi ya udah langsung deh kena flu.
Read more ...
Monday, January 02, 2012

[repost] Sekolah tanpa Komputer bagi Anak Petinggi Silicon Valley: Keseimbangan dalam Domain Utama Pendidikan



"Silicon Valley terkenal sebagai tempat berkumpulnya perusahaan-perusahaan teknologi dunia. Namun, para petinggi  perusahaan-perusahaan di Silicon Valley justru menyekolahkan anak mereka di sekolah yang tidak memiliki komputer sama sekali di Waldorf School of The Peninsula".

Itu adalah sepenggal paragraf dalam media online (Kompas.com, 2 November 2011) yang saya peroleh dari perbincangan dalam milist mengenai pendidikan yang lebih disukai yang justru menghindarkan anaknya dari sekolah yang berbau komputer. Tampaknya memang aneh, di mana sekarang adalah era digital, justru di negara maju, para petinggi perusahaan tekonologi tersebut malah mengarahkan anaknya untuk bersekolah yang bernuansa sebaliknya.

No pain No gain..Begitulah sederhananya melihat bagaimana usaha orang tua mendidik anak-anaknya untuk mengejar cita-cita(ortu)nya serta pengorbanan anak dalam mengikutinya. Saya pribadi merasa sangat ngeri melihat pola belajar anak sekarang (di Indonesia) yang belajar dari pagi sampai sore bahkan malam. Belum lagi melihat anak kecil dengan tubuh mungilnya namun harus terbebani membawa tasnya dengan berbagai macam buku yang digunakan untuk sekolah, les mata pelajaran, les tambahan, belum lagi les-lesnya. Lantas kalau dipikir lebih dalam, kapan waktunya mereka untuk bersosialisasi dengan tetangganya, saudaranya, atau komunitas masyarakat lainnya. Seolah-olah tiada waktu kecuali digunakan untuk belajar terlebih sekarang sepertinya suatu kewajiban bagi anak untuk menambah jadwalnya mengikuti lembaga bimbingan belajar. Kalau mau jujur ini sebenarnya peningkatan budaya belajar atau menurunnnya kualitas pembelajaran di sekolah formal ketika LBB bermunculan bahkan mengalahkan upaya yang dilakukan oleh tenaga pengajar di sekolahnya sendiri. Hemhhhhh

Read more ...

Saat Pulang



Kenangan itu tiba-tiba datang,
Tepat sepersepuluh detik setelah kujejakkan kaki di kota kecil ini,
Tarian bayanganmu dengan cipratan gerimis yang meningkahi
Hingga aku tak kuasa untuk bicara panjang.

Kuiyakan saja tawaran pria separuh baya dengan becaknya
Aq sudah tak sanggup berpikir banyak.
Semua cukup menyentak di malam yang sepertinya penuh dengan ketidakwarasan.

Read more ...