Pages

Friday, February 24, 2012

HUGO

 “I like to imagine that the world is one big machine. You know, machines never have any extra parts. They have the exact number and types of parts they need. So I figured if the entire world was one big machine, I couldn’t be an extra part. I had to be here for some reason. ” (aku membayangkan bahwa dunia ini seperti sebuah mesin besar. Kamu tahu, mesin tak pernah mempunyai komponen tambahan. Mereka hanya memiliki komponen yang mereka butuhkan. So, aku membayangkan bahwa dunia ini adalah mesin besar, dan aku bukanlah komponen tambahan. Aku ada disini untuk sebuah alasan)
Entah kenapa saya selalu suka dengan aksi seorang Asa Butterfield. Apalagi lawan mainnya di film Hugo ini juga tak kalah ciamik, ada Chloe Ghretz Moretz. Menjadikan kemasan film petualangan fantasi 3D ini menjadi layak untuk ditonton. Bahkan menurutku durasi film yang cukup panjang hingga lebih dari 126menit ini tidak terasa.
Selama ini orang tak tahu bahwa Hugo Cabret (Asa Butterfield) tinggal diantara relung-relung dibalik dinding stasiun kereta api di kota Paris. Setelah ayahnya meninggal, ia dibawa pamannya yang bekerja membetulkan dan menggerakan detak jam di stasiun kereta api. Ternyata Hugo ditinggal sendiri dan sang paman tak pernah kembali. Sebelum meninggal, ayah Hugo (Jude Law) meninggalkan sebuah robot bernama automaton. Robot itu ditemukan di museum tempat ayah bekerja. Mereka berdua berusaha membetulkan automaton supaya dapat berfungsi kembali. Namun, ayah Hugo keburu meninggal dan Hugo berusaha memperbaikinya sendiri.
Dari automaton itulah, petualangan dalam film ini dimulai. Fil
Read more ...
Thursday, February 23, 2012

The Rum Diary : Sebuah Catatan Kecil Tentang “Independensi”



Lingkaran nyaman memang melenakan dan orang harus keluar dari wilayah itu jika mau berkembang. Itu yang menjadi latarbelakang dari seorang Paul Kemp (Jhonny Deep). Sebenarnya saya nggak suka ngliat adegan pertama ketika Jhonny Deep tampak kucel dan mabuk berat. Itu kesan pertamaku waktu nonton film ini.hehe. Oke, tapi itu bisa kumaklumi, dari judulnya saja “the rum diary”. Rum adalah jenis minuman keras yang terkenal di wilayah barat sana. Buku harian dari sebuah minuman keras?? Hemmh.., menarik!

Tapi awal mula yang membuat menarik sebenarnya bukan itu. Bahwa film ini diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya Hunter S.Thompson, seorang jurnalis dan novelis Amerika. Novel ini juga disebut-sebut sebagai alter ego dari Hunter. Menceritakan seorang Paul Kemp yang bosan dengan hiruk pikuk NewYork dan menuju ke Puerto Rico dan melamar sebagau jurnalis di harian San Juan Star yang dipimpin oleh Letterman (Richard Jenkins). Film ini mengambil setting tahun 1960, dimana Amerika Serikat dipimpin oleh presiden Dwight D.Eisenhower. Berbagai intrik politik dan pergerakannya membuat Paul menjadi jengah dan memilih ke Puerto Rico.

Bersama rekan kerjanya, Bob Sala (Michael Rispoli), Paul berkenalan dengan Hal Sanderson (Aaron Echkhart). Hal adalah mantan jurnalis San Juan Star yang kini telah beralih profesi sebagai pebisnis handal. Paul kemudian karena beberapa kejadian terpaksa masuk ke ajakan kerjasama Hal untuk membuat sebuah tulisan yang terkait untuk mendukung bisnisnya. Tentu saja semua itu ada di jalur ilegal.

Ketidakkonsistenan kisah, atau memang kisahnya yang terlalu banyak disajikan, film ini menjadi agak semrawut untuk dinikmati. Mungkin prosed adaptasi dari novelnya yang belum selesai. Untuk urusan acting, siapa yang meragukan Jhony Deep, walaupun masih terlihat karakter ia saat bermain di film franchise Pirates of The Carribean  dulu. Hehe. Untuk yang lainnya ya standart, hanya saja memang karakter tiap tokoh tidak tergali dalam. Itu sangat disayangkan. Tapi jadi penasaran untuk baca novelnya...hehe.

Read more ...

Ketika Setan Dilecehkan




#catatanRingan


Berawal dari sebuah keisengan dan penasaran yang biasa saja. Saya lagi pengen tau tentang “sundel bolong”. Sebenarnya saya bukan orang yang suka hal-hal mistis seperti itu. Tapi bahwa kisah-kisah itu muncul dan berangkat dari pemahaman masyarakat, itu menarik. Kebetulan pula, seorang sahabat saya berkunjung dan bermalam di kota ini. Dia sudah paham akan ide-ide gila saya, kemudian dia mengusulkan untuk nobar film bertemakan itu. . Satu film tentang “legenda sundel bolong” arahannya Hanung Bramantyo sempat saya cari file-nya, ternyata kemarin nihil. Hasilnya, saya malah membawa beberapa film aneh khas indonesia, salahsatunya adalah “Kuntilanak Kesurupan”. Ya, saya pun sempat ngakak saat membaca judul film tersebut. Ya sudahlah, yang pasti  malam tadi , kami punya hal yang bisa “ditertawakan”.

Setiap saya mengajak teman untuk nonton film bergenre horor, ada beberapa perjanjian yang biasanya saya tawarkan, salah satunya “tidak boleh takut”, ketika ada pada adegan yang menyeramkan, kita harus tertawa lepas!!! Dan ternyata , film horornya indonesia memang full  komedi. Lha, sekarang dimana lagi kita bisa menemukan adegan “kuntilanak dikentutin”, ya cuma di film horor indonesia, iya toh?.

Read more ...
Thursday, February 16, 2012

SYUKUR TANPA SYARAT

“Cinta yang menang. Cinta selalu menang" ( Mitch Albom, Tuesdays with Morrie)

Tak mudah untuk mencari bagian yang tepat untuk mengawali kisah dalam tulisan ini. Sama saja dengan susahnya mencari awal apa yang sebenarnya membuat saya terlibat dalam acara  di hari minggu kemarin. Mengenal pak Suci tentunya bukan sesuatu yang baru untukku. Mengikuti launching bukunya menjadi hal yang selalu coba diagendakan. Dari novel pertama pak Suci hingga sekarang saya selalu menghadiri launchingnya. Dari pendopo sebayu sampai TIM Jakarta, tempat buku-buku beliau dilaunching , saya mengikuti. Lepas dari masalah analisa karya-karya beliau, apresiasi saya ke Pak Suci memang cenderung subyektif. Ada beberapa kedekatan yang mungkin terkait keluarga besar smansagal, yang ruang ini tak tepat untuk menceritakan detailnya. Intinya, menjadi hal yang “sudah sepatutnya” ketika saya terlibat dalam peluncuran buku “Lolong, Lelaki Lansia” karya terbaru dari pak SN Ratmana.

Saya juga tak tahu persis jika ditanya sebenarnya siapa saja panitia acara kemarin. Tanpa susunan panitia yang jelas, tanpa koordinasi yang mencukupi, tanpa waktu dan sarpras yang memadai, maka kata “mambrah-mambrah” sebenarnya cukup tepat untuk menggambarkan kondisi pra-acara.

Banyak kisah warna-warni perjalanan persiapan launching.  Bahkan hingga pagi di hari H, kami tak pernah tahu bagaimana nanti caranya membayar biaya snack. Hehe. Kami masih tak tahu bagaimana nasib makan pagi, makan siang dan makan malam untuk pembicara dan panitia. Kami masih tak tahu mas Kef mau pulang ke Jakarta naek apa. Luar biasa kacau. Tapi, siapa duga, siapa sangka, semua berjalan teramat lancar. Entah fakta yang diluar logika, atau memang keterbatasan kami saja yang tak mampu menduga segalanya.
Read more ...

Kutipan Hujan Senja Ini

Mentari masih lumayan terik. Namun kehangatannya tak merusak  sensasi segelas jahe susu yang disuguhkan untukku siang tadi.  Entah apa yang ada di pikiran ibu Rosidah (40) saat melihatku cukup bersemangat menyeruput jahe susu. Ia mungkin tak tahu bahwa antusiasku pada jahe susu bukan karena haus melainkan sebuah resonansi  dari semangat  obrolan siang itu.

Ibu Rosidah  adalah sepupu dari  ibu Nasem (55). Saat siang tadi  kami sampai ke kediaman ibu Nasem, kami justru bertandang ke rumah ibu Rosidah —yang lokasi rumahnya berhadap-hadapan--  karena memang beliau yang menyambut. Bu Nasem dan suaminya – pak Mustajab (58)— tak mampu menyambut kami. Jangankan untuk menyambut, berdiri saja sudah tak sanggup . Ya, Pak Mus dan Bu Nasem adalah pasangan suami istri yang kini sedang diberikan cobaan dengan mengalami lumpuh  pada sebagian organ tubuh. Pak Mus tak mampu menggerakan bagian tubuh sebelah kiri dan bu Nasem juga hanya bisa duduk berselonjor karena kedua kakinya tak mampu digerakan.

Sekitar tiga bulan lalu,  sosok pak Mus adalah laki-laki  gagah yang melakoni pekerjaan sebagai penderes nira. Setidaknya tiga tahun terakhir, pak Mus masih menjadi kepala keluarga yang menunaikan  tanggungjawabnya. Hingga suatu pagi  ketika bangun tidur,  tubuhnya tiba-tiba tak mampu digerakan. Ia mencoba berdiri namun malah jatuh terjerembab ke sisi kiri.  Sejak hari itulah ia absen sebagai penderes nira. Beberapa pekan sesudahnya, sang istri turut merasakan chemistrypenderitaan suami hingga akhirnya ia pun tak mampu menggerakan kedua kakinya.
Read more ...

Dari Bongko Hingga Blendung


Sabtu adalah harinya lari pagi. Kali ini sendirian dan di kampung halaman. Karena saya juga punya janji akan mengunjungi rumah seorang sahabat, maka saya mengarahkan rute lari pagi ini ke arah selatan. Ba’da Shubuh masih malas-malasan, kemudian menemani adik mengerjakan PR, dan baru pada pukul 5.20 saya siap untuk lari pagi. Kesiangan ya??hehehe.

Setelah jalan sambil pemanasan, saya baru benar-benar lari ketika masuk ke beberapa ruas terakkhir Jalan Cempaka hingga rel kereta api jalan Sultan Agung. Selepas itu saya hanya jalan cepat hingga akhirnya santai saat sudah dekat dengan Pasar Kejambon. Entah kenapa perempuan itu memang punya insting untuk selalu pengen ke pasar. Buktinya setiap jalan atau lari pagi dan melewati pasar, saya sering mampir. Tentu saja kalau tak lupa bawa dompet..:D . Setelah masuk dan melihat-lihat isi pasar, saya menelpon kerumah dan menanyakan barangkali ada request , ternyata hanya menitip kue-kue, heemhh. Akhirnya langkah saya terhenti di salah satu kios yang menjual makanan tradisional, saya akhirnya membeli beberapa makanan berikut :

Read more ...

SISTERHOOD



Saya punya teman cewek banyak, walaupun jarang sekali saya pergi bareng teman-teman. Diantara mereka, ada beberapa sudah saya anggap sebagai sahabat yang menyenangkan. Berteman dengan cowok memang juga menyenangkan karena bisa mengasah logika kita, tapi berkumpul bersama teman-teman cewek itu ada sisi seru yang nggak bisa dinafikan.. Dan..pagi ini aku ingin menyapa mereka , inilah dia :

Ika. Ini sahabatku yang paling nyolot. Teman menggila dan mengawur. Tapi dia sudah pulang ke haribaannya, di tanah Karawang tercinta. Semoga tenang di sisinya ya cuy… sisi nyokap lo maksudnya…hehehe. Orang sunda yang nggak bisa munafik untuk mencintai Jawa. Cewek cuek tapi sebenarnya jaimnya tinggi. 
*Nggak usah muna deh lo!*
. Dia orang yang asyik buat diajak temenan walaupun kalau kenal pertama pasti keliatan judes. Emang tuh bocah kadang songongnya ngaujubileh.. Tapi lepas dari itu, dia sebenarnya orang yang care sama orang lain. Kebersamaan saya dan Ika..wuaaah, banyak banget. Dari mulai sering jalan bareng, share banyak hal, bikin karya ilmiah bareng (walaupun kalah yeee..:p), kegiatan bareng di masjid sampe nyolot-nyolotan., kita berdua udah ngejalanin itu semua. Aku bisa marahan sama ika tapi nggak bisa lama. Kadang ngrasa puas aja gitu ngomel-ngomel ke dia dan dibales sama kenyolotan dia. Tapi, kita orang yang nggak butuh ngeluarin banyak energi untuk hal-hal nggak perlu. Kenangan yang paling bikin ketawa adalah tentang “karung gula di tempat wudhu”. Saya nggak ceritain detail kejadiannya disini, tapi yang pasti kita bakal ngakak kalo inget itu. Lepas dari masalah saling nyolotnya kita, saya selalu berharap dan berdoa yang terbaik buat dia. Keep strugle, sista. 
J

Read more ...