Pages

Wednesday, November 26, 2008

SWASEMBADA BERAS 2009 : PENGUATAN PARADIGMA AGRIKULTUR INDONESIA




Menteri Pertanian Anton Apriyantono menargetkan, pada tahun 2009 bangsa Indonesia mencapai kemandirian pangan. Perwujudan dari kemandirian pangan tersebut adalah swasembada beras, yang ditargetkan kenaikan produksinya sebesar 5 persen per tahun (www.gatra.com/artikel.php?id=102518). Maka swasembada beras memang merupakan target pencapaian Indonesia di tahun 2009 nantinya.

Sebagai negara agraris, pertanian merupakan salah satu sektor penting yang perlu medapatkan perhatian khusus. Swasembada beras dapat dijadikan sebagai sebuah peluang pula untuk adanya penguatan kembali pertanian sebagai cara hidup (livehood). Dalam berapa dekade terakhir, paradigma dunia pertanian Indonesia mencoba mengarah kepada pertanian sebagai sebuah bisnis (paradigma agribisnis). Fenomena yang ada ini perlu mendapat pengkritisan.

Pertanian di Indonesia bukan hanya sebuah bisnis, namun juga sebagai bagian dari budaya, pertanian sebagai bagian kehidupan masyarakat. Masyarakat petani adalah salah satu dari ciri khas budaya Indonesia. Pertanian merupakan sebuah cara hidup (livehood) dan bukan semata-mata sebagai komoditi ekonomi, sehingga pengembangan pertanian harus menampatkan petani sebagai subjek / pelaku dan bukan menjadikan objek sistem ekonomi apalagi sistem pasar yang berkembang. Pola pengembangan pertanian saat ini di Indonesia mencoba menggunakan paradigma abribisnis. Paradigma ini mulai dikembangkan oleh Davies dan Goldberg di Amerika. Pengembangan sektor pertanian dengan perubahan dari agrikultur menjadi agribisnis memiliki makna bahwa segala usaha produksi pertanian ditujukan untuk mencari keuntungan, bukan untuk pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan sebagai prioritas utama. Seperti dikutip dari tulisan Prof. Dr. Mubyarto Guru Besar FE-UGM, bahwa dalam perubahan paradigma ini terjadi cara pandang bahwa penggunaan sarana produksi apapun adalah untuk menghasilkan produksi, termasuk penggunaan tenaga kerja keluarga, dan semua harus dihitung dan dikombinasikan dengan teliti untuk mencapai efisiensi tertinggi. Untuk diterapkan di Amerika mungkin tepat, namun di Indonesia hal itu tidak tepat karena sifat livehood yang kita miliki.

Swasembada beras adalah salah satu upaya pengembangan sektor pertanian yang coba dilakukan oleh pemerintah. Swasembada beras yang berorientasi pada empowering potensi pertanian perlu dikuatkan juga bahwa landasan epistemis yang digunakan adalah untuk penguatan kembali pertanian sebagai way of life, sebagai sebuah bagian dari budaya masyarakat. Jika swasembada beras hanya sekedar target untuk pencapaian ekonomi semata, maka pengembangan yang dilakukan hanya akan ditingkatan pasar saja, hak-hak petani tidak mendapatkan perhatian yang cukup.

Shinta Ardhiyani U
Jurusan Ilmu Budaya UNSOED
Ketua HMI MPO Komisariat Pertanian UNSOED

Read more ...

Political View : Obama Just a Liberal Product!!!


tulisan ini bisa diakses di HMINEWS - Mega Portal Garakan Kaum Muda Indonesia

Si hitam manis alumni SD Menteng itu memang benar-benar fenomenal. Bukan hanya wajah tirus nan manisnya yang menawan, tapi aksinya di panggung politik mampu meraih perhatian dunia.

Sedianya pagi ini, Kamis 20 November 2008 saya harus mengikuti mata kuliah Mata Kebudayaan Amerika. Dari hari senin yang lalu, sang dosen sudah semangat sekali mengingatkan bahwa absen saya sudah sampai di limited edition. Tapi...langkah ini lebih tergerak untuk menghadiri Seminar Internasional dengan tema ”Terpilihnya Barack Husein Obama dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Islam”. I think...it is the real lecture!!!

Pukul sembilan pagi dijadwalkan acara itu berlangsung. Nampaknya budaya ”ngaret” masih harus ada, sehingga pukul sepuluh kurang seperempat acara yang menghadirkan pembicara Dr.Muhammad Fanaei Eshkevari (Pakar Politik Universitas di Iran) itu dimulai. Didampingi oleh Mr. Ali Husein dari ICCJ (Islamic Cultural Center- Jakarta) dan dimoderatori oleh Chondro M , S.S, diskusi yang berjalan kurang lebih dua jam itu berlansung cukup semarak.

Acara yang digagas oleh Rektorat Universitas Muhammadiyyah Purwokerto yang dirangkul oleh ICC-J itu mengundang perhatian banyak khalayak baik dari akademisi maupun praktisi. Nggak ayal lagi, ruang A.K. Anshori yang berada di lantai tiga Gedung Pusat kampus UMP, menjadi penuh manusia. Ruangan yang sebenarnya cukup nyaman untuk sekitar 200 peserta, menjadi agak sumpek kayak naek angkutan kota karena bejubel peserta-nya. Dalam sambutan pak rektor, diutarakan juga bahwa kerjasama dengan ICCJ ini diharapkan dapat terus berkesinambungan....ya berarti kapan-kapan acara semacam ini bisa terus dilaksanakan.

Sebagai seorang ahli filsafat politik, Mr. Fanaei ini memulai materinya dengan uraian filosofi politik Islam dan politik Liberal. Dengan bilingual Inggris- Persia, sang mister mencoba menjelaskan dan menekankan bahwa politik Islam memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar dengan politik liberal. Perbedaan ini mencaku beberapa hal yaitu : ontologi-nya, epistemologi-nya, antropologi,dan legal system yang diberlakukan di masing-masing sistem politik tersebut. ”So, is possibble if we will to reconciliation of them???!! ”kata sang mister. Jawabannya.... tentu tidak!!!

Nah, berbasis dari analisa perbedaan tersebut, kemudian mencoba menganalisa sang hitam manis Barack Husein Obama. Kata beliau, Obama itu tidak ada pengaruhnya sama sekali bagi kita sebagai umat Islam. Walaupun dia punya middle name ”Husein” bukan berarti beliau sama kayak Saddam Husein. Wah...apalagi kalo sama wakil bupati Banyumas, pak Husein ya ??? (red).

Election of USA bukan kita lihat dari siapa yang terpilih, tetapi bagaimana sistem yang berlaku. Presiden bukanlah orang segalanya disana. Walaupun Obama yang jadi, tetapi tetap saja dia adalah hasil dari sistem politik liberal. So, sama aja donk... Lagipula...presiden itu bukan yang menentukan sistem secara penuh, yang mendesign sistem pemilu di Amerika tetap saja para zionis itu. So, Obama is product!!not more, isnt it???

Dalam diskusi yang disampaikan dalam tiga bahasa (Inggris-Indonesia-Persia) itu, banyak sekali diungkapkan oleh Mr.Fanei mengenai filosofi politik Islam. Beliau menekankan pada seluruh umat Islam, bahwa kenapa kita harus berharap pada terpilihnya BarackObama? Kita harus menjadi umat yang berdiri sendiri, bukan tergantung siapapun, apalagi pada kaum barat??!! Why we have to depend of it??? ”Tanya Kenapa??”

Nah, sang Mr.Fanei ini juga menjelaskan bahwa ketika kita melihat perspektif Islam secara general, bahwa Islam itu juga mengajarkan kebebasan, hak asasi, dan lain-lain tidak seperti yang dituduhkan oleh Barat bahwa Islam itu ”jahat”. ” We must know view of Islam. Islam is general. Islam is freedom and rational, respetc, progrees in technology, etc”. Ketika berbicara tentang demokrasi, menurut Mr.Fanei ini bahwa Demokracy adalah alat , metodologi, dalam sebuah sistem kenegaraan.

Mr.Fanei juga menyatakan bahwa Obama itu juga tak berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya. Mr.Fanei kemudian banyak berulas tentang Irak, Iran, dan Palestine. Dari kebijakan-kebijakan yang dikampanyekan Obama, Mr.Fanei menilai si hitam manis itu tak berbeda dengan presiden-presiden Amerika sebelumnya. Apalagi ketika berbicara Palestina , yang jelas-jelas Obama lebih berpihak pada Israel. Mr.Fanei dalam orasi-nya sempat berulang kali menyitir ayat Al-Quran, hadits, sampai kisah filsuf Jalaluddin Rumi.

Kumandang Adzan Dzuhur yang menjadi diskusi siang itu berakhir. Walaupun menyisakan banyak kekecewaan di peserta karena tidak banyak mendapatkan kesempatan berdiskusi. Ruang diskusi yang disediakan hanya untuk tiga orang peserta yang ingin bertanya. Akhirnya kami masing-masing meninggalkan ruang seminar dengan penuh pikiran masing-masing. Ada yang berfikir untuk nggak jadi ngefans sama obama, ada yang tetep kekeuh bangga bahwa Obama pernah tinggal di Menteng-Indonesia. Pokoknya bermacam-macam pikiran....termasuk saya yang berfikir..bagaimana meyakinkan dosen atas aksi bolos siang ini. Obama memang bikin banyak fikiran!!!Obama...oh obama....(nta)
Read more ...
Thursday, November 20, 2008

KETIK REG (SPASI) KADER

Derai hujan menjelang senja menyapa bumi satria. Meningkahi notasi semangat yang terus bergejolak terstimulus oleh rajutan tausiyah siang itu.
” ..... kalau semua kita niatkan untuk Allah, nggak usah mempedulikan ada atau tidak ada kader, banyak atau sedikit kader... insya Allah semua berkah...hati tenang....” (kurang lebih seperti itu kata-kata beliau yang dapat dikutip).

Kata-kata yang bijak. Siang itu nta memang ada janji ketemu sama mas Fatichin, mantan ketua HMI MPO Komisariat Pertanian periode xxxxx (lupa angkatan berapa..he3). Di ruang kerja beliau, di laboraturium pemuliaan tanaman Fak.Pertanian UNSOED, siang itu dengan pede-nya nta masuk lab dengan sandal plus motif smile... padahal siang itu ada para mahasiswa yang sedang praktikum. Jadilah siang itu aku asyik bercengkerama, bertukar ide dengan sesosok yang ramah nan bijak ini. Salut...kagum...dan penuh hormat. Itu yang dapat saya ungkapkan kepada beliau. Mungkin beliau bukan orang yang luar biasa.... tetapi beliau adalah orang-orang biasa yang berfikir luar biasa dan melakukan hal-hal yang luar biasa. Kata-kata beliau lah yang masih terpatri dala jiwa saya...waktu pelantikan pengurus komisariat dulu, beliau berpesan ” Niatkan segalanya untuk cari Ridho Allah...kalau dapet kader atau banyak peserta anggap saja itu adalah bonus... kalo nggak ada ya nggak papa yang penting adalah usaha dan niat kita... ” Kurang lebih seperti itu.

Itulah ruh perjuangan yang saya rasakan di HMI MPO. Saat ini saya miris dan prihatin melihat kondisi pengkaderan yang ada baik di HMI maupun organisasi lain. Bagi saya, pengkaderan adalah kata lain dari ”pendidikan”. Namun kini nampaknya pengkaderan yang ada justru terbatasi oleh perspektif pencarian massa. Proses transformasi sebuah pemikiran tidak tercapai dengan optimal. Lihat saja sekarang training-training kader yang dilakukan. Untuk bisa menjadi kader, cukup dengan ikut training dua hari, bahkan ada juga yang tinggal isi formulir saja. Orientasi yang ada sekarang adalah pengklaiman anggota, pencarian massa. Internalisasi yang seperti apa yang akan dilakukan dalam waktu kayak persami aja (cape deh..) . Ada lagi yang udah isi formulir udah dianggap sebagai member, lama-lama keanggotaan bisa dilakukan dengan sms, dengan ketik REG (spasi) KADER .

Udah gitu, dengan peserta yang bejubel, semua disatukan dalam satu ruangan..udah kayak seminar aja deh. Belum lagi kalo pesertanya nyampe diatas 50 orang, Wah..udah kayak pengajian akbar aja deh tuh. Apa sebenarnya tujuan dari training-training kader speerti itu??? Mo cari massa??? Masa sekarang antar organisasi hanya dapat bersaing dan berbangga diri melalui jumlah kader.

Kalau melihat fenomena seperti itu, apa bedanya dengan lembaga-lembaga pendidikan / universitas saat ini yang hanya dapat menyedot mahasiswa sebanyak-banyaknya dengan harapan bisa dapat rupiah yang banyak. Kalau di ormas berarti cari masa sebanyak-banyaknya biar bisa dimobilisasi sewaktu-waktu. Kalau di kampus itu namanya komersialisasi pendidikan, dengan tujuan uang, sedangkan di ormas tujuannya adalah alat politik.

Dulu waktu di PII, saya ikut BATRA (Basic Training) itu satu minggu dan peserta yang banyak dibagi dalam beberapa lokal, tiap lokal nggak lebih dari 10 orang. Bukan mempermasalahkan waktu dan jumlah orang..tetapi secara logika ketika kita menyelenggarakan LK dengan pandangan bahwa LK merupakan sebuah training yang mampu menjadi wadah pembelajaran bagi para calon-calon kader (saya lebih suka menyebutnya dengan calon pemimpin daripada menggunakan kata ”kader” , maka segalanya harus terkurikulum. LK merupakan alternatif pendidikan yang "membebaskan" bukan "doktrinasi" apalagi "perekrutan massa".
Mencari ormas/ organisasi ekstra kampus yg tidak ditunggangi gerakan politik sekarang susah. Gerakan yang ada diarahkan oleh garis politik tertentu.

HMI yang memiliki tujuan untuk terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan ulil albab yang turut bertanggungjawab pada terbentuknya baldhatun thayibatun warrabun ghafur... kini juga nampaknya perlu merefleksi perjalanan yang telah dilakukan. Politik hanyalah sebuah alat saja...salah satu jalur perjuangan yang dapat kita tempuh. Kalau jalanannya becek (nggak ada ojek...) dan kalau kita tetap menapakinnya..cipratan lumpurnya akan nempel kemana-mana membuat noda dimana-mana. Lebih baik kita coba perbaiki jalanan becek itu... dengan memperbaikin pondasi aspalnya. Dengan mereparasi saluran air...sehingga kalau hujan, airnya tidak menggenang kemana-mana. Jalanan kita hijaukan jadi nggak becek dan berlumpur disaat hujan. Berfikir dan bertindak cerdas...itu adalah karakter pemuda-pemuda Islam (khususnya) yang belajar di wadah pergerakan mahasiswa.

Mari kita bersama-sama benahi sistem pengkaderan di wilayah masing-masing, tiap ormas memiliki tujuan luhur...memiliki cita-cita suci... jangan nodai itu semua dengan kepentingan politik yang pragmatis.





Special thanx to : Kanda Fatichin dan sekeluarga,semoga selalu dalam lindungan Allah. Terimakasih atas segala nasihatnya mas….selamat berjuang mencari ilmu di negeri seberang sana (pekan depan mas Fatichin ini akan berangkat ke Jepang menjalani studinya..beliau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi..mohon doa dr semua!! Good luck and Keep in touch!!!^_^ )
Read more ...
Wednesday, November 12, 2008

BERANGUS HEDONIS KAMPUS!!!!


Musim pancaroba yang sudah kita lalui memang rentan menyisakan berbagai gangguan penyakit. Yup, ntu karena merupakan proses transisi kali ye??!! Banyak contoh disekitar qta nieh yang nunjukin kalo yang namanya proses transisi itu kadang bikin sakit dan parahnya lagi kadang dimanfaatkan oleh beberapa orang (oknum). Sama aja donk kayak waktu kita transisi dari putih abu-abu ke mahasiswa. Banyak proses yang kita lalui…ada sakit ..ada susah. Tapi emang proses yang kita lalui itu bisa bikin kita dewasa juga. Ibarat body nieh, itu bisa menjadi “stok” imunitas bwt qta. Tapi itu juga tergantung, bisa nggak kita membaca dan memaknai proses yang dilalui itu. Kalo cuma dilalui gitu aja…nggak dimaknai ya sama aja boong. Cuma dapet penyakitnya aja tapi kagak dapet imunitasnya. By the way..anyway…busway… transisi kita dari pelajar ke mahasiswa udah kita lalui dengan yang namanya masa orientasi alias ospek alias osma. Diakui atau nggak..banyak hal yang buat sakit juga untuk melalui proses transisi itu. Masalahnya kita nggak bisa ngebaca itu semua. Sekarang sieh OSPEK udah kelar…dan rencananya nieh ada follow-up yang diberikan. Bakalan ada gawe yang namanya “Welcome Party”. Harafiahnya ya pesta selamat datang kali ya??

Sob, inget nggak beberapa waktu yang lalu..waktu sang dedengkot Amrik datang ke Indonesia?? Yup, waktu Bush dateng ke negara kita yang elok gemah ripah loh jinawi ini. Bisa dibilang persiapan yang dilakukan adalah sebuah penyambutan…. sebuah “welcome party” juga. Apa yang jadi reaksi rakyat Indonesia waktu itu? Protes?? Of course… Ya iyalah..masa ya iya donk… Gila mampuz tuh, penyambutan bisa nyampe ngeluarin dana bermiliyar2 rupiah!!

Bukan bermaksud menganalogikan alias menyamakan Bush dengan mahasiswa baru. Tapi kesamaan yang bisa kita ambil disini adalah “semangat hedonisme” yang ada baik di pemerintah Indonesia atau “pemerintah” mahasiswa sastra disini (especially for organizing commite of Letters). Kita sama aja dengan orang yang menganggap segalanya harus dipersiapkan dengan “wah”…dan tanpa memperhatikan contents. Bush disambut dengan sedemikian rupa…dengan mengedepankan “wah”nya kita. Hasilnya, contents dari pertemuan itu toh cuma dijadikan salah satu penghias notulensi kenegaraan!!! Pemerintah qta cuma bisa mikir kira-kira apa nieh “kemasan” yang hebat tapi nggak mau pusing mikirin “contents” yang hebat. Nggak beda mbok dengan qta??? Welcome party mungkin bagus ketika kita pake sudut pandang itu merupakan ajang ekspresi seni, unjuk bakat, saling menjalin persaudaraan juga. Tapi, please…sejenak kita mikirin…apa itu yang emang bener-bener dibutuhin sama kita sekarang guys???!!!


Dari mana duit buat welcome party?? Dari surplus OSPEK kemaren (denger-dengar sieh sampe menginjak angka beberapa jeti). Dari mana sieh duit OSPEK itu??? Sebagian besar tentu aja dari duit temen-temen mahasiswa baru 2008 n disokong juga sama POM and sponsor. Itu pure!! Dan itu merupakan dana yang dipertanggungjawabkan untuk OSMA…untuk sebuah proses transisi mahasiswa yang bertajuk Letters..dengan harapan OSMA ini bisa melahirkan para pemuda yang berjiwa pemimpin (salah satunya). Berat mbokzz tanggungjawabnya???!!!. Sebuah hal yang harus diingat dan dicamkan juga bahwa panitia itu bukan bertanggungjawab untuk menghabiskan “anggaran” tapi bertanggungjawab memanfaatkan anggaran dengan sebaik-baiknya. Cuy, sekarang kalo diinget-inget..waktu OSMA kemaren…yang ditekankan adalah penghematan dan penghematan mulu!!! Konsumsi pengen kasih yang bergizi tapi lagi-lagi dibenturkan dana. Semua divisi panitia ingin memberikan yang terbaik…tapi dibenturkan lagi masalah dana. Sebenarnya apa emang dana itu nggak ada sama sekali??? Seberapa melarat-kah kita???atau cash flow-nya aja yang nggak diatur bener???!!! Toh di akhir cerita..ternyata kita surplus dana lumayan banyak..dan dengan alih-alih memanfaatkan sisa dana, kita ngadain welcome party!! (sakit kali ye??!!). Mungkin ibarat peribahasa…bersakit-sakit dahulu..bersenang-senang kemudian…(berarti beneran “sakit” donk ya??!!). Cuy, ternyata yang melarat bukan cuma materi kita..tapi juga mental kita udah melarat semua!!!

Berbeda kan kalo dari awal kita emang bisa memperhitungkan anggaran yang ada. Semua dikerahkan dengan optimal! Masalah welcome party itu bukan sebuah hal yang “fardhu ain”. Panitia itu pembawa amanah misi OSMA..dengan tema yang begitu perfect. Ok, apresiatif dengan segala kelelahan dan pengorbanan yang semua divisi panitia lakukan. Salut buat mereka. Kita juga yakin kalo itu semua ikhlas… Nah, tinggal bagaimana kemudian kita juga mengorbankan “pemikiran”..seperti apa sebenarnya yang perlu kita lakukan.

Cuy, kalo emang kita surplus…masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Liat organisasi yang ada sekarang di kampus. Sekre dibiarkan terlantar… tanpa ada pembenahan baik materi ataupun nonmateri. Beberapa kali diingatkan..bahwa semua bisa diurus… Bahkan terakhir konsultasi dengan dekan…untuk kebutuhan kesekretariatan dan lain-lain..bisa diusahakan. Nah lo, sampe sekarang apa yang kita kenal dengan sekre??? Kecuali TEKSAS, sekre dibiarkan terlantar. Boro-boro ada computer… struktur organisasi aja kagak ade non!!!

Kembali muncul pertanyaan, sebenarnya buat apa sieh organisasi itu ada??!!!(Ini sudah menjadi pembahasan waktu acara praPEMIRA bareng pak Dekan). Kalo cuma buat ngumpul-ngumpul doank…nggak usah di organisasi… mending di Ekasari aja!! Salut buat HMPS Sasindo yang berhasil memberikan beberapa kegiatan yang “menggebrak”. ICOOL yang sudah berusaha mewarnai kampus. Hudec yang mencoba eksis dengan beberapa aktivitasnya… So, yang laen gmna bu???

Beberapa kali sudah coba diingatkan…kalo kita butuh semacam “training organisasi”. Dari semenjak munculnya organisasi yang ada di kampus ini, belum ada sama sekali yang mengadakan “latihan kepemimpinan” atau pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh orang-orang yang akan menggerakan organisasi (kecuali Mapatra, TEKSAS dan ICOOL). Kita mo berorganisasi tapi kita nggak punya ilmunya…dan lebih parah lagi, kita nggak mau mencari ilmu-nya. Disini ironis sekali yang terjadi, orang-orang yang sudah berpengalaman dalam organisasi justru masih merasa kurang mampu dan ingin belajar banyak untuk organisasi. Presiden BEM UNSOED saja pernah merasa minder untuk memberikan sebuah materi keorganisasian, tapi disini….dengan pengetahuan kita yang minim tentang organisasi, kita masih sempat-sempatnya “songong” obral organisasi. Tapi saya tetap salut buat presiden HMPS Sasindo yang waktu awal terpilih masih mau bertanya dan belajar “sebenarnya berorganisasi itu bagaimana sieh???” . Ada kemauan untuk belajar disana. Kita akui, kita juga belum sempurna…kita masih belajar..tapi permasalahannya kita itu nggak mau belajar.

Dihubungkan dengan masalah money tadi, apa salah kalo kita coba sisihkan juga untuk membangun “mental organisasi” kita. Kalo kita ngomongin history-nya “welcome party” , itu muncul saat OSMA 2006, saat Saudara Kuat yang menjadi Ketua panitia. Welcome party bukan bagian dari OSPEK tapi merupakan kepanitian tersndiri diluar panitia OSPEK dan dilakukan setelah panitia OSPEK dibubarkan. Waktu itu landasannya adalah merasa harus memberikan sesuatu kepada maba yang udah bayar OSPEK sebesar (kurang lebih) Rp 75.000,00. Itupun panitia welcome party harus ikut turut rembug dalam hal pendanaan. Yang perlu ditekankan adalah, bahwa welcome party bukan bagian dari OSPEK apalagi sebuah hal rutinitas yang harus diwajibkan tiap tahunnya. Logikanya, bertambah tahun harusnya kita bisa melakukan yang lebih baik lagi.Bukan sekedar ngikut aja yang dulu. Sekarang kita harus bisa membaca realitas yang ada..apa yang kita butuhkan. Ketua angkatan sudah terbentuk… HMPS ada..itu bisa kita lakukan dialog antar angkatan..sharing dan rembug untuk membicarakan apa yang ada dan apa yang kita butuhkan. Kalo mo ngadain acara-acara semacam party, buat kepanitiaan sendiri…buat konsep acara sendiri dan usahakan sendiri..itu lebih fair!!!

Satu hal lagi mengenai dana OSPEK juga yang menjadi “dana utama” welcome party…dan itu unsurnya adalah dana POM. Apa sieh dana POM itu??itu duit babe-nyak kita yang turut “disumbangkan” buat kampus kita ini. Problematika mengenai POM ini udah berulangkali dibahas. POM merupakan salah satu bentuk dari komersialiasi pendidikan. POM menjadi sebuah masalah yang tak kunjung padam. POM yang dimunculkan dari tahun 2005 itu selalu menjadikan mahasiswa sebagai sapi perahan. Bahkan di FISIP sempat ada komitmen untuk tidak mengakses dana POM sebagai sebuah keprihatinan pada komersialisasi pendidikan yang sedang berlangsung. Nah, disini kok malah mahasiswa juga jadi ikut-ikutan nyungsep ke pemerasan itu. Bukan dimanfaatkan ke hal yang baek..tapi malah buat party-party kagak jelas. Asal tau aja, gara-gara alokasi POM untuk OSPEK yang terhitung lumayan, beberapa kegiatan laen jadi terkena imbas-nya dengan tidak mendapatkan alokasi dana POM, sebagai contoh yaitu kegiatan talkshow sastra Ramadhan lalu yang dianggap tidak lebih penting daripada OSPEK. Ini juga pertanda adanya “keburukan” perencanaan di tubuh POM. Tidak ada arahan yang jelas, perencanaan yang jelas juga. POM itu bukan gudang uang…tapi pengelola uang juga. Inilah proses transisi yang harus kita baca dan maknai non!! OSPEK yang “begitu-begitu aja”, welcome party yang salah kaprah, penggunaan dana yang nggak aspiratif, POM yang masih menyisakan banyak persoalan, dan masih banyak lagi yang harus kita baca.

Khusus untuk welcome party, itu merupakan pertanda hedonisme yang sudah masuk ke wilayah intelektual yaitu kampus. Hedonisme yang identik dengan kemewahan nggak genah masih harus merasuki kampus sebagai wahana intelektual para penerus bangsa. Hedon nggak hedon itu emang pilihan, cuy!! Tapi nggak bisa juga kalo pake atas nama kolektif disini apalagi pake duit orang banyak!!!


Tulisan ini bisa dikses di www.ntacaholic.co.cc

Untuk menghargai kedewasaan teman-teman, ruang diskusi tentang hal ini dibuka selebar-lebarnya tidak dengan aksi corat-coret atau disobek-sobek. Silahkan tuangkan pendapat anda di selebaran lain, di comment box www.ntacaholic.co.cc atau silahkan kita diskusi tatap muka langsung. Terimakasih.

Read more ...
Friday, November 07, 2008

Jilbabquw Chayanx... (to : all muslimah)




“Mbak Shinta….alow….” sebuah sapaan renyah reflek menghentikan langkahku saat pagi itu di perjalanan menuju studio Mafaza FM untuk rutinitas siaran. Tepat di tikungan depan program studi Bahasa, sapaan itu memanggilku. Seorang gadis manis, dengan rambut terurai sebahu, memberikan senyumnya yang paling manis padaku. Senyum manis itu dilanjutkan dengan langkah-langkah agak lari kecil menghampiriku untuk sekedar mengungkapkan rasa sayang dengan berjabat tangan dan cipika-cipiki. Sama seperti pada “adik-adik”ku semua… tentu saja aku sambut jabat tangan dan balasan sanyum yang paling manis pula serta disertai beberapa percakapan basa-basi.

Setelah ritual sapaan itu, dan si gadis manis itu bernjak pergi, aku baru teringat siapa dia. Salah satu adhe’ku yang masih fresh graduate di Mafaza (Masjid Fatimatuzzahra). Mungkin sikapku terlihat agak “keterlaluan”. Dari cara dia bertegur sapa, terlihat kita cukup dekat. Ya, memang dia salah satu “adik”ku di Mafaza, tapi pagi itu aku tak mengenalinya dengan langsung. Yup,ternyata memang ada yang membuatku bersikap seperti itu. Pagi itu tentu saja aku pangling sama si “adhe”, secara…dia nggak pake jilbab.

Kejadian seperti ini sebenarnya sudah sering aku alami dan kadang aku merasa kesal sendiri. Setidaknya mereka membuatku agak “berfikir” lagi untuk mengingat-ngingat “Siapa sieh lo???” . Yang aq kenal mereka adalah muslimah dengan jilbab sebagai identitasnya, so ketika identitas mereka dilepas…wajar donk kl aq jadi lupa.

Dipikir…direnungi….diliatin…dan dimacem-macemin….aku kok jadi bertanya sendiri, kok bisa ya sekarang dengan mudah temen-temen muslimah pakai dan buka jilbab. Pernah aku dianggap sombong oleh salah satu teman seangkatan saat kita ada acara study pustaka di luar kota, pasalnya aku nggak menyapanya sama sekali. Suer, hal itu bukan karena aku segan atau sombong, tapi aku tidak mengenalinya, aq pangling dengan penampilannya dengan rambut tergerai dan baju sempit sementara aku mengenali kesehariannya di kampus dia menggenakan jilbab yang anggun. So, salah gue gitu??? (he3)


Mungkin orang bisa bilang “ ya udah sukur mau pake jilbab…drpada kagak pake??”. Yeach..ketika menggenakan jilbab dengan diksi-diksi “daripada” dan berjilbab itu merupakan salah satu “perintah” (saya lebih suka menyebutnya dengan “kebutuhan”), maka perlu dipertanyakan kembali kepada diri kita masing-masing mengenai esensi dari jilbab itu sendiri.

Gals, kalo jilbab itu adalah salah satu bagian dari pakaian untuk menutup aurat kita, berarti bukan hal yang aneh donk kalo suatu saat kita juga membuka celana (maaf) atau baju kita alias telanjang sebagian???!!! Yup, telanjang partial!! (akhirnya w temukan juga tuh kata-kata…he3).

Jadi inget nieh, waktu SMA dulu saya pernah iseng ikutan “Quiz” di Radio. Kalo nggak salah, sampe sekarang quiz itu msh ada..model quiz-nya dengan pertanyaan2 “uniq dan menggelitik” yang hadiahnya berlipat setiap harinya jika belum terjawab. Nah, waktu itu pertanyannya “ Kenapa Batman selalu pake topeng??”. Sampe hampir satu minggu, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Waktu itu ada yang jawab “ karena buat nyamar”… “ Karena takut ketauan”…”karena wajahnya jelek”… “kerana biar sama kayak ‘walet’ “, “Karena trend mode…” .. dan jawaban-jawaban lain yang kreatif-kreatif. Akhirnya aku mencoba menjawab dan ternyata hasilnya benar (wah..lumayan tuh waktu itu hadiahnya nyampe hampir stngah jeti bo!!!). Jawabanku simple : “Karena topeng itu udah satu paket sama kostumnya…”. Jadi identitas Batman yang kemudian terungkap dalam symbol pada kostumnya adalah bahwa Batman tidak akan membuka topengnya karena itu memang sudah satu kesatuan sebagai kostumnya. Batman merupakan tokoh yang memiliki jatidiri sebagai pahlawan pembela kebenaran, yang melakukan keberpihakan pada kaum lemah, salah satu sikap pahlawan itu adalah ketika melakukan sebuah kebajikan maka dianalogikan tangan kanan yang melakukan..tangan kiri tidak mengetahui. Untuk menghindari sikap riya, ujub, dan lain-lain...jiwa kepahlawanan itu tertuang dalam symbol di kostumnya, bahwa Batman memerlukan kostum yang membutuhkan topeng. Topeng itu bukan karena trend…atau karena ingin menyamar… Tapi sebagai salah satu bentuk jiwa kepahlawanan. Topeng itu juga bukan sekedar sebagai “bagian” dari penutup anggota tubuh. Belum ada ceritanya Batman waktu terbang lupa pake topeng…atau sengaja ketika musim panas…dia melakukan tugasnya sebagai superhero tanpa topeng.

So, gals, ketika kita pake jilbab, apa sebenarnya identitas diri yang terpatri dalam jiwa kita untuk kemudian tertuang dalam cara berbusana kita. Seorang muslimah metinya memhami tanggung jawab hidup ini..peran-peran manusia di muka bumi. Kita diidupin bukan bwt jadi brandingnya para pengusaha ‘jilbab’,cuy!! Tujuan kita diberi napas…bukan bwt menghidupi proses kreatif dalam aneka ragam produk jilbab. Justru sebaliknya, industri jilbab itu adalah menjawab kebutuhan kita akan jilbab, kebutuhan kita akan pakaian. Jilbab itu pakaian bukan acsesoris bu!! Beda lagi sama bandana, wig, iket rambut, or accesoris-accesoris laen jeng!!! (Ups, kayaknya paragraph ni ngelantur deh…)

Nah, sederhananya nieh..kalo emang kita memahami nie hidup bwt beribadah..dan beribadah itu berkonsekuensi pada melakukan segala yang terbaik. Bahwa kita melakukan peran-peran ibadah dalam aktivitas sehari-hari, serta kita telah mampu mengenali bahwa kita itu perempuan yang sama seperti laki-laki memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Ciri khas itu kemudian bisa membawa sebuah stigma bahwa perempuan itu menggoda, so perlu adanya protect…soalnya kalo nggak di-protect tuh…peran-peran manusia dalam menjalankan tanggungjawabnya bisa rusak. Nah, makanya nieh salah satunya perempuan disuruh pake jilbab. Sebuah protect dan sebuah identitas bagi seorang muslimah. Gelar “muslimah” itu nggak sederhana sob!!! Bukan sekedar karena kita cewek trus KTPnya Islam berarti itu muslimah (itu mah pengertian secara bahasa arab aje….).

Setalah nulis muter-muter kayak gini nieh…intinya, tetepin diri kita sebagai muslimah…kalo Islam emang jadi pilihan kita. But, its no problem sieh..kalo emang kita itu dalam sebuah proses…tapi juga bukan proses yang mengalir gitu aja… ibart kita lagi bikin film nieh…. Scenario itu butuuh improve actor coy!!! Script itu bukan benda mati yang kita pake gitu aja…tapi script adalah sebuah hal yang dinamis yang perlu kita improve..jadi proses kita jadi lebih hidup… bikin hidup lebih hidup!!!!

Intinya lagi tuh… nta prihatin banget kalo ngliat temen-temen muslimah pake jilbab-nya nggak jauh beda sama jilbabnya anak kecil… kalo lagi ke kampus doank dipake… kalo lagi acara tertentu aja dipake. Nggak salah kalo nta nanya “ Siapa sieh lo???” soalnya secara nggak langsung mereka telah menunjukkan bahwa mereka belum mengetahui jatidir mereka sendiri… pakaian hanya sekedar dijadikan penutup aja, pelengkap aja. Coy, qta udah gede!!!masa mo kayak anak kecil trus???


Udah ah segini dulu…kapan-kapan disambung lagi…

7 november 08, Pagi-pagi di sekre cabang (pagi ini beda cuy…sekre rapi jali...jadi keliatan segaran dikit. he3)
Read more ...
Tuesday, November 04, 2008

Kadek Indah S ....... in Memoriam...

Kadek Indah S… In memoriam.

Sahabat, teman, saudariku….

Senin sore kemarin tak pernah disangka mejadi hari yang naas untuk Kadek Indah S, teman, sahabat, saudari kami tercinta. Kini tak ada lagi keriuhan yang biasa ditimbulkan oleh Kadek, yang khas dengan celotehan logat bayumasanya. Kini tak ada lagi guyo-guyon segar di kelas kami. Kami telah kehilangan seorang gadis periang, hitam manis, Kadek Indah S.


Ada perasaan getir medengar kisah di akhir kehidupan almarhumah Kadek. Senin (03/11) kemari, saat senja mulai gelap, bersama rekanya Ovi, Kadek menjalankan motornya kearah utara. Saat melintasi apotik kimia farma, di Jl.Jenderal Soedirman Timur, sekitar 100m dr kampus sastra UNSOED, dari arah belakang melintas Truk gandeng. Kadek sudah menyadari ada truk gandeng, secara refleks dia bergerak mudur memberika jalan pada truk. Namun, nampaknya Kadek tak menyadari itu sebuah truk gandeng, ketika bagian depa truk sudah lewat, Kadek kembali menuju ke tengah jalan, malang tak bisa dihindar, tubuh terpental jauh, dan menurut saksi mata tubuh Kadek sempat terlindas truk.

Kejadian itu terlalu cepat. Teman-teman satu kelas yang diberi kabar langsung meyusul korba ke RS.Margono, Banyumas. Saya sendiri tak dapat menemani almarhumah di detik-detik terakhirnya. HP saya sedang menagalami kerusakan software, dan sms duka baru saya buka keesokan paginya setelah siaran. Sejuta kesediha menggelayut. Sosok Kadek memang tidak terlalu akrab dengan saya. Namun, beberapa moment manis pernah kita lewati bersama. Setidaknya, kami di kelas C, sudah seperti keluarga dan Kadek merupakan bagian yag tak dapat dipisahkan dari kelas C.

Teriring doa semoga arwah almarhumah diterima disisiNYa, diampuni dosa serta khilafNYa, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Kadek…walaupun secara jasadiyah telah meninggalkan kami, ingatan kami tentang manisnya sosokmu tak dapat terhapuska dari benak…selamanya!!!!
Innalillahi wa innalillahi ro’jiun.


Nb : Teriring doa juga untuk almarhumah Erna S, mahasiswi sastra angkatan ’08 yang hari MInggu malam lalu (2/11) bersama ibundanya mennjadi korba tabrak lari di ds.Sokaraja.

Read more ...

BURJO resto


Tulisan ini special dipersembahkan boeat : sobatquw Tania alias “Tance” , juga special boeat mas burjo Mirasa dan semua pemilik warung burjo di purwokerto. Luv u all….

Udara dingin dini hari kota Bandung terasa hingga menusuk tulang. Perjalanan dari terminal Cicaheum ke Kampus UPI-Ledeng ternyata lumayan panjang dan berkelak-kelok. Kunikmati perjalanan, terguncang-guncang di angkota yang hanya dinaikin ole tiga penumpang. Yeah…maklum, ini kan masih jam tiga pagi..he3.

Suasana sangat lengang ketika kujejakkan kaki di depan kampus UPI. Agenda studi pustaka akan dimulai pukul 08.00 nanti. Serasa bagpacker aja kalo kayak gini. Menyusuri jalan kota Bandung sendirian. Beberapa agenda diluar kampus mengakibatkan aku nggak bisa turut rombongan kampus untuk melakukan Study Pustaka ke UPI-Bandung. So, harus berangkat sendiri deh.

Sebuah pondok terlihat terang diantara perumahan laen yang masih nampak gelap gulita. Wah..ada warung buka tuh!!! Kebetulan ingin menggenapkan puasa syawalan, jadi ada baiknya saur dulu. Ternyata warung yang masih “stay tune” itu pondok burjo (bubur kacang ijo) yang juga menyediakan menu mie instant.

Sambil menunggu si ‘aa menyelesaikan “ekspresi”nya membuat mie rebus….aq teringat pada kenangan-kenangan di warung burjo. Di dekat masjid , ada sebuah warung burjo juga. Kalo setiap AHad pagi, setelah kajian keputrian, biasanya aq dan Tance nongkrong disitu.
“Cui…laper nggak?makan yuk!!”
Aq tersenyum sendiri kalo inget si Tance. Deuh…kangen nieh bu!!!kapan ya qta nggak sibuk???!!!

Yup, Warung BURJO MIRASA jadi salah satu tempat ningkrong favoritku, selain sama Tance, kadang juga sama Rina (aq kangen kowe jeng!!!). Menu yang paling digemari itu tempe goreng. Disini tempe goreng-nya special. Apalagi kalo tinggal di purwokerto yang terbiasa dengan tempe goreng dengan “style” mendoan”, diaini akan merasakan “sensasi” tempe goreng yang beda (lebai nggak sieh??). Yup, kadang aq agak bosan juga dengan mendoan…pengen ngrasain tempe goreng yang kering, yang biasa aja selayaknya teme goreng yang laen (he3). Sekedar promo aja, selain tempe gorengnya yang lezat, bubur kacang ijo di warung ini juga oke punya. Jadi ketauan kenapa aqu n tance suka ngendon disini.

Nongkrong di warung BURJO emang mengasyikkan. Suasananya yang sederhana dan terbuka membuat kita bisa berinteraksi langsung dengan yang ada disitu, baik penjual maupun pengunjung. BURJO ini kan salah satu warung fastfood juga. Emang sieh..agak-agak nggak bergizi karena menyediakan mie rebus. Aq sendiri jarang makan mie instant disini, lebih tertarik pada bubur kacang ijo-nya atau ya itu tempe goreng-nya. Suasanya sangat merakyat. Aq dan Tania suka ngobrol panjang lebar disini, sampe nggak kerasa harus berangkat ke kampus…he3, dan kadang dengan seenaknya si Tania bilang “ Lo bayar dulu ya Ta!!” Kalo udah kayak gitu, cuma ada cengegesan aja yang tersungging di wajah si Anak Item itu. Sob, sumpah, gw kangen banget sama lo!!!

Warung fastfood burjo, menjadi salah satu alternatif tempat makan ditengah-tengah maraknya restoran atau rumah makan yang sebenarnya lebih menjual gaya hidup disbanding menjual makanan. Gaya hidup hedonisme yang disuguhkan melalui rumah makan siap saji atau fastfood, yang memberikan kesan “keren dan elegan” bagi siapa saja yang makan didalamnya. Tanpa terasa pengunjung dibius dengan budaya-budaya yang dijiwai oleh semangat kapitalisme.

Tapi tulisan ini nggak pengen membahas banyak mengenai “teror budaya” melalui menjamurnya restoran disekitar kita. Penghargaan yang setunggi-tingginya untuk eksistensi warung BURJO. Warung BURJO memberikan sensasi lebih buat para kuliner yang menginginkan kesederhanaan, kenyamanan, serta ekonomis. Yup, kalo diliat dari harga, tentu saja warung BURJO punya nilai lebih. Disini nggak ada harga yang lebih dari lima ribu (saya sudah membandingkan harga warung BURJO di Purwokerto, Bandung, Jakarta, dan Jogja).

Untuk lingkungan mahasiswa, kehadiran warung BURJO memang sangat bermafaat, apalagi disaat kodisi kantong lagi kempes.he3. Tapi pengunjug warung burjo teryata juga dari berbagai kalangan , mulai dari aak gedong yang uang bulanannya hampir meyamai gaji pejabat sampe kaum mustad’afin yang punya PMDK (Program Makan Dua Kali). He3.

Disini memang benar-benar ekonomis. Disini kita masih bisa dapetin harga gorenga yang masih gope alias lima ratus rupiah. Disini kita masih bisa dapatkan es teh dengan harga Cuma seribu. Disini kita bisa maka kenyang dan bergizi dengan bubur kacang ijo dan ketan item. Disini kita bisa bertemu sapa dengan teman-teman dan ngobrol santai tentang apapun. Disini kita bisa bertukar ide, debat warung burjo, dan bisa sekedar melepas stress.

Walaupun kadang masih agak ragu untuk masuk ruang burjo kalo lagi sendirian. Image-nya blum enak, akhwat nongkrong di warung burjo. Yeah…dipikir-pikir daripada nongkrong di mall!! (lho???!!!)he3.

Buat sobatku Tance, kappa qta nongkrong-nongkrong lagi di Burjo dan angkringan??? Sambil sesekali berdiskusi tentang program-program keumatan…tentang fenomena aktivis…tentang kita…dan tentang cinta…………

God Bless U!!!

Salam buat para pemilik warung burjo…semangat!!!!




Read more ...

Recently Aborigin

Tiga belas Februari 2008 silam, perdana menteri Australia Kevin Rudd resmi meminta maaf kepada masyarakat Aborigin atas kesalahan pemerintah berupa ketidakadilan historis dan perampasan generasi selama abad ke-20. Ini merupakan sikap yang terlontar setelah proses yang berjalan sekitar belasan tahun. Sebagai penduduk asli, memang tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Aborigin selama ini telah mengalami “kenyataan sejarah” yang pahit. Masyarakat Aborigin merupakan penduduk Australia yang telah mendiami benua Australia dari sekitar +50.000 tahun yang lalu. Perkembangan Australia yang telah mengakibatkan banyaknya para imigran masuk berkonsekuensi pada terciptanya interaksi antara mereka (Suku asli dan pendatang).

Para pendatang pertama dari Inggris tiba pada tanggal 26 Januari 1788. Mereka adalah para tahanan yang dikirim ke sini sebagai hukuman atas kejahatan mereka, para pelaut dan tentara. Banyak lagi tawanan dan pendatang bebas yang terus berdatangan dan sampai tahun 1859 ada lima koloni baru disamping New South Wales – Tasmania, Australia Barat, Australia Selatan, Victoria dan Queensland.
Orang-orang berdatangan dari seluruh pelosok dunia ke Australia dan sampai tahun 1861 jumlah penduduk Australia hampir mencapai 1.200.000. Banyak imigran yang datang untuk mencari emas setelah emas ditemukan pertama kalinya pada tahun 1851, termasuk mereka yang datang dari Cina dalam jumlah yang besar. Pada pertengahan kedua dari abad 20, lebih dari 5.000.000 orang bermigrasi ke Australia. Sekarang sekurangnya 41% dari penduduk Australia dilahirkan baik di luar negeri atau anak dari pendatang yang dilahirkan di luar negeri. Lebih dari 140 negara membentuk populasi Australia yang sekarang berjumlah kira-kira. 19 juta.


Fakta sejarah mengatakan bahwa perkembangan diamika kependudukan di Australia telah banyak menorehkan ketidakadilan pada masyarakat Aborigin. Selama bertahun-tahun, Aborigin mendapatkan diskriminasi. Selama 12 tahun pertama era kolonial Inggris, masyrakat Aborigin “dipaksa” untuk mengikuti aturan hidup para pendatang (Bennettt Samuel dalam bukunya, Australian Discovery and Colonisation). Pada 1838, 28 orang Aborigin dibantai di Myall Creek.

Bagaimana Aborigin di era modern ?

"Tak seorang pun Aborigin masa kini bisa melupakan sejarah kolonisasi dan diskriminasi yang mereka alami sepanjang lebih dari 210 tahun,"
(The Dreamtime, yang diterbitkan sebuah yayasan Aborigin)

"Dua ratus tahun kolonisasi Australia adalah kisah pembantaian
dua abad bangsa kami,"
(Profesor Marcia Langton, seorang tokoh wanita Aborigin)

Setelah 168 tahun kemudian, keadaan itu tidak berubah jauh. Mengutip data Biro Statistik Australia 1994, sekitar 40% pria Aborigin, dan 42% kaum wanitanya, menderita penyakit.
Sebagian terbesar menderita penyakit saluran pernapasan: 34% pria dan 35% wanita. Mereka juga menderita asma, penyakit telinga, problem jantung, dan diabetes.
Meski sebagai penduduk asli Australia, nasib masyarakat Aborigin merasa didominasi oleh kaum pendatang. Hal itu diperburuk lagi dengan kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang berada di kondisi cukup jauh dibanding kaum imigran. Selain kesenjangan yang terjadi, kaum aborigin merasa ada diskriminasi sehingga ruang geraknya menjadi sempit di perpolitikan, ekonomi, dan sosial.
Hingga kini, kerap kali terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat Aborigin. Mereka kini mulai mengerti akan hak-hak manusia. Persamaan hak selalu menjadi isu yang diangkat oleh masyarakat Aborigin ketika pemberontakan

BENTROKAN antara masyarakat Aborigin dan aparat keamanan akhir pekan lalu lebih menggambarkan sentimen rasial termasuk api dalam sekam di Australia. Persoalan suku Aborigin masih menjadi isu sensitif. Sentimen rasial yang terkait dengan posisi kaum Aborigin mengandung kerawanan tinggi. Itulah yang terjadi hari Minggu 15 Februari malam. (KOMPAS)

Perlakuan terhadap kaum Aborigin antara tahun 1910 sampai tahun 1970 dianggap melanggar hak asasi manusia, lebih-lebih kalau dilihat dari perspektif sekarang. Saat ini ada sekitar 460.000 orang aborigin, atau dua persen dari 21 juta penduduk Australia. Banyak dari mereka tinggal di pemukiman terpencil dan hidup seperti warga negara miskin, padahal Australia adalah negara maju. Secara tidak langsung itu menunjukkan masih adanya dikotomi antara masyarakat asli dan kulit putih. Rasisme masih ada di Australia hingga sekarang. Walau kini dengan faktor “pengetahuan” masyarakat Aborigin yang meningkat dan kesadaran masyarakat kulit puith, tindak-tindak rasisme tersebut telah terminimalisir. Upaya pemerintah juga perlu dilibatkan dalam menciptakan interaksi masyarakat yang harmonis antara kedua kelompok masyarakat ini.
Pada tahun 1991 dibentuk Dewan Rekonsiliasi yang merupakan lembaga untuk merintis uapay rekonsiliasi antara masyarakat Aborigin dan kaum pendatang . Adapun tujuan Rekonsiliasi adalah:

persatuan negara Australia yang menghormati tanah air kita; menghargaiwarisan suku Aborigin dan Torres Strait Islander; dan memberi keadilan serta persamaan hak pada semua orang.

Pada tahun 1966 Parlemen Australia membuat pernyataan komitmen tentang persamaan hak bagi semua orang Australia. Ini termasuk komitmen dalam proses rekonsiliasi dengan suku Aborigin dan Torres Strait Islander – khususnya dalam mengatasi kerugian sosial dan ekonomi mereka. Pada bulan November 2000 pemerintah Australia dan semua pemerintah State dan Territory membuat komitmen untuk meneruskan dukungan mereka pada proses Rekonsiliasi dengan memperkecil kerugian yang dihadapi oleh suku pribumi Australia. Kini upaya itu telah sampai pada permintaan maaf pemerintah Australia yang diproklamirkan februari silam.


Read more ...

Cuaca Ekstrem Di Australia

Australia merupakan benua paling kering di dunia. Australia mengenal adanya empat musim. Namun, siklus cuaca di Australia tidak stabil. Letak Benua Australia tidak terlalu ke utara sehingga tidak terlalu dipengaruhi oleh cuaca lembab tropis. Namun, benua tersebut tidak terlalu ke selatan sehingga tidak memperoleh banyak hujan dari awan yang berasal dari samudera sebelah selatan. Hal itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya variasi cuaca di Australia walaupun sudah masuk ke periode musim tertentu. Misalnya sudah masuk bulan Juni/Juli/Agustus, itu sudah periode musim dingin di Australia, tapi udaranya tidak terlalu dingin, berkisar antara 8-20 degree C. Matahari bersinar cukup terik di siang hari. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi iklim Australia, yaitu : garis lintang; arus samudera; jarak dengan pantai; keadaan suhu dan angin; bentang alam.
.
Ditinjau dari posisi garis lintang, lebih dari sepertiga benua Australia terletak di kawasan tropis dan dua pertiga sisanya terletak di kawasan subtropis dan kawasan beriklim sedang. Adapun kondisi iklim di Australia terbagi berdasarkan posisi garis lintang, yakni : kawasan tropis (11°LS - 23° 30'LS); kawasan subtropis (23° 30' - 35oLS); kawasan beriklim sedang (35°- 44°LS). Pada kawasan beriklim tropis, suhunya tinggi dan semakin keselatan semakin berkurang tekanan udaranya. Maka kalau kita berjalan-jalan di Australia, kita akan dapat merasakan fluktuasi cuaca, bisa panas sekali namun juga bisa cukup sejuk.

Faktor yang kedua yaitu bentang samudera di Australia. Australia dikelilingi oleh samudera-samudera. Keberadaan samudera dapat menyebabkan perbedaan suhu yang ekstrem antar wilayah pantai dan daratan. Samudera menyebabkan suhu di daerah pantai menjadi sedang sehingga tidak ada perbedaan yang besar atara suhu minimum dan maksimum, namun apabila masuk ke daratan, suhunya menjadi ekstrem dan ada perbedaan yang besar antara suhu maksimum dan minimum.
Selain itu, samudera-samudera di Australia memiliki beberapa arus penting, yaitu,
a. Arus hangat yang terdiri dari :1)Arus Australia Timur. Mengalir di sepanjang pantai timur, 2) Arus Leuwin. Mengalir di sepanjang pantai barat, 3) Arus Khatulistiwa Selatan. Mengalir di sepanjang pantai-pantai utara Australia. Arus-arus hangat ini menyebabkan udara di Australia menjadi panas.
b. Arus dingin yang disebut dengan Apung Angin Barat. Mengalir dari barat ke timur, tepat di sebelah selatan Australia dan membawa hawa dingin ke Tasmania.
Jarak dari pantai mempengaruhi suhu dan curah hujan di Australia. Daerah-daerah yang paling lembab di Australia adalah daerah yang paling dekat dengan laut. Lebih jauh ke darat, daerahnya menjadi lebih kering dan daerah bagian tengah di Australia adalah gurun pasir. Sebagian besar daerah di Australia jauh dari pantai. Jadi, pada garis lintang berbeda, terdapat daerah-daerah yang basah, daerah yang agak gersang dan daerah yang kering. Di Australia, kawasan-kawasan tropis, subtropis dan kawasan beriklim sedang mempunyai daerah yang lembab, daerah agak gersang dan daerah kering.
Iklim di Australia dipengaruhi oleh keadaan angin, atau oleh massa udara, yang berhembu. Pada musim panas, iklim di Australia lebih dipengaruhi oleh udara tropis yang hangat. Pada musim dingin, iklimnya lebih dipengaruhi oleh udara kutub yang dingin. Massa udara dan angin yang berasal dari bagian tengah benua Australia bersifat kering dan panas pada musim panas serta kering dan dingin pada musim dingin.
Periode gerakan angin atau massa udara ini yang kemudian membagi Australia dalam beberapa periode musim :
a.Bulan Januari merupakan pertengahan musim panas di Australia.Selama musim panas ini, ada sistem tekanan rendah yang bergerak di atas Australia bagian utara yang berasal dari Samudera India dan Samudera Pasifik. Manakala sistem tekanan rendah ini melintasi lautan yang hangat, sistem tekanan tersebut menjadi lembab sehingga meniupkan udara tropis yang panas ke arah benua. Hal ini menyebabkan terbentuknya awan dan hujan. Kejadian ini membawa hujan ke daerah-daerah tropis dan subtropis di Australia bagian utara di musim panas.
b.Bulan Juli adalah pertengahan musim dingin di Australia. Matahari tidak langsung berada di atas sehingga udara lebih sejuk. Udara kutub yang dingin bertiup ke arah Australia bagian selatan dari Samudera Selatan yang dingin. Udara tersebut bertiup dalam bentuk kumpulan sel-sel tekanan tinggi. Sel-sel ini bergerak melintasi benua dari arah barat ke timur. Sel tekanan tinggi membawa cuaca yang tak berawan ke daerah-daerah yang luas di Australia selama musim dingin. Sel-sel tekanan rendah juga bertiup dari barat pada kira-kira 40°LS selama musim dingin. Sel-sel ini membawa hujan. Jadi, hal ini menyebabkan banyaknya curah hujan di Australia selatan selama musim dingin.
Tinggi rendah kondisi tekanan udara ini kemudian mempengaruhi terbentuknya wilayah konvergensi. Konvergensi tersebut terjadi akibat pertemuan antara massa udara bertekanan rendah dari pusaran angin di barat Australia dan massa udara dengan tekanan tinggi yang mengalir dari arah Asia. Hal itu mengakibatkan terjadi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia. Kemudian kita kenal juga adnya fenomena El-Nino yang juga disebabkan oleh tinggi-rendahnya tekanan udara, yaitu dimana terjadi udara lembab yang terpusat di Samudera Pasifik tengah dan meluas ke timur ke arah Amerika Selatan. Hal ini menyebabkan turunnya hujan di Samudera Pasifik, dan hujan di Australia serta di Indonesia menjadi berkurang dari biasanya. Akibatnya timbul kekeringan di Australia dan di beberapa daerah di Indonesia.
Faktor-faktor yang ada di Australia tersebut yang menyebabkan timbulnya kondisi cuaca yang fluktuatif dan bisa terasa sangat ekstrem.


Read more ...