Pages

Wednesday, November 26, 2008

SWASEMBADA BERAS 2009 : PENGUATAN PARADIGMA AGRIKULTUR INDONESIA




Menteri Pertanian Anton Apriyantono menargetkan, pada tahun 2009 bangsa Indonesia mencapai kemandirian pangan. Perwujudan dari kemandirian pangan tersebut adalah swasembada beras, yang ditargetkan kenaikan produksinya sebesar 5 persen per tahun (www.gatra.com/artikel.php?id=102518). Maka swasembada beras memang merupakan target pencapaian Indonesia di tahun 2009 nantinya.

Sebagai negara agraris, pertanian merupakan salah satu sektor penting yang perlu medapatkan perhatian khusus. Swasembada beras dapat dijadikan sebagai sebuah peluang pula untuk adanya penguatan kembali pertanian sebagai cara hidup (livehood). Dalam berapa dekade terakhir, paradigma dunia pertanian Indonesia mencoba mengarah kepada pertanian sebagai sebuah bisnis (paradigma agribisnis). Fenomena yang ada ini perlu mendapat pengkritisan.

Pertanian di Indonesia bukan hanya sebuah bisnis, namun juga sebagai bagian dari budaya, pertanian sebagai bagian kehidupan masyarakat. Masyarakat petani adalah salah satu dari ciri khas budaya Indonesia. Pertanian merupakan sebuah cara hidup (livehood) dan bukan semata-mata sebagai komoditi ekonomi, sehingga pengembangan pertanian harus menampatkan petani sebagai subjek / pelaku dan bukan menjadikan objek sistem ekonomi apalagi sistem pasar yang berkembang. Pola pengembangan pertanian saat ini di Indonesia mencoba menggunakan paradigma abribisnis. Paradigma ini mulai dikembangkan oleh Davies dan Goldberg di Amerika. Pengembangan sektor pertanian dengan perubahan dari agrikultur menjadi agribisnis memiliki makna bahwa segala usaha produksi pertanian ditujukan untuk mencari keuntungan, bukan untuk pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan sebagai prioritas utama. Seperti dikutip dari tulisan Prof. Dr. Mubyarto Guru Besar FE-UGM, bahwa dalam perubahan paradigma ini terjadi cara pandang bahwa penggunaan sarana produksi apapun adalah untuk menghasilkan produksi, termasuk penggunaan tenaga kerja keluarga, dan semua harus dihitung dan dikombinasikan dengan teliti untuk mencapai efisiensi tertinggi. Untuk diterapkan di Amerika mungkin tepat, namun di Indonesia hal itu tidak tepat karena sifat livehood yang kita miliki.

Swasembada beras adalah salah satu upaya pengembangan sektor pertanian yang coba dilakukan oleh pemerintah. Swasembada beras yang berorientasi pada empowering potensi pertanian perlu dikuatkan juga bahwa landasan epistemis yang digunakan adalah untuk penguatan kembali pertanian sebagai way of life, sebagai sebuah bagian dari budaya masyarakat. Jika swasembada beras hanya sekedar target untuk pencapaian ekonomi semata, maka pengembangan yang dilakukan hanya akan ditingkatan pasar saja, hak-hak petani tidak mendapatkan perhatian yang cukup.

Shinta Ardhiyani U
Jurusan Ilmu Budaya UNSOED
Ketua HMI MPO Komisariat Pertanian UNSOED

Title: SWASEMBADA BERAS 2009 : PENGUATAN PARADIGMA AGRIKULTUR INDONESIA; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: