Pages

Wednesday, December 17, 2008

Surat Untuk Calon Suamiku

Pagi sayang, apa kabar kau disana? semoga Tuhan selalu melindungimu dalam bait-bait kasih sayangNya.
Semoga Tuhan selalu menetapkan hati kita untukNya, sehingga hati kita selalu terpelihara walaupun masing-masing tahu ada sesuatu yang tengah terjadi di hati masing-masing.

Sayang, disaat waktunya nanti
saat kau akan mengajukan permintaan suci didepan kedua orang tuaku,
aku ingin masing-masing dari kita telah mempersiapkan persepsi suci akan gerbang mahligai kebahagiaan itu
bukan sekedar sebuah tujuan namun justru disitulah awal pijakan kita untuk sama-sama mengepakkan kedua sayap

Sayang, disaat waktunya nanti, bukan mahar emas permata yang kuharapkan
namun sebuah janji suci dengan sepenuh ketulusan hati
janji yang tersaksikan oleh setiap molekul diatas bumi ini


Sayang, segala pemafhuman serta keikhlasan darimu adalah fundamen-fundamen kokoh yang tak terpatahkan yang kuharap itu akan selalu ada
Saat kau mampu ikhlas menerima bahwa kepemilikanku hanyalah Allah semata
Bahwa aku akan membagi kasih sayang ini pada sesama
Bahwa aku masih punya banyak cita-cita tentang dunia ini
Merubah dunia adalah menjadi titik point semangat dalam untaian nafasku selama masih berhembus

Sayang, bagiku nanti kau bukanlah segalanya
namun segalanya tanpa kau tak bermakna dalam hidupku
Izinkanlah nanti aku menjadikan ibadah sosialku berjalan sinergis dengan pengabdianku pada seorang suami
Izinkanlah aku untuk tidak menjadi sebuah burung dalam sangkar
karena aku burung yang bebas lepas...terbang untuk mengarungi dunia ini

Sayang, mungkin nanti ikhlas memang jadi syarat utama
Saat aku bukan menjadi sosok bidadari sempurna dihadapanmu
Gaunku adalah kain sederhana yang menutup kehormatan diri
Parfumku adalah keringat murni setelah lelah berjuang di jalanan
Lipstikku adalah kata-kata orasi dan motivasi hidup yang diiringi dzikir
Bedakku harus luntur terkena sinar matahari dan debu jalanan
dimana aku akan berjuang
dan terus berjuang
untuk sebuah keadilan.


Aku adalah pelayan masyarakat, bukan sekedar pelayan dirimu.
Tapi aku berjanji akan menyerahkan sepenuh hati kasih sayang dalam lindungan Tuhan hanya untuk dirimu, sayang.

Pagi-pagi di sekre cabang, Purwokerto, 17 Desember 2008
Untuk calon suamiku..entah dimana dia berada. Kepakkan sayapmu hingga saatnya nanti sayap kita akan mengepak bersama.

Title: Surat Untuk Calon Suamiku; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

1 comment:

Anonymous said...

walaupun diriku tak kan pernah menjadi seseorang yang kau mau, tapi aku kan selalu berharap dan mengatakan
"Mudah-mudahan itu aku,,,,^_^"