Pages

Monday, March 19, 2012

Kreatifitas Lintas Batas

Pada akhirnya  jarak itu memang hanya persoalan keterjangkauan, aksesibilitas. Bagaimana bisa perjalanan Tegal-Purwokerto bisa lebih lama dibanding Jakarta-Singapore, misalnya?! Jawabannya hanyalah soal akses.

Salah satu hal yang seru ketika saya punya gawe dengan teman-teman FLP (Forum Lingkar Pena) Tegal adalah ketika menjalani prosesnya. Lokasi kami masing-masing cukup berjauhan, tapi ternyata hati dan semangat kami mungkin terpaut cukup dekat. ^_^. Jadi, ketika Yustia mengabarkan dan mengingatkan tentang agenda open recruitment, saya juga jadi seperti “tersengat” dan kembali memutar otak, bagaimana caranya mempersiapkan acara dalam waktu kurang dari satu minggu. Disinilah saya masih menitipkan apresiasi yang cukup tinggi untuk om Mark Zuckerberg, sang pembuat situs jejaring sosial Facebook. Hehe.

Ya, kalau FB setiap saat menanyakan kepada anda “what’s on your mind”, maka pertanyaan yang saya ajukan tiap membuka FB adalah “kebermanfaatan apa yang bisa dilakukan dengan situs ini?!” . Pergi berselencar ke FB sebenarnya sama saja dengan kita pergi ke suatu tempat untuk bersosialisasi. FB bisa menjadi sebuah mall, pasar, sekolah, lapangan, dan lain-lain. Kita yang akan menentukan sendiri kemana kita akan pergi. Kalau kita biasa lebih suka ke mall, untuk nampang (uji eksistensi.hehe), ngrumpi, dan lain-lain, maka FB kita juga bisa kita jadikan tempat seperti itu. Kalau kita suka ke tempat-tempat diskusi, belajar banyak hal, maka secara tidak langsung kita bisa menjadikan FB sebagai tempat yang kita inginkan.


Karena saya jarang ke mall atau tempat-tempat pusat hiburan lainnya, maka saya memilih FB untuk bisa mengaktualisasikan ide-ide dan bertukar banyak hal positif dengan teman-teman disaana. Salah satu yang dilakukan misalnya proses terselenggaranya tiga acara yang kemarin  di Tegal pada hari dan tempat yang sama.

Acara deklarasi KAKI (Komunitas Pejalan Kaki) tanggal 18 Maret kemarin berawal dari sebuah group FB yang diinisiasi oleh mas Awalil Rizky. Karena saya juga punya jadwal pekanan untuk jalan dan lari pagi, maka saya gabung ke group tersebut. Saya memang kenal mas Awalil dan beberapa anggota group KAKI tersebut, tapi entah sudah berapa abad kami tidak bersua secara langsung. Terakhir sepertinya ketika acara syawalan tahun 2008, atau waktu bedah buku ya mas?? Entahlah, saya lupa. Walaupun beberapa kali saya punya agenda di Jogja atau Jakarta, tapi tak pernah punya agenda yang membuat ketemu dengan beliau. Akhirnya malah ketemu di group FB. Nomor hape juga baru tau tempo hari saat hendak koordinasi.

Begitu pula dengan diskusi ahad pagi yang kemarin coba diselenggarakan seusai Jalan Pagi dan deklarasi KAKI. Berawal dari postingan sebuah foto jadul  seorang tokoh Tegal, K.H.Mukhlas. Foto tersebut diposting di FB oleh pak Ustd.Kaukab. Diskusi kecil pun muncul. Bukan sekedar basa-basi ketika saya bilang ini bagus untuk dibukukan atau dituangkan dalam media entah itu film atau apapun. Generasi muda saat ini mengalami krisis figur. Gencarnya media banyak menginformasikan figur-figur yang justru lebih banyak merusak mental. Perlu diingatkan kembali bahwa estafet peradaban yang saat ini kita pegang pernah dijalankan oleh tokoh-tokoh terdahulu yang memiliki karakter kuat. Bahwa menurut perhitungan Gregorian, saat ini kita sudah berada di tahap ke-2012 pada proses peradaban yang sedang bejalan. Angka sebanyak apapun tak pernah dimulai ketika tak ada angka satu, bukan? Apa yang terjadi di sebuah titik angka, merupakan penerusan dari angka sebelumnya. Maka, kita perlu sesekali melihat apa yang terjadi di angka-angka sebelumya, untuk belajar dan mengevaluasi segala yang sudah terjadi, bukan untuk beromantika belaka. Maka, mengingat kiprah K.H. Mukhlas bukanlah untuk membangga-banggakan ketokohan beliau, tapi untuk menggali nilai-nilai positif  terutama tentang karakter kuat yang dimiliki beliau di era-nya. Tentu saja K.H Mukhlas hidup di zaman yang berbeda dengan kita. Tantangan yang dihadapi pun berbeda. Tapi, dalam sebuah alur panjang perjuangan, ada nilai-nilai prinsip abadi yang harus tetap dipertahankan, melintas zaman, melintas ruang dan waktu.

  Dari pemikiran yang sederhana tersebut, saya terus mematri sebuah keinginan untuk bisa berpartisipasi dalam menelusuri hikmah perjalanan hidup seorang K.H.Mukhlas. Apalagi seusai proyek perdana pernerbitan buku yang dilakukan oleh FLPTegal Publishing house. Maka, saya pikir kenapa tidak untuk proyek berikutnya kita menerbitkan karya nonfiksi yang proses penulisannya membutuhkan berbagai aktivitas riset. *Yeiy, riset..riset!! saya suka kegiatan itu! bikin hidup lebih hidup.hehe*.

Maka, awalan itu coba diselenggarakan kemarin, diskusi ahad pagi yang sebenarnya secara teknis, persiapannya sangat mendadak. Saya memang mengenal pak Ustadz Kaukab. Tapi terakhir kali ketemu beliau itu sudah sangat lama sekali. Jujur saja, saya tak ingat rupa beliau. Nah, untuk acara kemarin saya nekat untuk menghubungi beliau via sms dan juga lagi-lagi saya memanfaatkan FB. Formalitas surat permohonan pembicara saya kirim via fileattachment di FB. Finally, saya cukup puas dengan acara kemarin dan tak sabar untuk segera menyusun strategi berikutnya. Bagi teman-teman FLP Tegal atau teman lain yang ingin bergabung untuk belajar bagaimana cara menyusun sebuah buku biografi, hubungi saya ya. Maksudnya, mari kita belajar bersama. Tim yang akan dibuat juga kecil saja kok. Minimal kalau tidak selesai bukunya, ada semacam film dokumenter pendek yang bisa dibroadcast sehingga bisa diakses oleh masyarakat luas.

Terakhir, tentang acara open recruitmen dan bincang kepenulisan FLP Tegal. Ini juga tak kalah seru. Ternyata acara ini diselenggarakan tanpa rapat koordinasi secara langsung. Pertemuan singkat terakhir yang dilakukan adalah saat tanggal 4Maret, itu juga di acara akad nikahnya mbak Eka. Kurang ajar memang, lagi ada akad nikah sempat-sempatnya rapat.hahaha. Tapi itu katanya teramat singkat, hanya membicarakan masalah waktu pelaksanaan. Saya sendiri tidak bisa hadir di pernikahan mbak Eka karena sedang terbaring di kamar kosan.hehe. Ya, setelah padatnya agenda di Februari, saya terpaksa harus menghadapi gejala thypus dan infeksi lambung. Tapi saya kapok sakit, sumpah! Saya kapok merasakan ulu hati yang terasa dihantam algojo, saya kapok muntah berdarah-darah lagi, saya tak mau lagi merasakan lapar tapi makanan tak bisa masuk. Yang lebih penting lagi, saya kapok harus banyak di kamar dan tak bisa kemana-mana. Jiwa petualang saya sangat menderita saat itu.hehe.

Baik, kembali ke FLP, akhirnya acara Oprec dan bincang kepenulisan itu baru benar-benar dipersiapkan di H-4. Koordinasi yang dilakukan lagi-lagi adalah via FB, email, dan YM. Hehe. Pertemuan langsung justru baru dilaksanakan setelah acara oprec berlangsung. Pancen FLP Tegal Laka-laka! :D

Tapi sebenarnya koordinasi-koordinasi yang dilakukan melalui situs jejaring sosial tentu saja bukan baru sekarang saya lakukan. Bahkan dalam lingkup acara yang lebih luas, FB ini cukup membantu. Misalnya seperti acara tahunan FIM (Forum Indonesia Muda) yang pantianya terdiri dari anak-anak muda dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan luar negeri. Acara yang sekeren itu kami lakukan koordinasinya lebih banyak melalui milis dan situs jejaring sosial. Atau acara-acara lain yang juga saya sering melakukan koordinasinya menggunakan bantuan internet. Ya, situs jejaring sosial memang salah satu alternatif untuk melakukan social campaign yang efektif. Ini pernah saya temukan pembahasannya secara detail pada saat dua tahun silam di acara conference di Kuala Lumpur yang mengangkat tema “Youth and Social Media : Online Collaboration and The Future of Asia”. New Media memang sedang menjadi isu penting. Kalau kita tak pandai menggunakan media, maka itu akan menjadi pisau yang mematikan.

Tapi, lepas dari masalah kebermanfaatan situs jejaring sosial, bagi saya tetap silaturahmi yang utama adalah bertemu langsung. Jadi hal-hal seperti silaturahmi dan aktivitas sosialita kalau bisa tidak terlalu banyak dilakukan melalui FB. Selain simulakra yang kerap terjadi, satu hal yang sering dilupakan oleh para kaum ekspresif di FB adalah bahwa di kondisi ketersembunyian apapun, apa yang telah diungkapkan melalui FB berarti sudah menjadi milik publik. Jadi, jangan “ngelawak” dengan bilang : ini privasi saya, suka-suka saya dong!! Lha, kalau privasi ngapain juga dibuka di FB. Trus kalau ada orang lain melihatnya, malah reaktif menyalahkan orang lain! Untuk kasus-kasus seperti itu, saya kadang terpaksa berungkap : “oh bodohnyaaa..!”.  Tapi, biarkan saja, terkadang orang memang lebih mudah untuk menyalahkan orang lain, membangun persepsi negatif tentang orang lain dibanding untuk mengevaluasi diri sendiri.

Maka, point dari rangkaian acara kemarin adalah : mari kita gunakan fasilitas akses komunikasi ini untuk nilai kebermanfaatan yang lebih banyak dan luas lagi. Jadikan akses ini menjadikan “yang jauh menjadi dekat, yang dekat  menjadi lebih dekat lagi”.

Karena tulisan ini sudah cukup panjang dan saya juga harus segera bertolak ke Purwokerto, maka sessi berbagi kali ini dicukupkan sampai disini. Saya sudah ditunggu untuk beberapa event berikutnya di Purwokerto. Kalau untuk yang ini tak perlu menggunakan fasilitas FB untuk koordinasi, karena tiap hari juga bertatap muka.hehe.  Lagipula, di tempat saya, di mafaza, sudah keluar “fatwa haram” penggunaan FB untuk hal-hal yang tidak syar’i. Kapan-kapan saya bagi ceritanya.hehe.

The last, terimakasih kepada semua pihak atas segala yang telah diberikan baik langsung ataupun tidak langsung dalam terselenggaranya acara di ahad, 18 Maret kemarin. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Jika ada sesuatu yang mungkin membuat anda kurang ridlo, sila sampaikanlah langsung kepada saya. Hamba ini hanya manusia yang tak pernah luput dari dosa. Tabik!


Tegal, 19 Maret 2012. Mengawali tulisan di sepertiga malam terakhir. Selamat berhari senin, salam hangat untuk orang terdekat anda. ^_^



#modem lemot, jadi blm bisa add foto dan ngetag, dan harus sgera berangkat ke pwt.hehe
#nanya dong : di tegal yg jual wafer superman kemasan kardus isi 20 dmna ya??? :D
Title: Kreatifitas Lintas Batas; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: