Pages

Thursday, February 16, 2012

SYUKUR TANPA SYARAT

“Cinta yang menang. Cinta selalu menang" ( Mitch Albom, Tuesdays with Morrie)

Tak mudah untuk mencari bagian yang tepat untuk mengawali kisah dalam tulisan ini. Sama saja dengan susahnya mencari awal apa yang sebenarnya membuat saya terlibat dalam acara  di hari minggu kemarin. Mengenal pak Suci tentunya bukan sesuatu yang baru untukku. Mengikuti launching bukunya menjadi hal yang selalu coba diagendakan. Dari novel pertama pak Suci hingga sekarang saya selalu menghadiri launchingnya. Dari pendopo sebayu sampai TIM Jakarta, tempat buku-buku beliau dilaunching , saya mengikuti. Lepas dari masalah analisa karya-karya beliau, apresiasi saya ke Pak Suci memang cenderung subyektif. Ada beberapa kedekatan yang mungkin terkait keluarga besar smansagal, yang ruang ini tak tepat untuk menceritakan detailnya. Intinya, menjadi hal yang “sudah sepatutnya” ketika saya terlibat dalam peluncuran buku “Lolong, Lelaki Lansia” karya terbaru dari pak SN Ratmana.

Saya juga tak tahu persis jika ditanya sebenarnya siapa saja panitia acara kemarin. Tanpa susunan panitia yang jelas, tanpa koordinasi yang mencukupi, tanpa waktu dan sarpras yang memadai, maka kata “mambrah-mambrah” sebenarnya cukup tepat untuk menggambarkan kondisi pra-acara.

Banyak kisah warna-warni perjalanan persiapan launching.  Bahkan hingga pagi di hari H, kami tak pernah tahu bagaimana nanti caranya membayar biaya snack. Hehe. Kami masih tak tahu bagaimana nasib makan pagi, makan siang dan makan malam untuk pembicara dan panitia. Kami masih tak tahu mas Kef mau pulang ke Jakarta naek apa. Luar biasa kacau. Tapi, siapa duga, siapa sangka, semua berjalan teramat lancar. Entah fakta yang diluar logika, atau memang keterbatasan kami saja yang tak mampu menduga segalanya.


Saya pribadi juga hingga pagi di hari minggu masih belum mengerti bagaimana caranya nanti  memandu acara. Guntur adalah nama baru yang saya culik di satu hari sebelum hari H, demi menghindari efek dominasi saya pada acara. Saya juga panas-dingin mengingat harus baca potongan novelet. Dari luar aja keliatan cuek, padahal dalemnya huuufttt...!! Satu hari sebelumnya saya malah sempat nelpon salah satu senior yang dulu sempat di teater kampus. Dia juga tahu sudah satu tahun lebih saya menghindari teater dan puisi. Saya harus diingatkan kembali tentang tahap-tahap kontemplasi, pembebasan jiwa , dan lain-lain yang semua itu tentu saja tak sempat dilakukan. Tapi saya juga tak kuasa untuk membatalkan baca novelet ketika melihat Sekar dan ibunya sudah hadir di pendopo. Demi menghargai kehadiran Sekar dan ibundanya, saya oke saja deh maju meski minder pas tau pak Poso dan kawan-kawan DKT juga hadir di siang itu. Kenapa sih kok pada hadirnya malah siang-siang???!!

Meski tambah siang juga banyak peserta yang pulang tapi orang-orang yang kemarin datang telat justru malah menambah saya grogi. :D . Mbak Eka aja sempat kaget ketika menyalami saya seusai pementasan, dingin banget saking groginya!!  Maka dengan hasil yang apa adanya kemarin , saya mohon maaf dan terimakasih atas segala apresiasi. Beneran deh yang ingin dilakukan saat itu adalah jingkrak-jingkrak dan teriak, tapi untung saja saya masih waras! :p

FLP yang kerap diplesetkan menjadi Forum Lingkar Perempuan, memang tak sepenuhnya salah. Kalau ada group akhwat yang lagi nongkrong di lesehan dan sok-sok serius rapat di kawasan tegal-slawi, mungkin itu kami.hehe. Dari ponggol keprok hingga nasi jamblang, semua kami sambangi! Dari studio radio sampe bengkel las SMK, kami tongkrongi. Dari  naek mobil, angkutan umum sampe boncengan sepeda, kami jabani. Jangan bicara banyak tentang teori gender dan feminisme, bagi kami yang penting terus berbuat dan bermanfaat!! Hehe. So, untuk mbak Eka, tya, mbak eri, mbak Ragil, mbak Dewi, dan semua kaum mbak yang ada di FLP Tegal, terimakasih untuk semua hal hebat yang pernah kita lakukan bersama. Terimakasih atas lapar dan kenyang yang kita lalui bersama, segar dan kantuk yang kita lewati, tawa dan pusing yang kerap mewarnai, untuk semuanya saja..terimakasih..terimakasih..terimakasih. Tentu saja apresias yang setinggi-tingginya saya berikan utnuk kaum adam yang ada di FLP Tegal. Mas Ton dan Mas Ali Irfan, tentu saja punya banyak andil dalam segala dinamika indah dalam FLP, tanpa harus saya uraikan dalam frasa. Maka, atas segala warna berdinamika dengan kalian semua, saya panjatkan segala syukur. Tanpa ekspektasi apapun atas kebersamaan yang telah dan akan dilalui, semua dijalani dengan rasa syukur, rasa syukur tanpa syarat!

Menjadi sebuah hal yang mengesankan juga bagi saya untuk bertemu (kembali) dengan beberapa “guru” di acara kemarin. Saya tak menyangka pak Atmo dan pak Hadi akan hadir, tanpa undangan resmi. Saya beberapa kali menjanjikan bersilaturahmi ke tempat pak Hadi Utomo untuk berguru tentang dunia radio, tapi tak pernah sempat. Tapi, orang radio selalu bisa bertemu di udara.hehe. Maka sebuah kehormatan sendiri bagi saya ketika pak Hadi mengikuti setiap roadshow Lolong di radio baik di kota dan kabupaten Tegal. Di akhir acara launching kemarin, beberapa simpati dan saran serta nasehat-nasehat disampaikan oleh beliau kepada saya. Mengenai pemilihan media, pendengar loyal, host acara, dan lain-lain, aaaah terimakasih banyak pak. Saya tak boleh “terbang” atas pernyataan pujisalut yang beliau sampaikan. Ini pecutan untuk belajar lebih banyak. Banyak sekali hal yang ingin ditulis tentang hal ini. Nanti dibuat tulisan tersendiri deh. Terimakasih juga beberapa praktisi radio di Tegal , yang senior-senior, yang telah berkesempatan mengapresiasi aksi kami di beberapa hari kemarin. Semoga dapat dilakukan follow-up yang baik. Satu poin yang coba saya ambil : banyak ruang kreasi dan aktualisasi ketika nanti memang akan diberikan jalan untuk pulang. Mohon doanya  agar segera diberi jalan untuk bisa pulang ke kampung halaman. *curcol deh*.^_^ .

Hal yang menarik bagi saya adalah poin-poin follow-up yang bisa dilakukan dari acara kemarin. Wah, banyak sekali ternyata. Itu membuat saya menjadi lebih “bergairah” untuk meluncurkan banyak ide, aksi di kota ini dan sekitarnya. Namun, untuk saat ini tetap harus terkendali dulu semuanya. Bagaimanapun juga saya juga punya tanggungjawab di kota lain, terutama di radio yang menjadi salah satu sumber penghasilan bulanan saya *buruh mode ON*. Hari jumat kemarin saya sudah mendapat teguran yang lumayan “mengena”. Tapi itu semua sebatas masalah komunikasi aja kok.. *ujung-ujungnya urusan misscom.hehe* .

Tulisan yang sangat random. Saya sudahi sampai disini. Nanti foto-foto akan menyusul untuk diupload, saya sortir dulu yang layak publish hehe. Sekalian nunggu mas Kef ngetag foto yang dari kameranya. Eh, tapi pokoknya beberapa jepretan saya walaupun pake pocketcamera tidak akan kalah ya sama DSLR!! Apalagi kalau yang pake DSLR, tapi teknik potonya masih amatiran, kayak orang rese yang kemaren pamer-pamer kamera ke aku..huh!!!! :D

Senin, 13 Februari 2012, pagi di hari senin, saya masih ngantuk. Bagi saya awal pekan adalah hari ahad, dan awal hari adalah pukul 00.00.. Tapi menjadi setiap saat sesemangat awal adalah hal yang tak salah kok.

#dalam waktu segera, akan kembali ke purwokerto.., hiyaaa, nampaknya butuh “partner of crime” nih disana bwt ngerjain deretan tugas yang menumpuk *lebai*…,arrrgh!!!

# Beberapa orang memperingatkan dan bahkan memprediksikan saya akan jatuh sakit karena satu bulan terakhir banyak bolak-balik Purwokerto-Tegal.  Mulai dari orang-orang rumah sampai teman-teman di tegal dan purwokerto. Terimakasih atas semua perhatian. Namun saya belajar juga bahwa ternyata semakin banyak aktivitas dan pengalaman sakit, justru kita bisa semakin memahami kapasitas dan kondisi fisik sendiri. Bahkan bisa menjadi trial untuk peningkatan kapasitas. Alhamdulillah hingga detik ini , alergi dingin yang dulu sering mampir entah sedang bepergian kemana. Padahal sudah berkali-kali saya kuyup karena hujan. Jaket saya juga hilang dan belum sempat beli, jadi selama perjalanan siang-malam, baik tegal purwokerto jakarta, bus-kereta-ataupun motor, saya tak berpelindung lebih. Sejauh ini, selama hati dan pikiran tetap hangat, semua akan baik-baik saja kok. Nyeri dada kiri memang beberapa kali kumat, tapi tak terlalu bermasalah. Enjoy it! Dan Sedikit berbagi pengalaman : ketika banyak aktivitas yang membuatku harus sering bepergian dalam jarak sedang atau jauh, justru puasa sunnah bisa menjadi terapi sangat membantu kesehatan. Soalnya kalau kita lagi sering dalam perjalanan, kesempatan sangat besar untuk makan sembarangan. Mulai dari hal-hal kecil seperti cemilan hingga mengenai waktu makan yang berantakan. Maka, praktek puasa sunah justru sangat membantu karena membuat kita simple, makan sehari dua kali, sudah selesai! Tapi memang perlu diperhatikan juga makanan saat sahur dan berbukanya. Saya juga sebenarnya tak tepat sahur pake makanan instant, jangan ditiru!!hehe.
Lagian, kalo lagi banyak aktivitas dan cape, kata temenku, kuncinya banyakin aja mengkonsumsi vitamin “C”.., vitamin C yang sebenarnya dan juga vitamin “C” alias “cinta”.. :D

#kalau ada yang bertanya-tanya apa hubungannya quote-nya Mitch Alborn sama kisah ini, baca dulu bukunya. recomended.. ;) 
Title: SYUKUR TANPA SYARAT; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: