#catatanRingan
Berawal dari sebuah keisengan dan penasaran yang biasa saja.
Saya lagi pengen tau tentang “sundel
bolong”. Sebenarnya saya bukan orang yang suka hal-hal mistis seperti itu. Tapi
bahwa kisah-kisah itu muncul dan berangkat dari pemahaman masyarakat, itu
menarik. Kebetulan pula, seorang sahabat saya berkunjung dan bermalam di kota
ini. Dia sudah paham akan ide-ide gila saya, kemudian dia mengusulkan untuk
nobar film bertemakan itu. . Satu film tentang “legenda sundel bolong”
arahannya Hanung Bramantyo sempat saya cari file-nya, ternyata kemarin nihil.
Hasilnya, saya malah membawa beberapa film aneh khas indonesia, salahsatunya
adalah “Kuntilanak Kesurupan”. Ya, saya pun
sempat ngakak saat membaca judul film tersebut. Ya sudahlah, yang pasti malam tadi , kami punya hal yang bisa
“ditertawakan”.
Setiap saya mengajak teman untuk nonton film bergenre horor,
ada beberapa perjanjian yang biasanya saya tawarkan, salah satunya “tidak boleh
takut”, ketika ada pada adegan yang menyeramkan, kita harus tertawa lepas!!!
Dan ternyata , film horornya indonesia memang full komedi. Lha, sekarang
dimana lagi kita bisa menemukan adegan “kuntilanak dikentutin”, ya cuma di film
horor indonesia, iya toh?.
Bukan shinta kalo nonton film tapi nggak bawel. Hehe. Dari awal adegan saya sudah mengernyitkan dahi,
lama-lama pegang jidat, lama-lama agak ngantuk, hampir tergeletak. Kalau tidak
ditegur oleh sahabat saya itu, mungkin saya sudah tertidur. Film yang semalam
kami tonton berjudul “Kuntilanak Kesurupan”. Inti ceritanya adalah kisah
seorang penulis yang mendapatkan project menulis sebuah buku biografi seorang
artis terkenal bernama Indra Devian. Berdasarkan permintaan sang artis, buku
biografi itu minta ditulis hal-hal yang
baik saja terkait hidupnya. Klasik, bahwa sang artist ternyata memiliki satu
rekam jejak yang negatif pernah menghamili seorang gadis. Kemudian gadis
tersebut meninggal saat proses aborsi. Tak usah diprotes segala kejanggalan
yang ada di kisah ini, ini memang film aneh. Mayat gadis malang itu kemudian
dikuburkan oleh temannya. Singkat cerita, arwah si gadis itu gentayangan dan
mengganggu proses pembuatan buku biografi tersebut.
Yang ingin saya ungkapkan disini adalah, kok setan buat
guyonan ya? Mungkin agak aneh kedengarannya, tapi ini kayak nantangin setan, tidak punya
perikesetanan..hehe. Maksudnya begini, kita harus yakin bahwa ada makhluk gaib
yang diciptakan oleh Tuhan. Selain manusia, Tuhan menciptakan malaikat dan juga
setan. Tiap makhluk punya peranannya masig-masing dalam hidup ini. Bahwa
manusia bukan satu-satunya yang menghuni dunia ini. Adanya syaithon itu adalah
sebagai penguji akan keteguhan iman kita. Maka, sangat melecehkan setan ketika
dibuat film yang kurang ajar seperti itu.
Ini menurut saya.
Point lain yang terpenting lagi adalah : film ini sangat
tidak mendidik. Sedihnya, ini bukan satu-satunya, karena masih banyak film yang
sejenis. Tapi yang menjadi pertanyaan, kenapa produser mau membiayai film
seperti ini?? Apa sih yang ada dalam otak Pu**abi bersaudara itu?? Mungkin ini
pertanyaan bodoh. Tapi, come on, masih banyak ide-ide keren dan bermakna
lainnya yang dapat mendidik penontonnya, daripada membuat film yang “nol” kayak gitu.
Di akhir nonton, kami hanya tertawa dan geleng kepala.
Bagiku, sudahlah cukup ini saja. Tapi membayangkan bahwa film-film sejenis ini
berkeliaran di bioskop-bioskop, rental-rental, mudah dinikmati oleh adik-adik
atau generasi muda yang lain, mau jadi apa nantinya???
Ah, saya juga hanya penikmat. Belum mampu berbuat banyak.
Seandainya diberi kesempatan untuk beajar, saya ingin bisa memberikan karya,
bukan sekedar terus berkarya tetapi disana ada tanggungjawab “kekaryaan”, harus
memiliki kebermanfaatan. Bukan sekedar eksis dan banyak karya, namun ada value yang ditawarkan. Teringat sebuah
kalimat dari sahabatku dulu : “kamu masih idealis ..shin!” Heeemhhh.. Entahlah!
Senja di awal rabiutsani 1433, sekedar catatan kecil setelah
kebersamaan dengan sahabat.
No comments:
Post a Comment