Pages

Tuesday, November 28, 2006

buat papa tercinta....... i love you!!!

-dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang--


oleh-oleh dari kepulangan nta ke rumah selama dua hari (tepatnya nta cuma 20 jam di rumah dari waktu 40 jam di Tegal)


perjalanan tegal-purwokerto kali ini cukup melankolis.....gurat wajah papa saat nta berpamitan begitu menghantui pikiran ini.....beliau tak tau tekad yang sudah kutanamkan dalam hati.........

buat papa..........nta kasian ngliat papa...papa pasti sedih punya anak kayak nta... pastilah papa pengen kayak orang lain yang punya anak gadis seanggun boneka barbie....nggak macem-macem..nggak neko-neko...
nta terima kalo mungkin papa pernah menyesali punya anak gadis kayak nta... nta minta maaf pa...karena telah menjadi bagian hidup papa dan membuat papa pusing... itu semua nta lakukan SUNGGUH nggak bermaksud nta menyakiti papa.......mungkin nta terlalu egois...dan nta terima kalo emang papa menyesali adanya nta......
nta emang bukan sosok anak gadis yang didambakan setiap ortu...nta bukan sosok gadis yang seanggun barbie...yang selalu tenang dan nggak neko-neko....atau nta mungkin bukan sosok "akhwat" yang selalu anggun dalam langkahnya...tidak neko-neko ikut aktif berbagai kegiatan....yang selalu kalem dan rajin ikut liqo....yang tenang di rumah/kos-kosan...yang nggak pernah macem-macem............
nta cuma cewek yang...yeah...mungkin "aneh", nyleneh, perfeksionis, selalu neko-neko, macem-macem, ngrepotin........
yeah...maafin nta buat semuanya aja yang udah ada hadir dalam episode hidup nta. Begitu bodohnya nta hingga nta baru manyadri bahwa nta adalah sosok yang susah dimengerti dan hanya merepotkan saja....
Oke, baiklah...mungkin kini lah nta akan mulai titik tolak untuk Independensi Diri...nta nggak ganggu kehidupan kalian.....nta break dulu dari kehidupan kalian (papa....keluarga...juga orang terdekat nta)...entah apa yang akan nta dapatkan di luar sana...nantinya...sendiri...tanpa kalian.........
tunggu saja nanti....nta mohon pamit..........................doakan nta!!!

ini sebuah artikel dari seorang aa' yang nta pengen kutip....cuma sebagai pelengkap aja.......

Tidak harus Patuh pada Orang Tua
“Keridloan Alloh terletak pada keridloan orang tua, dan murka Alloh juga ada pada murka orang tua.” itulah Muhammad yang menjadi bagian dari risalah kerosulannya. “Birrul Walidain” menjadi prasyarat mencapai keridloan Alloh. Beruntunglah Muhammad yang tidak sempat menyakiti kedua orangtuanya.

Sekali pun Aminah Abdi Manaf dan Abdulloh ibnu Abdul Muttholib hidup, rasanya tidak akan sampai anak sebaik Muhammad –dalam berbagai buku sejarah kenabian- menyakitinya. Wallohu a’lam bisshowaab..!

Berbuat baik pada orang tua untuk mencapai ridlo Alloh bukan berarti harus patuh ‘bulat-bulat’ kepadanya. Kita juga manusia, begitu juga orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita. Sesama manusia pasti memiliki bagian realitas yang berbeda. Sehingga di suatu saat akan terjadi perbedan dan perdebatan dengan mereka. Tapi, perdebatan dengan siapa pun bisa kita kemas dengan lebih cantik. Termasuk ketika berbeda pendapat dengan orang tua.

Berbeda pendapat dengan orang tua bukan berarti harus mengakhiri segalanya. Siapa tahu orang tua kita belum tahu realitas yang kita hadapi? Barang kali mereka punya pengalaman yang berbeda dengan kita. Yang pasti, orang tua memiliki perbedaan usia yang sangat jauh dengan kita. Ragam pergaulannya juga pasti berbeda. Bayangkan, orang tua kita memiliki masa muda ‘rata-rata’ 20 tahun lebih tua daripada kita sekarang!

Bisa jadi, sang ayah mempunyai pengalaman buruk semasa mudanya atau ibu memiliki pengalaman yang berbeda dengan ayah. Hal ini bisa menentukan pola didikan yang berbeda. Kita berbeda pendapat dengan ayah. Sementara ibu mendukungnya. Atau sebaliknya yang terjadi. Bagaimana kita bisa menyikapi perbedaan dua orang yang keduanya wajib dihormati?

Makanya, Alloh tidak memerintahkan kita untuk patuh kepada kedua orang tua. Kita hanya diwajibkan untuk berbuat baik kepada mereka, termasuk dalam berkata-kata. Perbedaan pendapat dengan orang tua bisa disiasati dan tidak harus dengan mendholimi mereka. Karena jika orang tua murka, murka Alloh turut serta bersamanya. Bagaimana dengan orang tua yang gampang “murka”?

Jika ada ungkapan, “sebuas-buasnya singa masih mau memberi makan anaknya”. Sama halnya dengan manusia. Manusia pasti menyayangi anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia dan mendapatkan sesuatu yang terbaik. Cinta dan kasih sayang orang tua terkadang bisa berwujud belaian, memenuhi apa yang diinginkan anaknya, sampai memaksa anaknya memilih sesuatu agar mencapai kebaikan.

Masalahnya, tidak semua orang tua bisa bersabar dalam mengarahkan anak-anaknya. Sebuah contoh, dalam urusan menentukan perguruan tinggi dan jurusan yang dipilihnya. Orang tua terkadang terobsesi dengan kesuksesan anak orang lain yang menjadi dokter, sehingga mengingikan anaknya masuk fakultas kedokteran. Si anak sudah tidak punya pilihan lain untuk berusaha memilih selain pilihan orang tua. Padahal potensinya bukan di bidang kedokteran.

Realitas orang tua adalah realitas obsesinya karena melihat anak orang lain sukses. Sementara anaknya berada dalam realitas cita-cita dan potensi yang dimilikinya. Orang tua kuat dalam mempertahankan diri sebagai pihak yang sudah banyak pengalaman hidup dan makan ‘asam-garam’ kehidupan. Tapi si anak menyadari potensi dan sesuatu yang diinginkan dalam meraih masa depan. Ikut orang tua berarti memupuskan cita-citanya sendiri. Sedangkan jika teguh pada pendiriannya, orang tua berujung pada marah karena anaknya tidak mengikuti kemauannya.

Senjata kemurkaan mulai terangkat dan membunuh potensi anak dengan alasan cinta dan kasih sayang. Padahal satu cita-cita telah terbunuh dalam paksaan obsesi orang tua. Potensi hidup anak mati termakan keinginan orang tua yang menjanjikan kebahagiaan.

Subhanalloh.., Bersyukurlah jika kamu dipertemukan dengan orang tua seperti ini. Kamu diberi ujian yang sudah kamu mengerti. Teruslah berbuat baik kepada orang tua dengan kesabaran, hingga mereka luluh dengan kebaikan. Selama itulah kamu harus menunjukkan kesungguhan untuk memperjuangkan cita-citamu. Bukankah kamu hanya diperintahkan untuk berbuat baik kepada mereka? Apa yang kita cita-citakan akan diridoi Alloh jika orang tua kita meridloinya. Ridlo orang tua sampai kapan pun hanya bisa dicapai melalui “bil walidaini ihsanaa”.

January 20, 2006 in Genius School | Permalink
Title: buat papa tercinta....... i love you!!!; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

2 comments:

Anonymous said...

Nice argumen. Tapi jangan dijadikan hujjah. Bagaimanapun mendengarkan pendapat orang lain --apalagi orangtua kita-- jauh lebih ahsan ketimbang mempertahankan ego.

ayu said...

adek....insyaAllah semuanya bisa dikomunikasikan.
ada yang bisa dibantu??nta yang mbak kenal adalah nta yang selalu membuat ceria orang-orang didekaynya. love you