Pages

Monday, May 14, 2012

Menembak Matahari

#CJR 

Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan shalat) hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah). Sesunggunya perintah berkiblat ke Ka'bah itu benar dari Allah (tuhanmu) dan ingatlah Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan".  (QS 2 : 149)

Pagi ini tanpa disengaja saya mendapat kesempatan untuk turut rombongan yang akan menentukan arah kiblat pada mushola yang akan dibangun di desa Pangebatan, Karanglewas, Banyumas. Jujur saja, ini mungkin pengalaman pertama bagi saya pribadi, jadi tolong dimaklumi kalau agak-agak norak.hehe.

Keikutsertaan saya pagi ini sebenarnya ingin tahu saja, atau bahasa gaulnya itu "kepo".hehe. Pas tadi pagi liat om Khaerul datang, mampir ke studio dan cerita mau ke Pangebatan, maka "ke'kepo'an" saya muncul, dan langsung bilang "ikut dong om..."hehe. BErhubung saya adalah keponakan ideologis yang pintar, baik hati dan tidak sombong, maka si Om langsung mengiyakan "ayook ikut aja, nanti kamu bantu foto-foto seperti biasa". Sip lah!

Singkat cerita, kami menuju ke desa Pangebatan, Karanglewas. Lokasinya masih asri, dikelilingi kebun-kebun dan persawahan. Yeaah, ini salah satu alasan yang membuat saya masih betah di purwokerto, karena sering punya kegiatan-kegiatan langsung ke desa-desa yang masih asri.

Setelah perjalanan yang cukup berkelok-kelok (tapi jalanannya sudah cukup bagus kok), sampailah kami ke Musholla Asy-Syukur yang berlokasi di Dusun 2 Rawa Salak, desa Pangebatan, kecamatan Karanglewas, Banyumas. Sebenarnya musholla ini sudah dibangun setahun yang lalu dengan kondisi yang apa adanya. Serius, ini apa adanya. Bahkan ketika saya sudah sampai di depannya, saya sampai bertanya : "mas, yang mana musholla-nya?". Mas dayat menjawab : "lha itu." sambil menunjukkan bangunan berdinding bambu di sebelah kanan saya. Perlu beberapa detik untuk saya meredakan kekagetan dengan kata "heh?"... Mungkin biasa melihat masjid fatimah yang seluas itu eh dihadapkan pada bangunan kecil nan rapuh berdinding bambu dengan kerusakan disana-sini. Ya Rabb, ampuni kebutaan kami selama ini yang mungkin terlalu lalai menghidupkan rumah-rumahmu. Saya teringat musholla dan masjid-masjid di kota yang bagus-bagus bahkan beberapa fasilitasnya canggih. Namun kita perlu membuka mata bahwa masih banyak juga rumah ibadah yang kondisinya masih sangat kekurangan. 


Pagi ini tugas kami adalah menentukan arah kiblat untuk musholla yang akan direhab tersebut. Sebenarnya banyak cara yang bisa digunakan untuk menentukan arah kiblat. Bisa dengan kompas, theodolit, atau saya pernah dikasih tau dengan cara yang sangat super sederhana, yaitu dengan dua jari kita jari tengah dan telunjuk. Arahkan jari telunjuk ke arah barat, maka katanya jari tengah kita adalah arah kiblat. Tapi tenu saja tingkat akurasinya berbeda-beda. Nah tadi kami membawa alat bantu kompas dan theodolit. Theodolit adalah alat untuk membantu kita untuk menentukan true north atau utara sejati.

Nah, pertama kali yang perlu kita tahu adalah letak koordinat lokasi yang akan kita tentukan arah kiblatnya. Tadi kita berada di kecamatan karanglewas, kabupaten banyumas. Lokasi tersebut berjarak 8220 km dari pusat kiblat (Ka'bah). Karanglewas berada di -7.4065 Latitute (7.4065 lintang selatan) dan 109.1907 Longitude (Bujur Timur).

Sebenarnya di internet kita sudah bisa terbantukan untuk menentukan derahat arah kiblat. Kita bisa melihatnya di www.qiblalocator.com. Tapi, tadi om Khaerul juga mengajari kami bagaimana cara menentukan arah kiblat dengan rumus segitiga bola. Detailnya saya kurang paham, soalnya tadi pas lagi hitung-hitungan saya lagi ada di studio.hehe. Penjelasan sederhananya itu seperti ini : kita membuat tiga titik A, B, C. Titik A diletakkan di Ka'bah (Mekkah), titik B diletakan di lokasi yang akan ditentukan arah kiblatnya, titik C diletakkan di kutub utara. Kemudian kita cari dengan rumus
 Cotan Q = tan LM x cos LT ; sin SBMD – sin LT: tan SBMD .
Keterangannya : Q = Azimuth Qiblat, LM = Lintang MEkkah, LT = Lintang Tempat, SBMD = selisih bujur Mekkah Daerah.

Di qiblalocator , lokasi karanglewas tadi azimuth kiblatnya berada di 294,91derajat. Perhitungan om Khaerul pake rumus segitiga bola  juga sama, tapi lebih detail lagi akurasi angkanya (tanpa pembulatan). Tadi lupa, coret-coretannya ada di bukunya mas Dayat.hehe.

Setelah diketahui data tersebut, maka langsung deh kita tentukan arah utara sejati dengan arah kiblatnya dengan theodolit tadi. Kalo om Khaerul menggunakan istilahnya "nembak matahari"..hehe, maksudnya menentukan arah dengan melihat bantuan matahari. Alhamdulillah suasana pagi ini cerah, jadi matahari bersinar dengan terik. Ketika kemarin saya tengok ke situs BMKG, dua hari ini memang diramalkan hujan ringan, suhu udara berkisar 25-30derajat celcius. FYI, om Khaerul memang orang yang expert di bidang ini. Beliau sudah sekian lama membidangi ilmu falaq dan lebih memilih untuk mengabdi di Banyumas raya lebih tepatnya di desa Merden, Banjarnegara. Oya, om Khaerul ini ternyata juga masih kerabat dari keluarga bunda Taty Elmir, pembina FIM. Bagi yang belum tahu FIM, cari tahu sendiri deh, di google banyak. :p . Kenapa beliau saya panggil om?? ceritanya puanjaaaang.., kapan-kapan saja saya ceritakan.. :D

Jadi begitulah pengalaman saya pagi ini "menembak matahari" bersama paman ideologis Pak Khaerul dan rekan saya putra Ajibarang, mas Hidayat. hehe. Satu hal bahwa Allah menciptakan alam semesta seisinya ini supaya kita mau berpikir. Matahari itu bukan hanya untuk mengeringkan cucian saja ya, tapi banyak sekali hal yang kita bisa lakukan bersama sang Surya itu.

The last but not the least, semoga proses pemugaran musholla ini dapat berlangsung lancar. Oya, satu hal yang tadi menjadi obrolan kami adalah bahwa membangun masjid itu sama pentingnya atau bahkan melebihi pentingnya dengan membangun sarana pendidikan. Yang utama adalah masjid itu tempat bersujud, menemui sang Rabb, namun fungsi-fungsi yang lainnya sangat luas. Apalagi bagi masyarakat desa. Pemahaman akan kesehatan, kebersihan, dan berbagai hal-hal lain yang sifatnya "mendidik" sangat mungkin sekali untuk dilakukan di masjid.

Begitulah salah satu kisah saya di pagi hari ini, terimakasih atas perhatiannya,kita berjumpa lagi di waktu dan gelombang yang sama., selamat beraktivitas.. hehe. ^-^

Purwokerto, 14 Mei 2012, 22 Jumadil akhir 1433, 67 hari lagi menuju Ramadhan. 
Title: Menembak Matahari; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: