Pages

Tuesday, March 15, 2011

Dari Kisah Tentang Sepotong Jendela

”Tapi kitalah masa depan, kanak-kanak yang harus menjalin airmata negeri menjadi cahaya” (Abdurahman Faiz)


Kesenjangan sosial yang didalamnya termasuk rentang perbedaan antara kaya dan miskin sudah menjadi bagian dari sketsa warna kehidupan. Ibarat kedua kutub yang membuat bumi ini menjadi padat, maka senjang status sosial itu juga membuat dinamika hidup semakin mampat. Fenomena sosial ini sudah tak asing lagi, dan mungkin bagi kita sebagai warga negara yang bertempat tinggal di bumi Indonesia dengan kemajemukan rakyatnya. Saking biasanya, kadang kita tergerus oleh keapatisan untuk menengok jurang kesenjangan itu. Bahkan mungkin dari kita sudah menganggap itu sebagai kodrat bahwa ada yang kaya dan miskin jadi tak perlu saling teringat. Cara pandang pragmatis yang biasanya menjadi salah satu fase ketika tumbuh dewasa. Semakin bertambah usia, semakin banyak permasalahan hidup yang terlihat, semakin tergoda kita untuk saling melupakan sesama, dan saat itulah sebenarnya waktu yang tepat untuk kita berterimakasih pada anak-anak.

Karena fenomena sosial itu ternyata akan memiliki bingkai lain oleh anak-anak, terutama yang belum teracuni pikirannya. Anak-anak dengan kepolosannya akan memiliki cara yang sederhana untuk melihat kehidupan yang keras ini. Seperti itulah yang mungkin terulas dalam kisah Rara dan teman-temannya di Film Rumah Tanpa Jendela.


Rara yang seorang anak jalanan, memiliki cita-cita sederhana yaitu dia ingin mempunyai jendela di rumahnya. Tinggal di kawasan kumuh, tempat dimana berkumpulnya sampah, membuat jendela untuk rumah menjadi sebuah hal yang mewah. Bagi sebagian orang, ingin mempunyai jendela adalah sebuah hal yang tak lazim. Untuk apa jendela? Tidak bisa dimakan, yang terpenting adalah nasi, kalau ada duit lebih dibelikan lauk pauk, kalau ada lebih lagi beli kendaraan.

Jendela, sebuah bagian rumah yang sudah familiar untuk kita semua. Namun tidak bagi Rara dan teman-temannya yang tinggal di rumah-rumah bedeng, bergumul dengan sampah dan barang-barang bekas, bersekolah di tempat yang sebenarnya tak lazim disebut sebagai sebuah bangunan kelas untuk belajar. Rara memiliki sebuah mimpi kecil yaitu ia ingin punya jendela di rumahnya, jendela dimana ia bisa melihat hangatnya matahari, jendela dimana ia bisa melepaskan rasa sumpek dari dalam rumah, jendela dimana ia bisa memandang keluar, menatap rembulan dan berbagi kisah kepada bintang.

Di satu sisi lain, tersebutlah kisah sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Adalah Aldo (Emir Mahira), yang hidup di sebuah keluarga yang berkecukupan, diceritakan sebagai seorang anak yang berkebutuhan khusus (menderita autis ringan). Aldo adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua orangtuanya super sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, praktis Aldo sering merasa kesepian. Namun beruntunglah bahwa ada neneknya (Ati Cancer) yang kemudian tinggal bersama Aldo. Dengan kondisi yang tidak selayaknya orang normal, tak heran ia mendapat cibiran dari banyak orang termasuk dari kakak perempuannya, Dini (Maudy Ayunda). Tapi, Aldo memiliki jiwa yang hangat serta jendela yang lebar di hatinya. Aldo memiliki tabiat selalu ingin menolong orang lain. Termasuk saat ia mengetahui kondisi tempat tinggal dan belajar Rara serta teman-temannya.

Pertemuan Rara dan Emir sangat sederhana, tidak terlalu dramatis, melalui sebuah kecelakaan. Keduanya kemudian menjadi sahabat. Satu hal yang membuat Emir dan Rara bersahabat adalah bahwa keduanya memiliki jendela yang lebar di hatinya masing-masing. Jendela yang membuat mereka mampu melihat keluar, membagi hatinya dengan orang-orang sekitar. Jendela yang membuat hati mereka terulur dan saling bertaut walaupun ada kesenjangan sosial yang teramat jauh. Inilah jendela kehidupan yang berpigura indah yang membuat segala warna dalam hidup ini menjadi cerah tanpa harus tersekat-sekat oleh status sosial.

Perjalanan persahabatan antara kedua golongan manusia yang berbeda status sosial ini kemudian menjadi sebuah fragmen apik yang dikemas dalam film berdurasi sekitar 100menit
.

Sekilas, ide cerita ini nampak klise. Kisah yang diangkat dari cerpen berjudul sama karangan Asma Nadia ini memiliki magnet yang cukup kuat dalam alur dan gaya penceritaan. Bagaimana seorang Asma Nadia bercerita tentang anak jalanan yang bermimpi memiliki jendela, bagaimana seorang Aldo diceritakan saat kabur dari rumah karena tersakiti oleh perkataan ibu dan kakak perempuannya, adegan saat Rara harus kehilangan ayahnya, serta scene yang lain mampu membuat penonton hanyut dalam cerita. Hal ini diperkuat lagi dengan akting Emir Mahira yang benar-benar patut mendapat acungan jempol. Bukan sekedar tokoh istimewa yanng dia perankan, namun penjiwaan tokoh ini membuat kisah ini cukup punya ruh. Tak heran bahwa menurut pengakuan banyak penonton saat menikmati film ini cukup menguras air mata.

Tapi, Rumah Tanpa Jendela bukanlah sebuah film cengeng. Justru film ini mampu menjadi inspirasi yang kuat bagi para penontonnya untuk bisa saling menghargai sesama manusia khususnya di lingkup keluarga. Film yang digarap oleh sutradara Aditya Gumay berhasil menjadi warna dan semangat baru ditengah perfilman Indonesia yang monoton. Pada beberapa bioskop kita akan melihat Rumah Tanpa Jendela menjadi alternatif tontonan bergizi dibandingkan film-film lain bertema horor yang masih terus lahir dari rahim perfilman indonesia.

Alur cerita yang luar biasa dengan beberapa kekuatan akting tokoh-tokoh utamanya mampu menjadi nilai unggul film ini dan hampir menutup beberapa kekurangan yang ada. Hal yang masih terasa kurang adalah pada bagian penggarapan film ini secara teknis yaitu pada pencahayaan dan suara yang kurang tajam. Tentunya jika ditambah warna serta suara yang bagus, pesan yang akan disampaikan kepada penonton menjadi makin kuat. Setting film yang mengambil lokasi di daerah Jembatan Merah yang merupakan tempat kumuh dengan populasi anak jalanan terbanyak didaerah tersebut, akan memperkuat pesan cerita jika disajikan dengan warna-warna yang kuat.

The last but not the least, Rumah Tanpa Jendela, film dengan tokoh utamanya anak-anak tapi sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh para orang dewasa khususnya para orang tua.Di film ini kita akan belajar banyak mengenai mahalnya harga sebuah tali persaudaraan, berharganya sebuah harta bernama keluarga. Rumah Tanpa Jendela adalah santapan bergizi bagi jiwa kita. Selamat menonton.



Keterangan Data Film
Judul Film : Rumah Tanpa Jendela
Jenis : Fiksi / drama anak musikal
Sutradara : Aditya Gumay
Produksi : PT Smaradhana Production, Sanggar Ananda
Penulis : Asma Nadia
Pemeran : Dwi Tasya, Emir Mahira, Raffi Ahmad, Ati Kanser, dll
Musik oleh : Adam S.Permana
Segmen : Semua umur (keluarga)
Durasi : 100 menit
Negara : Indonesia
Tahun rilis : 2011

*Saya "agak beruntung" saat nonton film ini, bioskopnya sedang sepi (karena ambil jam menjelang midnight plus hari hujan) , hanya ada tiga orang yang menonton, jadi tidak terlalu risih untuk menangis berember-ember.hehe
Title: Dari Kisah Tentang Sepotong Jendela; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

1 comment:

Unknown said...

KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan 4 angka [9557] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA WARSITO,,di no (((085-342-064-735)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 570 JUTA , wassalam.


dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....







Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


1"Dikejar-kejar hutang

2"Selaluh kalah dalam bermain togel

3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..







Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
butuh angka togel 2D ,3D, 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]


ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D


ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D



DAN PESUGIHAN TUYUL