Pages

Thursday, November 20, 2008

KETIK REG (SPASI) KADER

Derai hujan menjelang senja menyapa bumi satria. Meningkahi notasi semangat yang terus bergejolak terstimulus oleh rajutan tausiyah siang itu.
” ..... kalau semua kita niatkan untuk Allah, nggak usah mempedulikan ada atau tidak ada kader, banyak atau sedikit kader... insya Allah semua berkah...hati tenang....” (kurang lebih seperti itu kata-kata beliau yang dapat dikutip).

Kata-kata yang bijak. Siang itu nta memang ada janji ketemu sama mas Fatichin, mantan ketua HMI MPO Komisariat Pertanian periode xxxxx (lupa angkatan berapa..he3). Di ruang kerja beliau, di laboraturium pemuliaan tanaman Fak.Pertanian UNSOED, siang itu dengan pede-nya nta masuk lab dengan sandal plus motif smile... padahal siang itu ada para mahasiswa yang sedang praktikum. Jadilah siang itu aku asyik bercengkerama, bertukar ide dengan sesosok yang ramah nan bijak ini. Salut...kagum...dan penuh hormat. Itu yang dapat saya ungkapkan kepada beliau. Mungkin beliau bukan orang yang luar biasa.... tetapi beliau adalah orang-orang biasa yang berfikir luar biasa dan melakukan hal-hal yang luar biasa. Kata-kata beliau lah yang masih terpatri dala jiwa saya...waktu pelantikan pengurus komisariat dulu, beliau berpesan ” Niatkan segalanya untuk cari Ridho Allah...kalau dapet kader atau banyak peserta anggap saja itu adalah bonus... kalo nggak ada ya nggak papa yang penting adalah usaha dan niat kita... ” Kurang lebih seperti itu.

Itulah ruh perjuangan yang saya rasakan di HMI MPO. Saat ini saya miris dan prihatin melihat kondisi pengkaderan yang ada baik di HMI maupun organisasi lain. Bagi saya, pengkaderan adalah kata lain dari ”pendidikan”. Namun kini nampaknya pengkaderan yang ada justru terbatasi oleh perspektif pencarian massa. Proses transformasi sebuah pemikiran tidak tercapai dengan optimal. Lihat saja sekarang training-training kader yang dilakukan. Untuk bisa menjadi kader, cukup dengan ikut training dua hari, bahkan ada juga yang tinggal isi formulir saja. Orientasi yang ada sekarang adalah pengklaiman anggota, pencarian massa. Internalisasi yang seperti apa yang akan dilakukan dalam waktu kayak persami aja (cape deh..) . Ada lagi yang udah isi formulir udah dianggap sebagai member, lama-lama keanggotaan bisa dilakukan dengan sms, dengan ketik REG (spasi) KADER .

Udah gitu, dengan peserta yang bejubel, semua disatukan dalam satu ruangan..udah kayak seminar aja deh. Belum lagi kalo pesertanya nyampe diatas 50 orang, Wah..udah kayak pengajian akbar aja deh tuh. Apa sebenarnya tujuan dari training-training kader speerti itu??? Mo cari massa??? Masa sekarang antar organisasi hanya dapat bersaing dan berbangga diri melalui jumlah kader.

Kalau melihat fenomena seperti itu, apa bedanya dengan lembaga-lembaga pendidikan / universitas saat ini yang hanya dapat menyedot mahasiswa sebanyak-banyaknya dengan harapan bisa dapat rupiah yang banyak. Kalau di ormas berarti cari masa sebanyak-banyaknya biar bisa dimobilisasi sewaktu-waktu. Kalau di kampus itu namanya komersialisasi pendidikan, dengan tujuan uang, sedangkan di ormas tujuannya adalah alat politik.

Dulu waktu di PII, saya ikut BATRA (Basic Training) itu satu minggu dan peserta yang banyak dibagi dalam beberapa lokal, tiap lokal nggak lebih dari 10 orang. Bukan mempermasalahkan waktu dan jumlah orang..tetapi secara logika ketika kita menyelenggarakan LK dengan pandangan bahwa LK merupakan sebuah training yang mampu menjadi wadah pembelajaran bagi para calon-calon kader (saya lebih suka menyebutnya dengan calon pemimpin daripada menggunakan kata ”kader” , maka segalanya harus terkurikulum. LK merupakan alternatif pendidikan yang "membebaskan" bukan "doktrinasi" apalagi "perekrutan massa".
Mencari ormas/ organisasi ekstra kampus yg tidak ditunggangi gerakan politik sekarang susah. Gerakan yang ada diarahkan oleh garis politik tertentu.

HMI yang memiliki tujuan untuk terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan ulil albab yang turut bertanggungjawab pada terbentuknya baldhatun thayibatun warrabun ghafur... kini juga nampaknya perlu merefleksi perjalanan yang telah dilakukan. Politik hanyalah sebuah alat saja...salah satu jalur perjuangan yang dapat kita tempuh. Kalau jalanannya becek (nggak ada ojek...) dan kalau kita tetap menapakinnya..cipratan lumpurnya akan nempel kemana-mana membuat noda dimana-mana. Lebih baik kita coba perbaiki jalanan becek itu... dengan memperbaikin pondasi aspalnya. Dengan mereparasi saluran air...sehingga kalau hujan, airnya tidak menggenang kemana-mana. Jalanan kita hijaukan jadi nggak becek dan berlumpur disaat hujan. Berfikir dan bertindak cerdas...itu adalah karakter pemuda-pemuda Islam (khususnya) yang belajar di wadah pergerakan mahasiswa.

Mari kita bersama-sama benahi sistem pengkaderan di wilayah masing-masing, tiap ormas memiliki tujuan luhur...memiliki cita-cita suci... jangan nodai itu semua dengan kepentingan politik yang pragmatis.





Special thanx to : Kanda Fatichin dan sekeluarga,semoga selalu dalam lindungan Allah. Terimakasih atas segala nasihatnya mas….selamat berjuang mencari ilmu di negeri seberang sana (pekan depan mas Fatichin ini akan berangkat ke Jepang menjalani studinya..beliau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi..mohon doa dr semua!! Good luck and Keep in touch!!!^_^ )
Title: KETIK REG (SPASI) KADER; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: