Pages

Friday, November 07, 2008

Jilbabquw Chayanx... (to : all muslimah)




“Mbak Shinta….alow….” sebuah sapaan renyah reflek menghentikan langkahku saat pagi itu di perjalanan menuju studio Mafaza FM untuk rutinitas siaran. Tepat di tikungan depan program studi Bahasa, sapaan itu memanggilku. Seorang gadis manis, dengan rambut terurai sebahu, memberikan senyumnya yang paling manis padaku. Senyum manis itu dilanjutkan dengan langkah-langkah agak lari kecil menghampiriku untuk sekedar mengungkapkan rasa sayang dengan berjabat tangan dan cipika-cipiki. Sama seperti pada “adik-adik”ku semua… tentu saja aku sambut jabat tangan dan balasan sanyum yang paling manis pula serta disertai beberapa percakapan basa-basi.

Setelah ritual sapaan itu, dan si gadis manis itu bernjak pergi, aku baru teringat siapa dia. Salah satu adhe’ku yang masih fresh graduate di Mafaza (Masjid Fatimatuzzahra). Mungkin sikapku terlihat agak “keterlaluan”. Dari cara dia bertegur sapa, terlihat kita cukup dekat. Ya, memang dia salah satu “adik”ku di Mafaza, tapi pagi itu aku tak mengenalinya dengan langsung. Yup,ternyata memang ada yang membuatku bersikap seperti itu. Pagi itu tentu saja aku pangling sama si “adhe”, secara…dia nggak pake jilbab.

Kejadian seperti ini sebenarnya sudah sering aku alami dan kadang aku merasa kesal sendiri. Setidaknya mereka membuatku agak “berfikir” lagi untuk mengingat-ngingat “Siapa sieh lo???” . Yang aq kenal mereka adalah muslimah dengan jilbab sebagai identitasnya, so ketika identitas mereka dilepas…wajar donk kl aq jadi lupa.

Dipikir…direnungi….diliatin…dan dimacem-macemin….aku kok jadi bertanya sendiri, kok bisa ya sekarang dengan mudah temen-temen muslimah pakai dan buka jilbab. Pernah aku dianggap sombong oleh salah satu teman seangkatan saat kita ada acara study pustaka di luar kota, pasalnya aku nggak menyapanya sama sekali. Suer, hal itu bukan karena aku segan atau sombong, tapi aku tidak mengenalinya, aq pangling dengan penampilannya dengan rambut tergerai dan baju sempit sementara aku mengenali kesehariannya di kampus dia menggenakan jilbab yang anggun. So, salah gue gitu??? (he3)


Mungkin orang bisa bilang “ ya udah sukur mau pake jilbab…drpada kagak pake??”. Yeach..ketika menggenakan jilbab dengan diksi-diksi “daripada” dan berjilbab itu merupakan salah satu “perintah” (saya lebih suka menyebutnya dengan “kebutuhan”), maka perlu dipertanyakan kembali kepada diri kita masing-masing mengenai esensi dari jilbab itu sendiri.

Gals, kalo jilbab itu adalah salah satu bagian dari pakaian untuk menutup aurat kita, berarti bukan hal yang aneh donk kalo suatu saat kita juga membuka celana (maaf) atau baju kita alias telanjang sebagian???!!! Yup, telanjang partial!! (akhirnya w temukan juga tuh kata-kata…he3).

Jadi inget nieh, waktu SMA dulu saya pernah iseng ikutan “Quiz” di Radio. Kalo nggak salah, sampe sekarang quiz itu msh ada..model quiz-nya dengan pertanyaan2 “uniq dan menggelitik” yang hadiahnya berlipat setiap harinya jika belum terjawab. Nah, waktu itu pertanyannya “ Kenapa Batman selalu pake topeng??”. Sampe hampir satu minggu, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Waktu itu ada yang jawab “ karena buat nyamar”… “ Karena takut ketauan”…”karena wajahnya jelek”… “kerana biar sama kayak ‘walet’ “, “Karena trend mode…” .. dan jawaban-jawaban lain yang kreatif-kreatif. Akhirnya aku mencoba menjawab dan ternyata hasilnya benar (wah..lumayan tuh waktu itu hadiahnya nyampe hampir stngah jeti bo!!!). Jawabanku simple : “Karena topeng itu udah satu paket sama kostumnya…”. Jadi identitas Batman yang kemudian terungkap dalam symbol pada kostumnya adalah bahwa Batman tidak akan membuka topengnya karena itu memang sudah satu kesatuan sebagai kostumnya. Batman merupakan tokoh yang memiliki jatidiri sebagai pahlawan pembela kebenaran, yang melakukan keberpihakan pada kaum lemah, salah satu sikap pahlawan itu adalah ketika melakukan sebuah kebajikan maka dianalogikan tangan kanan yang melakukan..tangan kiri tidak mengetahui. Untuk menghindari sikap riya, ujub, dan lain-lain...jiwa kepahlawanan itu tertuang dalam symbol di kostumnya, bahwa Batman memerlukan kostum yang membutuhkan topeng. Topeng itu bukan karena trend…atau karena ingin menyamar… Tapi sebagai salah satu bentuk jiwa kepahlawanan. Topeng itu juga bukan sekedar sebagai “bagian” dari penutup anggota tubuh. Belum ada ceritanya Batman waktu terbang lupa pake topeng…atau sengaja ketika musim panas…dia melakukan tugasnya sebagai superhero tanpa topeng.

So, gals, ketika kita pake jilbab, apa sebenarnya identitas diri yang terpatri dalam jiwa kita untuk kemudian tertuang dalam cara berbusana kita. Seorang muslimah metinya memhami tanggung jawab hidup ini..peran-peran manusia di muka bumi. Kita diidupin bukan bwt jadi brandingnya para pengusaha ‘jilbab’,cuy!! Tujuan kita diberi napas…bukan bwt menghidupi proses kreatif dalam aneka ragam produk jilbab. Justru sebaliknya, industri jilbab itu adalah menjawab kebutuhan kita akan jilbab, kebutuhan kita akan pakaian. Jilbab itu pakaian bukan acsesoris bu!! Beda lagi sama bandana, wig, iket rambut, or accesoris-accesoris laen jeng!!! (Ups, kayaknya paragraph ni ngelantur deh…)

Nah, sederhananya nieh..kalo emang kita memahami nie hidup bwt beribadah..dan beribadah itu berkonsekuensi pada melakukan segala yang terbaik. Bahwa kita melakukan peran-peran ibadah dalam aktivitas sehari-hari, serta kita telah mampu mengenali bahwa kita itu perempuan yang sama seperti laki-laki memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Ciri khas itu kemudian bisa membawa sebuah stigma bahwa perempuan itu menggoda, so perlu adanya protect…soalnya kalo nggak di-protect tuh…peran-peran manusia dalam menjalankan tanggungjawabnya bisa rusak. Nah, makanya nieh salah satunya perempuan disuruh pake jilbab. Sebuah protect dan sebuah identitas bagi seorang muslimah. Gelar “muslimah” itu nggak sederhana sob!!! Bukan sekedar karena kita cewek trus KTPnya Islam berarti itu muslimah (itu mah pengertian secara bahasa arab aje….).

Setalah nulis muter-muter kayak gini nieh…intinya, tetepin diri kita sebagai muslimah…kalo Islam emang jadi pilihan kita. But, its no problem sieh..kalo emang kita itu dalam sebuah proses…tapi juga bukan proses yang mengalir gitu aja… ibart kita lagi bikin film nieh…. Scenario itu butuuh improve actor coy!!! Script itu bukan benda mati yang kita pake gitu aja…tapi script adalah sebuah hal yang dinamis yang perlu kita improve..jadi proses kita jadi lebih hidup… bikin hidup lebih hidup!!!!

Intinya lagi tuh… nta prihatin banget kalo ngliat temen-temen muslimah pake jilbab-nya nggak jauh beda sama jilbabnya anak kecil… kalo lagi ke kampus doank dipake… kalo lagi acara tertentu aja dipake. Nggak salah kalo nta nanya “ Siapa sieh lo???” soalnya secara nggak langsung mereka telah menunjukkan bahwa mereka belum mengetahui jatidir mereka sendiri… pakaian hanya sekedar dijadikan penutup aja, pelengkap aja. Coy, qta udah gede!!!masa mo kayak anak kecil trus???


Udah ah segini dulu…kapan-kapan disambung lagi…

7 november 08, Pagi-pagi di sekre cabang (pagi ini beda cuy…sekre rapi jali...jadi keliatan segaran dikit. he3)
Title: Jilbabquw Chayanx... (to : all muslimah); Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5