Pages

Wednesday, December 12, 2007

Berdialog dengan Ahmad Wahib


Surprise kudapatkan buku ini. Buku kecil dengan cover hijau dan kertas-kertas halaman yang sudah menguning memang tanpa sengaja kudapatkan. Dari rumah temanku yang katanya mendapatkannya dari kantor redaksi suara merdeka.

Walaupun sore hingga malam aku lelah, setelah workshop dan berburu buku di bookfair, malamnya aku tak dapat memejamkan mata, sangat ingin melalap buku yang bertajuk " Pergolakan Pemikiran Islam, catatan harian Ahmad Wahib".


Cover yang aku tampilkan di postingan ini adalah yang edisi baru edisi recovery yang diterbitkan oleh Resist book.Sedangkan yang aku baca adalah yang terbitan LP3ES cetakan tahun 1982. Tidak apa perbedaan yang mendasar aku rasa.

Dulu, aku memiliki buku ini setelah membongkar-bongkar koleksi buku almarhum pakdhe di srenseng sawah. Buku ini punya kesan tersendiri buatku. Mungkin karena ini buku pertama yang aku baca tentang seorang aktivis HMI.Selain itu, buku ini mulai aku baca saat aku melalui hidup di pondok pesantren. Bisa dibayangkan, hal-hal kontras seperti apa yang aku rasakan antara realita yang aku hadapi dengan pemikiran yang aku baca. Entah mengapa, aku merasakan aku berdiskusi dengan pemikiran Ahmad Wahib saat membaca buku ini. Aku menjadi betah untuk berlama-lama dikamar seolah-olah aku mendapatkan teman berdiskusi yang mengasyikan. Apa yang tertulis membuat otakku terpancing dan kemudian pemikiranku entah kenapa bisa nyambung dengan tulisan-tulisan berikutnya jadi seperti timbul sebuah interaksi. Entahlah, mungkin aku cocok dengan cara pemikirannya. Walaupun banyak juga hal dari Ahmad wahib yang belum aku sepahami. Aku masih tak mengerti pemikiran beliau tentang fiqh baru dan hal-hal lain. Namun yang pasti aku sejalan dengan demokratis pemikirannya juga pluralisme yang dia lontarkan.

Ahmad Wahid, yang pada awal dekade 80-an menghebohkan dunia intelektual-keagamaan Indonesia dengan terbitnya sebuah buku yang ditulisnya.Buku ini berusaha menampilkan pemikiran pluralisme agama dari salah seorang eksponen angkatan ini, yaitu Ahmad Wahib (1942-1973).

Lewat catatan hariannya yang kontroversial itu, ia banyak mencetuskan gagasan menarik yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan di Indonesia. Dari kajian ini diharapkan akan diperoleh suatu paradigma untuk kehidupan beragama di tengah keragaman, dialog antar agama, dan toleransi antarpemeluk agama.

Semoga Tuhan selalu memberkatimu, kanda.




Title: Berdialog dengan Ahmad Wahib; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: