Pages

Saturday, January 12, 2013

Penasaran

Apa yang kita lakukan kalau lagi penasaran? misal penasaran sama film terbaru. Mencatat tanggal putar perdana film itu dan mengusahakan untuk nonton dan mennikmatinya. Penasaran dengan restoran milik teman. Kita berusaha untuk mendatangi dan mencicipi makanan disana. Satu-satunya cara untuk memenuhi rasa penasaran adalah mencari tahu secara langsung. Bahasa gaul-nya mungkin mirip-mirip sama "kepo", tapi kepo lebih cenderung pada hal-hal sepele. Selama tidak berlebihan, kepo tidak masalah. Kepo lebih kepada ekspresi antusiasme atau mirip-mirip juga dengan gairah pada suatu hal.

Pernah nggak mengalami kepo sama kehidupan ini? Teman saya dulu pernah bilang : "aku penasaran shin, kamu kayak apa ya di sepuluh tahun lagi?" . Atau dari kita juga pernah penasaran dengan alur cerita apa yang sudah ditentukan sama Allah buat kita.

Kadang muncul rasa penasaran pada rencana Allah. Penasaran yang muncul karena merasa bahwa cara tangan Dia dalam bekerja, itu selalu keren. Bahkan jika pada adegan atau kejadian yang tidak sesuai ekspektasi, selalu ada surprise yang mengagumkan. Penasaran ini membuat kita punya gairah hidup. Penasaran yang membuat kita selalu bersyukur dengan setiap apapun yang terjadi.

Kadang muncul rasa penasaran pada rencana Allah. Penasaran yang muncul karena merasa bahwa cara tangan Dia dalam bekerja, itu selalu keren. Bahkan jika pada adegan atau kejadian yang tidak sesuai ekspektasi, selalu ada surprise yang mengagumkan. Penasaran ini membuat kita punya gairah hidup. Penasaran yang membuat kita selalu bersyukur dengan setiap apapun yang terjadi.

Kayak kita nonton film terus berekspektasi bahwa sang lakon bakal menang kemudian mati. Tapi ternyata melalui scriptwriter dan sutradara yang hebat, dimunculkan adegan kematian lakon ditengah-tengah film sebelum menang. Ada sedih dan kecewa tapi menikmati film itu kan tidak semata-mata pada satu scene, melainkan juga pada alur ceritanya. Kita akan dibuat terkagum-kagum dan merasa surprise dengan cerita yang tidak diduga-duga, terhibur dan mengambil banyak makna dari sebuah cerita. Film yang bagus bukan sekedar film yang menghibur tetapi juga bisa punya kedalaman kisah dan alur dan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik lain.


Mungkin bagi yang baca tulisan ini akan menganggap bahwa aku kebanyakan nonton film???!! hemmhh.., kalau "banyak" itu menunjukan kuantitas sepertinya salah. Aku memang menyempatkan nonton film dan baca novel minimal satu pekan sekali. Aktivitas itu menjadi salah satu bentuk "ibadah intelektual" yang saya yakini. Seperti saya meyakini bahwa tiap hari kita butuh sholat lima waktu, tiap hari kita butuh baca Al-Quran, tiap hari kita butuh berbuat baik pada orang lain, dan sejenisnya. Dalam tataran ini, saya melihatnya sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Saya sepakat bahwa mengkonsumsi karya sastra dapat memunculkan jiwa pemberani dan mengajari kita untuk bersikap bijak. Ini berbicara tentang mental. Tentu saja topik ini tidak akan ditulis panjang lebar disini. Intinya sih, kalo aktivitas menikmati karya sastra berpengaruh pada cara pemikiran saya itu bisa jadi, tapi cara saya memandang bukan semata-mata bersifat fiktif dan dramatis seperti kisah di film-film (karena saya jg tidak terlalu suka genre "drama" hehe). Yeah.., You are what you read, kamu adalah apa yang kamu baca.

Back to topic, kita memang perlu penasaran pada kehidupan meskipun kita menjalani hidup bukan semata-mata memenuhi rasa penasaran. Tentu saja penasaran itu juga bisa jadi bumerang. Misal karena penasaran kemudian kita lari ke tukang ramal, wah itu jatuhnya malah syirik yak?! Kita jadi membuat prematur rasa penasaran kita sendiri. Satu-satunya cara memenuhi rasa penasaran pada suatu hal adalah merasakannya langsung, bukan menanyakan kepastiannya pada orang lain. Kalaupun ada informasi dari orang lain adalah sebagai ilmu pengetahuan dan alat bantu saja. Itupun informasi yang kredibel.

Misal kita penasaran pada sebuah perlombaan yang akan diikuti, maka kita akan cari tahu seperti apa gambaran pelaksanaannya, seperti apa karakter juri-nya, seperti apa contoh-contoh yang sebelumnya. Cara kita untuk mencari tahu adalah cara yang produktif yang membuat kita belajar dan semakin siap dengan segala kondisi. Sama saja mungkin dengan ketika kita penasaran dengan alur hidup kita,  bukan dengan nanya ke peramal atau bahkan ke makhluk ghaib (kita mempercayai keberadaannya tapi bukan untuk menerima informasi kepadanya, seperti kita percaya adanya calo tapi bukan untuk meminta bantuan kepada para calo), tapi kita sudah dibekali petunjuk dengan Al-Quran, difasilitasi dengan moment-moment sholat dan doa, ada juga fasilitas para ulama yang bisa kita jadikan tempat bertanya, tapi semua upaya yang kita lakukan itu bermuara pada satu hal yaitu membuat kita semakin dewasa dan siap untuk menjalani hidup yang kita "kepo-in".

Kepo pada hidup adalah antusiasme yang membuat kita akan banyak belajar, bertanya untuk mempersiapkan diri kita. Penasaran pada kapan dan siapa jodoh kita, penasaran dengan kematian kita, penasaran dengan nasib kita??? cara memenuhi penasaran itu adalah dengan banyak belajar dan mempersiapkan diri. Karena hidup ini adalah bukan persoalan siapa, kapan, dan berapa. Tapi hidup ini adalah lebih kepada apa, mengapa, dan bagaimana. Maha Baik nya Allah --selaku sutradara kehidupan--, dalam melewati masa penasaran itu, segala prasangka dan harapan kita juga turut dipertimbangkan. Jadi gak otoriter. Apa yang kita prasangka-kan dan harapan yang kta semaikan menjadi unsur pendukung juga selain upaya ikhtiar dan belajar. Jadi masih isi rasa penasaran dengan banyak belajar, berprasangka baik, serta tak jemu menebar mimpi dan harapan.


Purwokerto, Januari 2013


# di kamar kos, dengan mie rebus dan sebatang coklat diiringi paradise-nya coldplay. Sekedar dan sekedar ngisi waktu galau dengan menulis sembari juga masih penasaran pada isi hati seseorang...huehehehe... , bacanda dink:D .
# Selamat berakhir pekan dan selamat kepo! ;) 
Title: Penasaran; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: