Pages

Monday, July 19, 2010

Kembalikan "Panggung Gembira"ku


Hari minggu biasanya selalu menjadi hari yang menyenangkan bagi anak-anak. Mungkin setelah sekitar enam hari belajar di sekolah, tibalah saatnya hari libur. Banyak alternatif aktivitas yang dilakukan di hari libur. Televisi sebagai media massa memiliki salah satu fungsi sebagai wahana hiburan. Dengan segmentasi anak-anak yang berlibur di hari minggu tentunya acara-acara yang disajikan yang khusus untuk anak-anak.


Masih ingat acara "Panggung Gembira" anak-anak??dulu zaman saya kecil, acara itu diputarkan setiap hari minggu jam sembilan pagi. Acara yang cukup menarik karena bisa melihat teman-teman sebaya unjuk bakat, dan banyak lagu-lagu anak yang menghibur. Itu hanyalah salah satu contoh saja acara anak-anak yang khusus ditayangkan pada hari libur.

Saya sepakat ketika zaman berganti maka pengemasan suatu hal harus menjadi lebih baik lagi. Pengemasan acara model panggung gembira mungkin terkesan "jadul" untuk zaman sekarang. Tetapi, tentunya pengemasan ulang tidak membuat esensinya menjadi hilang. So, mari kita cari acara anak apa saja sih yang kemudian masih bisa membawa pesan-pesan seperti "panggung gembira"?

Banyak sekali jenis acara kontestasi, yang menampilkan anak-anak kecil berunjuk bakat. Dari mulai Idola cilik sampai AFI junior. Apa yang coba ditayangkan disana?? Masalah bakat, oke, kita sepakat bahwa anak-anak Indonesia sungguh luar biasa bakat-nya. Dari ujung timur sampai ujung barat, bagian utara sampai selatan, negara kita penuh generasi-generasi muda yang hebat luar biasa. Namun, apa yang terjadi ketika unjuk potensi tersebut ada dalam balutan gemerlap panggung layar perak?

Penampilan yang menor, dengan busana bak artis dewasa? Bahkan kita sampai tidak bisa menduga yang tampil itu anak-anak atau ibu-ibu. Itu masih sebatas penampilan. Lalu, ketika mereka unjuk bakat dengan suara-suara merdunya, apa yang mereka nyanyikan??? Adakah lagu-lagunya Pak Kasur? AT.Mahmud? Ibu Sud??? Ternyata lebih banyak lagu-lagu milik group band dewasa yang mereka hafal. Apakah lirik-lirik lagunya ada yang seperti "semut-semut kecil"nya Melissa? Lumba-lumba-nya Bondan Prakoso? Dudidam-nya Enno Lerian?? Tidak, teman. Ternyata adik-adik kita lebih suka mendedangkan "cinta satu malam"nya Mellinda, "sang mantan"nya Nidji, dll.

Jujur...aku rindu akan sebuah siluet masa anak-anak yang penuh keceriaan, kepolosan dengan tatap cerdas dan ekspresi yang jujur. Dulu, senang sekal rasanya bisa liat konser Eno Lerian atau artis-artis cilik. Tapi sekarang, kadang ku melihat ada beberapa anak-anak kecil yang ikut menyelip di konser-konser musiknya Peter Pan atau group band lainnya. Bahkan, miris sekali ketika melihat tayangan Dahsyat (program acara musik) dan melihat salah satu fans group band yang masih anak-anak. Dia sangat "mencintai", mengidolakan group band itu, bahkan gaya bernyanyi-nya bisa sangat persis ditiru. Seorang anak kecil yang aku yakin usianya belum mencapai 17 tahun. Ough...secara reflek hatiku membatin, "akan jadi apa mereka nanti??"

Televisi kini menjadi "sahabat" anak-anak. Gejolak zaman yang membuat ortu menjadi semakin "manja" untuk lebih mengawasi putra-putrinya. Mempercayakan tv, handphone, internet, dan pembantu sebagai "teman bermain" putra-putrinya. Generasi-generasi muda dalam bimbingan tayangan-tayangan televisi yang semakin hari semakin membahayakan.

Saat ini tayangan televisi di Indonesia semakin tidak ramah anak. Tayangan-tayangan penuh mistis, ledek-ledekan, mengumbar kemewahan, dan kekerasan sudah semakin merajalela. Televisi sudah tidak aman lagi bagi
anak-anak. Karena kesadaran itu, munculah gerakan Hari Tanpa TV yang diprakarsai oleh Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) sejak tahun 2006. Gerakan Hari Tanpa TV bertujuan untuk mengurangi ketergantungan anak-anak pada TV. Selama tidak menyalakan TV, anak-anak diberi kegiatan alternatif di luar rumah. Mari bersama-sama sukseskan Hari Tanpa TV! Pada Minggu, 25 Juli 2010, matikan televisi Anda, dan ajak anak-anak melakukan kegiatan alternatif yang lebih sehat. Dukung masyarakat sehat media!


Selamat menyambut hari anak, 23 Juli 2010.
Title: Kembalikan "Panggung Gembira"ku; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: