Pages

Wednesday, December 17, 2008

dusun KEBANGGAN yang jadi KEBANGGAAN


Lolongan anjing desa di penghujung senja mengantarkan langkah kaki kami menyusuri jalan bebatu. Sekitar setengah kilo perjalanan dari wisma ke mushola Al-HUda di grumbul dukuhgebok, desa Kebanggan, kecamatan Sumbang, kabupaten Banyumas. Sepanjang jalan, kami harus benar-benar melihat jalan karena tak ditemani oleh sorot listrik lampu jalanan. Hanya satu bola lampu yang terpasang di depan salah satu rumah penduduk. Beruntung rembulan masih sudi menyisakan beberapa serpih sinarnya malam itu.

Selepas maghrib, bak anak kecil yang sedang bermain, kami membentuk lingkaran bersama beberapa jamaah mushola. Mungkin terlalu bagus diberi nama mushola. Hanya sebuah bangunan yang belum sempurna, sekitar 3 x 4 meter, hanya bisa menampung kurang lebih 40 orang. Tanpa cat, tanpa pernak-pernik dinding, bahkan tempa wudhu juga harus menumpang di rumah Pak Narwan, sang marbot mushola Al-Huda. Kyai kecil, mungkin itu sebutan yang tepat untuk beliau. Bukan lulusan sarjana agama, apalagi kuliah hingga Kairo. Hanya sesosok pensiunan penjaga sekolah dasar, yang kini menghabiskan waktunya dengan betrenak kambing. HIdupnya nampak begitu sempurna didampingi Ibu Karila, sosok wanita sederhana yang cerdas...dengan kepolosan khas wanita desa. Namun di tangan kedua pasutri itulah, warna Islam coba ditiupkan ditengah gersangnya grumbuk Dukuh gebok, desa Kebanggan, Sumbang- Banyumas.


Sekumpulan pemuda itu adalah para peserta Green Shortcourse for Youth Muslim 2008 (GREESCYM '08) yang diselenggarakan oleh HMI MPO Komisariat Pertanian UNSOED. Program acara yang juga merupakan training LK I, yang diselenggarakan dari tanggal 4 - 8 Desember 2008. Sembilan peserta yang bertahan. Mungkin kalau ada satu lagi, lengkaplah sudah seperti ode Lasar Pelangi. Disana juga mereka menjadi laskar, lebih tepatnya belajar menjadi laskar. Menyibakkan sejenak rutinitas kelas dan laboraturium untuk belajar bersama alam dan masyarakat. Bukan hanya mengkaji Khittah Perjuangan dalam muatan materi Keyakinan Muslim, Wawasan Ilmu,Wawasan Sosial, dll. Namun lebih dari itu untuk dapat lebih belajar melihat kondisi masyarakat.

Acara yang diakhiri dengan pemotongan dan distribusi hewan qurban dirasa oleh semua peserta sebagai sebuah rangkaian kegiatan yang berkesan. Bukan hanya peserta melainkan juga jajaran kader HMI MPO cabang purwokerto. Respon yang sangat baik dari warga sekitar semakin membuat semangat rekan-rekan HMI MPO Komisariat Pertanian UNSOED untuk melakukan program-program pemberdayaan masyarakat di wilayah kabupaten Banyumas.

Sedikit catatang mengenai kegiatan GREESCYM '08 ini, agenda perkaderan sekaligus pemberdayaan masyarakat HMI MPO Komperta UNSOED sebagai salah satu uapaya mempertahankan regenerasi kader serta pengoptimalan potensi kader dalam wilayah pemberdayaan masyarakat. Acara ini memiliki kuota 15 peserta dengan sistem seleksi dan ditujukan kepada semua mahasiswa yang berminat dengan beberapa syarat dan ketentuan yang ada. Peminat acara ini membludak hingga hampir melebihi quota.Tercatat di daftar calon peserta hingga lebih drai 20 calon peserta. Namun gugur dan menyisakan sembilan peserta yang bertahan mengikuti acara ini. Untuk calon peserta diusahakan tetap mendapatkan perhatian dengan kegiatan-kegiatan praLK yang akan coba disusun oleh tim pengader HMI MPO Purwokerto. Yakin Usaha Sampai!!!
Title: dusun KEBANGGAN yang jadi KEBANGGAAN; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

1 comment:

Mateusz Domański said...

Świetnie napisany artykuł. Jak dla mnie bomba.