Pages

Wednesday, December 17, 2008

Siapa Lo, Siapa Gue, Jakarta Tetep Milik Kite Semua


(Jakarta) Senandung si Jali-jali khas Betawi membahana dalam semarak malam di museum seni rupa kawasan Kota Tua, Jakarta. Namanya juga para seniman lagi ngumpul, nggak ada yang namanya "jaim-jaiman" deh, mereka asyik bergoyang dalam larutan marching band, selepas open ceremony Jakarta International Literary Festifal (JILFEST) '08. Kebersamaan yang indah dan renyah. Sekitar ratusan sastrawan dari berbagai penjuru Indonesia dan luar Indonesia malam itu saling asyik masuk temu kangen satu sama lain.

Dibuka oleh Bang Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta, malam itu ruang museum seni rupa dan keramik Jakarta telah digubah dengan anggun untuk perhelatan open cermony dan ramah tamah peserta JILFEST. Diawali dengan tari selamat datang khas betawi, acara ini dipandu asyik oleh duo MC dari dinas kebudayaan DKI Jakarta. Setelah prakata dari dinas kebudayaan dan permuseuman, serta ketua pelaksana Ahmadun Yosi Herfanda, acara ini dibuka dengan simbolisasi penulisan puisi oleh Fauzi bowo dengan Taufik Ismail. Diawali oleh gubernur DKI yang menuliskan satu baris puisi, kemudian diteruskan oleh Taufik Ismail hingga menjadi sebuah puisi yang indah dengan judul "Mari Kita Jaga Jakarta".

JILFEST yang merupakan pertama kalinya diadakan di Jakarta ini, berlangsung dari tanggal 11- 14 Desember 2008. Acara ini selain sebagai wahana menjalin kerjasama antar penulis internasional, memperkenalkan sastra Indonesia di mata dunia, juga memiliki visi untuk mengangkat citra Jakarta sebagai kota wisata budaya di masyarakat Internasional. Jakarta dinilai sebagai pintu masuk bagi masyarakat dunia untuk mengenal berbagai kebudayaan etnik yang tersebar di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, penting artinya mendatangkan masyarakat dunia ke Indonesia melalui Jakarta dan menjadikan sastra sebagai media yang efektif dalam publikasi.


Selama kurang lebih empat hari, para peserta JILFEST mengikuti beberapa bentuk kegiatan yaitu : pertemuan sastrawan Internasional, seminar sastra Internasional, lomba penulisan cerpen berlatar Jakarta, pertunjukkan seni, penerbitan buku, serta wisata budaya. Peserta JILFEST terdiri dari para sasatrawan-sastrawa nasional maupun daerah serta sastrawan Internasional. Para peserta sela acara diinapkan di Hotel Batavia, kawasan Kota Jakarta. Hadir dalam acara Prof.Dr. Koh Young Hun (Korea), Prof. Dr.Mikihiro Moriyama (Jepang), Prof. Dr. Henry Chambert-Loir (Prancis), Dr. Stevan Danarek (Swedia), Jamal Tukimin, MA (Singapura), Dr. Katrin Bandel (Jerman), Prof. Dr. Abdul HAdi WM, Prof, Dr. Suminto A. Sayuti, Helvi Tiana Rosa, Putu Wijaya, dan puluhan sastrawan nasional dan derah se-Indonesia. Dalam seminar sastra Internasional di hari kedua (12/12), terbagi dalam tiga sesi dan tiga pembahasan yakni : Sastra Indonesia di Mata dunia ; Prospek Penerbitan Sastra Indonesia di Mancanegara; dan Politik Nobel Sastra. Seminar ini diproyeksikan untuk membuka wacana-wacana baru tentang perkembangan sastra dunia terkini, sekaligu untuk melihat wajah sastra Indonesia di kancah dunia. Pertemuan sastrawan dunia juga menghasilkan beberapa rumusan mengenai event-event sastra baik tingkat nasional dan Internasional yang berorientasi pada perluasan khasanah sastra Indonesia.

Pentas sastra juga tak kalah menarik. Saatnya para maestro berunjuk kebolehan. Kemampuan sudah tak diragukan lagi, semangat kebersamaan yang dijunjung pada pentas satra yang diselenggarakan tiga kali yaitu pada malam pembukaan, malam kedua (12/12) dan malam terakhir (13/12) di museum seni rupa, halaman dalam museum sejarah dan di pasar seni Ancol. Acara ini juga bukan sekdar untuk elitis kaum sastra saja, tapi juga mengundang partisipasi masyarakat luas dalam lomba cerpen berlatar Jakarta yang bersifat Internasional, tapi tetap menggunakan bahasa Indonesia.

Acara yang meruakan gawe dari dinas kebudayaan dan permuseuman DKI Jakarta yang bekerjasama dengan KSI (komunitas sastra Indonesia) dan KCI (Komunitas Cerpen Indonesia) secara keseluruhan berjalan lancar dan meriah. Walaupun ada beberapa hal yang belum bisa terlaksana seperti bazar dan pameran sastra yang dibatalkan, wisata budaya ke Situ Babakan juga dibatalkan, serta beberapa pembicara Internasional tidak dapat hadir. Tercatat beberapa pembicara yang berhalangan hadir seperti Pemenang Nobel Satra Orhan Pamuk (Turki); Prof.Dr.Herry Aveling (Australia) yang tidak dapat hadir karena pada waktu yanng bersamaan harus mengajar di Vietnam, sementara Prof. Dr. Ernts Ulrich Kratz 9Inggris), pada saat yang sama harus berada di New York.

Penutupan JILFEST berlangsung cukup meriah di pasar seni ancol dengan opening act pentas sastra dari beberapa sasatrawan dan peserta JILFEST serta pertunjukan kesenian betawi. Di acara penutupan disampaikan juga rekomendasi-rekomendasi serta harapan pada event-event sastra dunia khususnya di Indonesia.

Sebagai wahana silaturahmi dan kerjasama antar sastrawan nasional dan Internasional, acara ini dirasa cukup penting sehingga semua berkomitmen untuk menjadikan acara ini menjadi acara rutin setiap dua tahun sekali dan dengan lokasi yang tetap pula, di Kota Tua Jakarta, kawasan yang memiliki nilai sejarah dan estetika yang mendalam bagi sejarah Jakarta pada khususnya dan Indonesia secara umum. Sampai jumpa di JILFFEST 2010. (nta)
Title: Siapa Lo, Siapa Gue, Jakarta Tetep Milik Kite Semua; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: