Pages

Sunday, September 28, 2008

Budaya Mudik.... " Buka Mata, Ini Nyata..Hanya di Indonesia"


Tingginya arus mudik di Indonesia merupakan fenomena yang khas kita lihat menjelang dan pasca Idul Fitri. Mulai dari kendaraan beroda dua sampai angkutan udara, semua penuh. Bahkan banyak juga orang yang rela berkorban demi bisa berkumpul dengan keluarga di hari raya. Nampaknya, filosofi jawa “mangan ra mangan sing penting ngumpul” masih melekat di jiwa orang Indonesia.

Lepas dari semua hal negative yang ada seputar mudik, saya rasa budaya mudik merupakan suatu hal yang patut dibanggakan juga. Ditengah pesatnya teknologi komunikasi, kita masih bisa menghargai arti sebuah silaturahmi dengan face 2 face. BAyangkan saja, di era sekarang, jangankan yang satu Negara, lain benua pun bisa berkomunikasi dengan mudah via telpon ataupun internet. Tapi memang ada suatu rasa yang berbeda saat kita bisa bertatap muka dan menjabat orang-orang terdekat kita. Apalagi yang misalnya sudah lama tidak berkumpul bersama keluarga.
Namun, memang akan tidak menjadi baik jika budaya tersebut disikapi dengan berlebihan. Hanya karena gk punya dana mudik, dibela-belain naek motor..padahal yang mo ikut mudik seabrek. Walhasil, sering kita liat di tayangan-tayangan info mudik, anak-anak kecil dijejalkan begitu saja dnegan naik motor untuk diajak mudik. Kecelakaan lalu lintas meningkat, kemacetan dimana-mana, hingga berkilo-kilometer dan memakan banyak waktu. Memang nilai silaturahmi tidak bisa dibandingkan dan diganti dengan apapun, namun terkadang kita perlu bersikap rasional juga menyikapi hal ini.

Ternyata bukan semua orang pula bisa menghargai arti silaturahmi. Kadang ada juga keluarga yang enggan mudik dengan alasan “ribet” dan macem-macem... padahal secara ekonomi dia mampu untuk menengok kampung halaman berbagi kisah dan semangat pada orang-orang kampung. Malah orang-orang kaum urban yang cenderung ada di kelas ekonomi bahwah, yang dibela-belain mudik. Hemh....ternyata ditengah-tengah kesadaran akan nilai silaturahmi masih hidup juga sikap-sikap pongah ala malin kundang yang enggan mengakui kampung halamannya. Subhanallah...begitu adil dunia ini Kau ciptakan!!!

Dulu waktu SMA, saya beberapa kali mengikuti program posko mudik bareng sama polresta Tegal. Wah..benar-benar pengalaman yang mengesankan. Pernah jaga di pantura, stasiun, terminal, dan pasar. Banyak kenyataan yang saya liat yang penuh dengan pelajaran. Malam lebaran pernah saya lalui bersama para pedagang di stasiun. Makan di samping gerbong kereta yang berjalan dengan cukup bising. Sungguh...ada sisi lain yang harus kita lihat untuk bisa membuat cara pandang kita luas. Bahwa hidup ini adalah perjuangan. Bahwa hidup ini adalah sebuah pencarian. Dunia bukanlah sebuah comfort zone....

Yeah..cerita tentang mudik-nya bagi2 ntar aja deh... sekarang nta lg mo siap-siap mudik nieh.... Setelah sekian bulan nggak pulang kampung..he3...

Met Mudik...

Oya, fenomena mudik seharusnya juga bisa jadi bahan evaluasi buat penerintah khususnya di bidang perhubungan. Wilayah Indonesia yang sangat majemuk berkonsekuensi pada tingginya tingkat mobilitas masyarakat. So, perlu ada langkah-langkah progresif di bidang perhubungan. Bravo Indonesia!!!

Title: Budaya Mudik.... " Buka Mata, Ini Nyata..Hanya di Indonesia"; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

1 comment:

Onezt said...

memang benerr.... budaya mudik hanyaa bisa ditemuin di INDONESIA saja ... oleh karnaa itu jangan mau kalo budaya mudik di klaim sama tetangga sebelah ....... lhoo ?!