Pages

Monday, October 19, 2009

Gals, jangan lupa mukena-mu!




Iqamah Dhuhur yang berkumandang beberapa menit lalu membuatku agak menyegerakan langkah menaiki tangga menuju tempat sholat perempuan. Ada helaan nafas ketika sampai di ujung tangga dan menyaksikan pemandangan disana. Namun,kutepis dan tak mau banyak berfikir, karena sholat akan dimulai.

Sudah kuduga, seusai sholat, seorang perempuan menghampiriku untuk meminjam mukena. Jujur, sebenarnya itu cukup mengganggu. Pernah nggak ya orang-orang itu berfikir bahwa mereka mengganggu hubungan oranglain dengan Tuhan, yang seharusnya sehabis sholat itu adalah jenak-jenak kita untuk bermunajat. Belum lagi kalau kita ingin menunaikan rawatib.

Satu hal yang mungkin jadi pertanyaan, kenapa sih nggak bawa mukena sendiri??? Toh itu adalah kebutuhan pribadi, dan kita tahu bahwa akan melewati waktu sholat, kenapa untuk hubungan antara kita dengan Tuhan kita tidak mempersiapkannya? Kenapa kemana2 kita bawa make-up,tapi hanya sekedar sepotong mukena, kita lalai membawanya?
Dulu waktu kecil, saya tinggal di sebelah mushola, saya pernah melihat bapak marah-marah pada beberapa jamaah wanita. Pasalnya disaat sholat sedang berlangsung, mereka malah ngobrol ketawa-tiwi sendiri, dengan alasan menunggu giliran mukena. Lalu,dengan nada agak keras, bapakku berkata: “ Kalau niat sholat, ya bawa mukena dari rumah donk!”


Waktu itu,aku sempat berfikir “ih pelit banget sih bapak, di mushola kan ada mukena, ya kita nggak usah repot-repot bawa mukena!”

Namun, ternyata itu pelajaran kecil bagiku yang mungkin awalnya aku hanya melakukannya sebatas sebuah kebiasaan. Lama-kelamaan aku berfikir, sholat adalah kebutuhan bukan kewajiban. Kita yang butuh akan sholat itu,maka kita sendiri yang tahu apa yang harus kita lakukan untuk kebutuhan kita.

Kalau kita butuh sholat, maka kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan itu. Mukena itu adalah pakaian yang sangat penting buat kita. Bahkan tingkat pentingnya lebih dari sekedar pakaian kita sehari-hari karena ini adalah pakaian kita untuk berkencan denganNya,Allah tidak menyuruh kita untuk menggunakan kemeja berkerah atau gaun mode terbaru, jilbab yang sedang trend. Tapi ketika menghadapNya, kita ada dalam kondisi bersih, santun dan sederhana. Pakaian sholat adalah pakaian khusus, kok dengan mudahnya kita kadang berfikir “ah gampang,bisa minjem orang lain”.

Waktu sholat adalah waktu privasi kita, harus terganggu oleh orang-orang yang untuk kebutuhannya sendiri dia enggan untuk membawanya. Di tempat-tempat ibadah memang disediakan peminjaman mukena, tapi itu kan ditujukan untuk musafir dan persediaannya terbatas. Kalau sebatas anak kos yang jarak antara kampus-kos/rumahnya tidak seberapa, dan sudah gede lagi! Sudah bisa tahu, apakah hari itu aktivitasnya akan melewati waktu sholat atau tidak, seharusnya bisa mempersiapkan donk!

Alasan repot kerap kali menjadi factor kita lupa membawa mukena. Padahal hanya satu stel pakaian,apalagi sekarang ada yang kemasan mini,praktis dibawa kemana-mana (lho,kok jadi promo ya???he3). Mungkin dari kita kadang berfikir, “wah kalo cowok enak ya, nggak usah repot-repot pake mukena”. Hemh… apa iya???

Gals, sholat itu nggak repot kok dan jangan dibuat repot. Inti pada sebuah pakaian sholat adalah suci dan menutupi aurat. Ketika sholat, pakaiannya sebenarnya sama saja dengan pakaian sehari-hari kita, kalau kita memaknai bahwa kebutuhan berpakaian adalah kebutuhan untuk menutupi aurat, bukan kebutuhan untuk bergaya. Kalau kita sudah terbiasa menutup aurat, maka ketika sholat juga tidak repot, asal kita juga harus tahu apakah pakaian kita masih bersih atau tidak. Laki-laki pun sebenarnya sama, bukan berarti karena pakaian mereka sudah menutup aurat, ketika mau sholat juga asal saja. Saya salut dengan beberapa ikhwan yang benar-benar menjaga toharoh, dengan mempersiapkan pakaian khusus untuk sholat untuk lebih berjagta-jaga ketika pakaiannya terkena najis.

Mukena itu kan salah satu “budaya” kita saja, karena di lingkungan masyarakat kita, kebanyakan perempuan belum mengenakan pakaian yang menutup aurat dengan benar.

Lepas dari itu semua, goresan ini hanya sebatas curahan hati untuk mencoba melakukan fungsi saudara sesame muslim,untuk saling mengingatkan. (nta)

Title: Gals, jangan lupa mukena-mu!; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

2 comments:

Anonymous said...

Saya berpendapat sepertimu, walau ku lelaki tapi saya bisa merasakanya.. Enyong like it

Anonymous said...

Saya berpendapat sepertimu, walau ku lelaki tapi saya bisa merasakanya.. Enyong like it..

By : H-san Ak