Pages

Tuesday, April 05, 2011

Indonesia Sebagai Lebih Dari Sebuah Batas Negara

Apa yang terbersit di pikiran anak muda ketika mereka diberikan kata ”Indonesia” atau ”nasionalisme”? Mungkin ada yang bilang bahwa nasionalisme adalah ketika Indonesia mampu menjadi finalis dalam liga sepakbola AFF. Ada jg jawaban bahwa ketika kita bicara Indonesia adalah Bali, reog ponorogo, batik, sate padang, dan lain-lain. Lebih heroik lagi adalah ketika bicara Indonesia adalah saat kemarahan kepada orang saudi arabia yang menganiaya TKI, atau bicara nasionalisme adalah saat harus memperjuangkan Indonesia ketika terlibat konflik dengan negara jiran. Jawaban-jawaban itu tidak salah walaupun tidak seratus persen benar. Lebih dari itu, bahwa nasionalisme tidak tersempitkan melalui batas-batas negara secara fisik atau kekayaan budaya yang harus dijaga eksistensinya. Indonesia memungkinkan para generasi muda untuk bicara lebih luas, dengan prinsip-prinsip yang bukan mengungkung nasionalisme itu sendiri tetapi justru menjadi kebanggaan di dada setiap pemuda. Maka, tak heran kita akan melihat semangat nasionalisme yang luar biasa dari warga negara Indonesia yang mungkin tidak bertempattinggal di Indonesia. Mereka mampu melihat Indonesia secara lebih objektif dan luas.

Begitu pula ketika kita membaca buku dengan judul ”Notes From Qatar” (#NFQ) yang dibesut oleh Muhammad Assad. Buku yang sederhana tetapi punya efek yang luar biasa buat anak muda yang mau membacanya. Sebenarnya #NFQ ini tak lebih dari sebuah catatan harian dari Assad selama berada di Qatar. Assad adalah anak muda cemerlang yang mendapatkan kesempatan untuk belajar di negeri jiran-Malaysia, mendapat full scholarship dari petronas dan melanjutkan studi master di Qatar Faculty of Islamic Studies (QFIS), Doha, dengan beasiswa penuh dari emir Qatar, His Highness sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani.

Menyadari bahwa dirinya diberi kesempatan untuk merasakan berbagai pengalaman serta meraih berbagai prestasi, Assad berkeinginan untuk membaginya kepada orang lain. Semangat, pengalaman, curahan hati-nya rajin ia sampaikan melalui sebuah blog www.muhammadassad.wordpress.com . Kemudian dari beberapa tulisan di blog tersebut ia ajukan ke penerbit dan lahirlah sebuah buku cantik dengan judul ”Notes From Qatar”.


Melihat tulisan-tulisannya, buku ini tidak terlihat sebagai sebuah proyek ambisius, walaupun Assad sendiri mengakui bahwa buku ini adalah salah satu mimpi besarnya. Assad dengan gaya khas anak muda, sangat lincah untuk menyampaikan curahan ide dan perasaannya mengenai banyak fenomena tanpa ada sedikitpun kesan menggurui.

Hal yang sangat patut diacungkan jempol pada buku ini adalah kemampuan Assad untuk berkomunikasi dengan pembaca, baik melalui blog maupun setelah menjadi buku. Buku ini juga menyiratkan semangat religiusnya, dan disetiap bab tulisannya selalu diselipkan ayat Al-Quran dan atau al-hadits. Namun buku ini jauh dari kesan sebagai sebuah buku bacaan agama. Sekali lagi, Assad patut mendapatkan acungan jempol dalam pengemasan isi buku ini. Tanpa ada kesan sebagai sebuah textbook agama atau motivasi, terlihat ringan seperti buku catatan harian luar biasa, namun didalamnya Assad seperti mengajak komunikasi para pembacanya.

Tanpa menafikan isinya yang memang berbobot, untuk menjadi sebuah fenomenal, buku ini tak kekurangan daya tarik. Mulai dari foreword yang diberikan oleh Her Highness Sheikha Mozah bint Nasser Al-Missned yang merupakan first lady of Qatar. Kita bisa membaca sambutannya pada halaman-halaman awal, bersanding juga dengan beberapa sambutan lain dari mantan wapres Jussuf Kalla, pengusaha Sandiaga Uno, Motivator Ery Ginandjar Agustian, dan lain-lain. Tak ketinggalan pula endorst yang diberikan oleh beberapa tokoh dari mulai tokoh politik seperti Yuddi Chrisnandi hingga kalangan selebritis seperti Marshanda semua turut hadir dalam buku ini.

Assad mencoba direpresentasikan sebagai anak muda Indonesia. Tulisan-tulisannya khas anak muda Indonesia. Tidak ada kesan hedon, kebarat-baratan, atau bahasa yang terlalu muluk menggapai langit. Assad tetaplah seorang Indonesia yang sederhana, beberapa kebiasaan yang ada dalam cerita-ceritanya juga khas mahasiswa Indonesia, seperti ngirit uang saku, makan mie rebus, dan lain-lain. Disinilah kita akan melihat pandangan luar biasa seorang anak muda tentang Indonesia. Bahwa berbicara Indonesia maka kita bicara prestasi, berbicara nasionalisme adalah bicara tentang mimpi dan kontribusi. Berbicara semua itu tidak bisa dibatasi oleh hal-hal seperti batas negara. Assad telah menunjukan kepada dunia tentang Indonesia. Bukan sekedar kita mampu mempertahankan kemenangan Indonesia hingga titik darah penghabisan, tetapi pertempuran yang nyata kini adalah bagaimana bangsa ini memiliki sebuah bargaining position yang nyata di tingkatan dunia. Assad telah memberikan contohnya dan ingin sekali menginspirasi para pejuang muda Indonesia yang lainnya, untuk memandang Indonesia secara luas.

Namur perla disayangkan bahwa ide tulisan dalam buku ini masih tersebar. Khas sebuah buku harian. Dari mulai topik beasiswa kuliah di luar negeri sampai tentang idul adha, semua ada dan tertuang dalam buku ini untuk berbagi cerita dan inspirasi. Untuk sebagian anak muda, hal ini hanya akan bisa sampai batas kekaguman. Bahwa kita punya Muhammad Assad yang bisa dibanggakan dan menginspirasi. Maka buku ini sebagai stimulan atas semangat yang akan muncul pada pembaca. Untuk follow up , tentu saja pembaca harus menyusun langkah berikutnya. Buku ini menjadi sebuah energi potensial yang membangkitkan semangat juang generasi muda bangsa, untuk bisa selalu optimis, giat berusaha, dan mengiringinya dengan semangat ruhiyah, seperti tagline yang ada di cover buku ini yaitu ”Positive, Persistence, Pray”.

















Data Buku,

Judul Buku : Notes From Qatar; Positive, Persistence,Pray
Penulis : Muhammad Assad
Penerbit : PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia-Jakarta
Cetakan : Pertama, Januari 2011
Isi : xxvii + 312 halaman
ISBN : 978-979-27-9194-5
Harga : Rp 62.800,00

Peresensi :
Shinta arDjahrie
Penulis lepas, member Forum Indonesia Muda (FIM), penggiat beberapa organisasi kepemudaan dan mahasiswa,berlatarbelakang pendidikan jurusan Ilmu Budaya UNSOED, saat ini berdomisili di Tegal-Jawa Tengah.

Cover buku :
Title: Indonesia Sebagai Lebih Dari Sebuah Batas Negara; Written by Shinta ar-djahrie; Rating: 5 dari 5

No comments: