Pages

Sunday, July 10, 2011

Beres-Beres

Lagi pengen menata lagi  blog yang mungkin udah agak lama gak ditengok. Sekaligus lagi ngerjain satu blog lagi yang isinya sebenarnya buat memindahkan file-file resensi buku dan film yang ada di laptop.hehe.

Kenapa milih template baru ini?? gak ada alasan pasti. pas lagi browsing, trus nemu..suka ya udah pake. gak mau ribet-ribet lagi urusan template..usahain sesimple mungkin. tapi gambar di header emang kadang-kadang suka nggak muncul?? entahlah..lagi males ngutak-atik.

Selamat menikmati..mari berbagi..^_^
Read more ...

Pembenahan Perpusda Untuk Tegal Cerdas 2011




Kecerdasan mungkin identik dengan nilai kognitif atau point IQ seseorang. Kurang disadari bahwa cerdas sebenarnya adalah sebuah budaya, bukan sekedar diukur dari nilai atau prestasi-prestasi yang diraih. Penciptaan lingkungan yang mampu menstimulasi adanya budaya masyarakat yang cerdas, itulah yang perlu dilakukan ketika pemerintah kota Tegal mencanangkan tema “Tegal Cerdas 2011”.

Tentu saja mewujudkan masyarakat cerdas harus disokong dengan proses pendidikan yang berkualitas.Program pendidikan yang dicanangkan bukan semata jenjang sekolah formal saja melainkan bagaimana masyarakat mampu mengembangkan diri melalui kekayaan literasi yang dimiliki. Dengan menyediakan informasi, masyarakat dapat memberitahukan kepada diri mereka sendiri tanpa suatu paksaan tentang berbagai isu muktahir. Masyarakat dapat memberdayakan diri mereka sendiri dengan mendapatkan berbagai informasi yang sesuai tugas atau pekerjaan masing-masing. Aktivitas ini dapat terfasilitasi dengan adanya perpustakaan. Tentu saja perpustakaan dengan pengelolaan yang baik. Dengan kata lain, melalui perpustakaan diharapkan akan terbentuk statu masyarakat yang terinformasi dengan baik, berkualitas, dan demokratis. Pentingnya peran  perpustakaan ini, maka tak berlebihan jika dapat disebut sebagai centre of learning dalam dunia pendidikan.

Perpustakaan Daerah Tegal memiliki gedung yang cukup besar dan masih baru setelah pindah dari tempatnya yang lama. Menempati gedung baru berlantai dua di daerah Mangkukusuman, gedung perpustakaan yang digabung dengan  kantor arsip tersebut cukup mudah dijangkau oleh masyarakat terutama pelajar. Melihat perpustakaan, kita akan melihat harapan bahwa banyak anak muda yang memiliki semangat belajar tinggi berkumpul disana. Tetapi nampaknya keberadaan perpustakaan tidak terasa di masyarakat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini.

Read more ...

Memaknai Spirit Perdamaian Pada Persaudaraan Tarekat Indonesia – Maroko





Tak sedikit yang memungkiri bahwa ketika mendengar kata “sufi” maka akan terasosiasikan dengan beberapa hal yang berbau kearab-araban. Mungkin kita akan membayangkan padang pasir, orang-orang berjubah, berjenggot, naik unta, dan lain sebagainya. Sufi, sufisme, tasawuf, tarekat memang belum mampu menjadi semacam trend yang diakui global oleh masyarakat. Sufi memang kadang menyiratkan sebuah kemisteriusan, karena mungkin sufi adalah sebuah jalan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, sufi bagi para penganutnya adalah sebuah jalan yang memberikan ruang privasi seluas-luasnya dan sedekat-dekatnya dengan Tuhan.

Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara seseorang berada sedekat mungkin dengan Allah swt. Kaum orientaalis Barat, menyebutnya sufisme, dan bagimeraka kata sufisme khusus untuk mistisme dalam Islam. Thariqat berarti jalan raya (road) atau jalan kecil (gang, path). Kata thariqat secara bahasa dapat juga berarti metode, yaitu cara yang khusus mencapai tujuan. Secara terminologi, istilah kata thariqat berarti jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah swt. Kemudian digunakan untuk menunjuk suatau metode psikologi moral untuk membimbing seseorang mengenal Tuhan. [1]

Read more ...

Huruf 'ain Untuk Seli

(ini postingan lama, tapi belum kupost di blog, karena dalam beberapa minggu kedepan kayaknya mo ketemu Seli dkk, jadi inget note ini jd kurepost di blog.., )^_^

Dea, tata, dan Seli adalah adik-adik baru saya selama kurang lebih dua pekan ini. Dea seorang gadis manis yang sudah duduk di bangku kelas dua SD, sedangkan tata-adik dea- masih bermain di TK “nol kecil”. Selly lebih senior dibanding keduanya, karena dia sudah duduk di bangku kelas lima SD. Bersama ghafra, rafi, dan Sukma, mereka semua adalah adik-adik yang kebetulan saya ajar privat mengaji Al-Quran. Diantara mereka semua, tentu saja Selly yang sudah ada di tingkatan lanjut (sudah Iqra 2). Pertemuan terakhir kemarin cukup memakan waktu lama, karena saya baru mendengar bacaan sally pada rangkaian huruf hijaiyah yang mengandung huruf “’ain”.

Dalam dialek Banyumas, bunyi ‘a lebih familiar dilafalkan dengan bunyi “nga”. Jadi yang akan kita dengarkan bukan ‘a, tapi “nga”. Bukan surat “Al-‘ala” tapi “Al-ngala”. Bukan “Waalaikumsalam” tapi “Ngalaikumsalam”. kata "alamin" jadi berbunyi "ngalamin" . Sebenarnya ini bukan hal baru yang kita dengar. Dalam konteks dialek lain, kita akan mendengar potongan lafadz istighfar menjadi berbunyi “astaghfirullahaladjim”, atau kadang-kadang kita juga mendengar lafadz takbir terdengar “Allahu-ekbar”. Serta banyak contoh-contoh lain yang terjadi dalam masyarakat sekitar kita.

Read more ...

Benah Rumah Sehati : Pendar Senyum di Hati pak Faqih

“Terima Kasih ya mas, semoga bisa bermanfaat …..”

Itulah sebuah kalimat tulus nan merendah yang terucap dari seorang Abdul Faqih setelah rumahnya berhasil dibenahi oleh LAZIS MAFAZA. Pria Paruh Baya asal Ponorogo ini memiliki aktivitas keseharian mengajar ngaji di rumahnya di Desa Baseh Kecamatan Kedung Banteng. Tadinya Faqih sering dipusingkan dengan masalah atap rumahnya yang sering bocor, atau tiang penyangga rumahnya yang sudah mulai lapuk. Rumah yang sudah “tua” itu disana-sini mulai terlihat butuh diperbaiki, sekedar untuk melengkapi syarat sebuah rumah untuk berlindung dari hujan dan panas. Kendala pun hadir, bahwa untuk memperbaiki rumahnya itu tentunya butuh dana yang tidak sedikit.

Selain mengajar ngaji, pak Faqih bekerja serabutan. Beliau bekerja ketika ada tetangga yang memintanya membantu membangun rumah sebagai buruh bangunan, atau ketika musim tanam padi tiba saat tetangganya meminta beliau menjadi buruh taman padi. Dengan penghasilan rata-rata tidak lebih dari Rp. 30.000,- menjadi sulit bagi nya untuk memikirkan membangun rumah yang besar alias rumah“gedong”.Dengan doa serta ketulusan para muzzaki yang menyalurkan hartanya melalui LAZIS MAFAZA, Alhamdulillah rumahnya kini telah nampak jauh lebih baik dan tertata plus sebuah bonus Al Qur’an baru yang cantik dan menawan. Dengan bijak beliau berharap bahwa perubahan yang ada pada rumahnya ini semoga meningkatkan semangat belajar anak didiknya yang beliau bina. Terbayang saat beliau harus mengajar dengan hanya mengandalkan penerangan lampu 5 watt di ruang tengah rumahnya. Tanpa mengeluh atau merasa bosan beliau mengajari anak-anak disetiap Ba’da Maghrib hingga adzan Isya berkumandang. Kesibukan beliau di dasari niat yang kuat danpeduli pada pentingnya pembinaan kepada anak-anak sebagai bekal mereka sebelum menjadi dewasa dan terjun ke masyarakat. Bekal ilmu di TPA yang beliau ajarkan merupakan titik awal lahirnya orang-orang hebat disekitar kita.
Read more ...